Womanindonesia.co.id – Saat teknologi dan kesehatan berpadu, lahirlah inovasi yang menjawab tantangan zaman. Zwitsal bersama Alfamidi mengubah wajah posyandu tradisional menjadi sarana edukasi modern lewat program “Posyandu Zwitsal”. Program ini bukan hanya tempat penimbangan dan suntik imunisasi, melainkan titik temu antara ibu, tenaga medis, dan edukasi tentang kesehatan kulit anak yang kerap terabaikan.
Program ini bukan sekadar program sosial tahunan. Di balik konsepnya, tersembunyi urgensi besar: masalah kulit kini menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi pada bayi dan balita di dunia. Dengan menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) serta divisi dermatologi anak FKUI-RSCM, Zwitsal menyasar akar masalah ini dengan cara edukatif, interaktif, dan mudah dijangkau para ibu, khususnya di era digital.
“Masih banyak ibu yang belum menyadari bahwa tangisan bayi yang tidak berhenti bisa jadi bukan hanya karena lapar atau popok basah, tapi bisa disebabkan rasa gatal atau iritasi di kulitnya,” jelas dr. Andina Christinawati R, Sp. A, M. Kes dalam sesi talkshow Posyandu Zwitsal di Alfamidi Super Botanica, Bintaro.
Melalui kampanye ‘4 Langkah AKSI’, ibu didorong untuk:
- Mengecek ruam atau lecet di area sensitif,
- Memeriksa tekstur kulit Si Kecil,
- Memastikan tidak ada luka tersembunyi,
- Mengenali reaksi tangisan saat disentuh di area tertentu.
Langkah ini sederhana, namun dapat mencegah berbagai penyakit kulit kronis bila dilakukan secara rutin minimal sebulan sekali.
“Zwitsal selalu percaya bahwa sentuhan ibu adalah awal dari perlindungan terbaik. Karena itu, kami ingin lebih banyak ibu bisa mengenali gejala kulit lebih dini dan tahu harus bertindak seperti apa,” kata Niken Kinanti Suryanto, Senior Brand Manager Zwitsal.
Menariknya, tahun ini “Posyandu Zwitsal” menggandeng Alfamidi sebagai mitra retail strategis. Bukan tanpa alasan, menurut Retriantina Marhendra selaku Corporate Communication Manager Alfamidi, kolaborasi ini mendukung misi perusahaan untuk menyebarkan program “Edukasi Keluarga Balita” secara masif.
“Tidak semua ibu punya akses ke dokter kulit anak. Di sinilah peran Alfamidi sebagai penghubung. Kami berharap edukasi bisa hadir di tempat yang paling ibu sering kunjungi: toko kelontong dan ritel,” ujar Retriantina.
Selain edukasi langsung di toko, program ini juga dilengkapi layanan konsultasi kulit gratis “Zwitsal Konsultasi Happy Skin” melalui WhatsApp. Para ibu dapat berkonsultasi secara online dengan dokter tanpa harus antre di rumah sakit. Layanan ini menjadi solusi cepat saat Si Kecil tiba-tiba mengalami ruam atau alergi, khususnya bagi ibu yang tinggal di daerah dengan akses medis terbatas.
Bukan hanya para ahli, para figur publik juga turut ambil bagian dalam kampanye ini. Sabrina Anggraini, seorang mompreneur dan podcaster ternama, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran “Posyandu Zwitsal”.
“Sebagai ibu baru, jujur masih banyak hal yang belum aku tahu. Ternyata kulit bayi itu 30% lebih tipis dan tiga kali lebih rentan daripada kulit orang dewasa. Sekarang aku tahu kenapa penting banget untuk cek kulit Launa rutin, apalagi sudah ada panduan AKSI dan dokter yang bisa diakses kapan aja,” ujar Sabrina sambil menggendong putrinya.
Hingga kini, program “Posyandu Zwitsal” telah menjangkau lebih dari 6.200 ibu dan anak secara langsung dan lebih dari 35 juta ibu melalui platform digital sejak dimulai pada 2023. Tahun ini, targetnya adalah menjangkau 2.400 peserta secara offline dan lebih dari 30 juta ibu melalui edukasi online selama Juli hingga Agustus 2025.
Momen ini juga menjadi bukti bahwa brand seperti Zwitsal bukan hanya menjual produk, tetapi hadir sebagai mitra tumbuh kembang keluarga Indonesia. Dengan kampanye yang terstruktur, kolaborasi lintas sektor, serta pendekatan modern melalui WhatsApp dan media sosial, edukasi menjadi lebih menyenangkan dan mudah diakses.
Ke depan, program ini akan diperluas secara berkelanjutan. Alfamidi berkomitmen untuk menghadirkan edukasi kesehatan kulit anak setiap bulan di seluruh cabang toko mereka, sementara Zwitsal membuka pintu kolaborasi dengan lebih banyak pihak demi satu tujuan: membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan memiliki kulit sehat sedari dini.
“Karena kulit sehat bukan hanya soal penampilan, tapi juga fondasi penting dalam tumbuh kembang anak,” tutup Niken dengan penuh harap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News