Womanindonesia.co.id – Apa yang terjadi jika anak mengalami anemia atau gangguan penglihatan? Ternyata bukan hanya tubuh yang terdampak, tapi juga cara berpikir, mengingat, dan memahami pelajaran di sekolah. Inilah pesan penting dari dua studi terbaru yang dipresentasikan dalam Study & Symposium Supported by Danone, bagian dari rangkaian INA Nutri Symposium 2025 yang digelar oleh Indonesia Nutrition Association (INA).
Melalui pendekatan ilmiah dan data yang aktual, simposium ini mengajak para orang tua, guru, dan pemangku kebijakan untuk melihat lebih dekat sisi tak terlihat dari masalah kesehatan anak – fungsi kognitif, khususnya memori kerja, yang menjadi kunci dalam proses belajar.
Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan bersama Indonesian Health Development Center (IHDC) menemukan hubungan nyata antara anemia akibat defisiensi zat besi dengan penurunan fungsi memori kerja.
“Melalui studi yang melibatkan 335 anak usia sekolah dasar di Jakarta, ditemukan bahwa sekitar 19,7% anak mengalami anemia dan 22,1% memiliki gangguan kerja memori. Anak dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah secara signifikan menunjukkan performa memori kerja yang lebih buruk. Ini menunjukkan bahwa anemia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berdampak nyata pada fungsi kognitif dan kemampuan belajar anak,” ujar dr Ray yang memiliki platform edukasi di akun instagram @ray.w\.basrowi pada Minggu (27/7).
Lebih lanjut, dr. Ray mengungkap bahwa anak-anak dengan gangguan memori kerja memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan mereka yang tidak. Tidak hanya itu, anak dengan kondisi stunting pun tercatat memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami gangguan memori kerja menandakan bahwa malnutrisi masa dini memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan otak.
Di sisi lain, studi dari IHDC juga menyoroti gangguan penglihatan sebagai masalah kognitif yang tersembunyi. Menurut Dr. Kianti R. Darusman, M.Sc., PhD, Director Kemitraan IHDC, gangguan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme yang tidak ditangani tepat, bisa memperlambat daya tangkap anak saat belajar di sekolah.
“Sebab sebagian besar aktivitas belajar di sekolah bersifat visual, anak dengan penglihatan terganggu perlu berusaha lebih keras untuk memahami informasi. Hal ini dapat menurunkan efisiensi memori kerja dan berdampak pada kemampuan belajar secara keseluruhan,” jelas Kianti.
Meskipun hubungan antara gangguan penglihatan dan memori kerja belum signifikan secara statistik, studi menunjukkan bahwa 19,5% anak yang mengalami gangguan penglihatan juga menghadapi masalah pada memori kerja mereka. Tak hanya itu, mereka juga memiliki nilai akademik lebih rendah dibandingkan anak dengan penglihatan normal.
Studi ini menyiratkan satu pesan penting: kemampuan belajar anak bukan hanya bergantung pada kurikulum atau cara mengajar, tetapi juga pada kondisi tubuh dan kesehatannya secara keseluruhan. Memori kerja, kemampuan menyerap dan mengolah informasi dalam jangka pendek, sangat rentan terganggu bila anak kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, protein, dan lemak.
Anemia, menurut WHO, memengaruhi sekitar 25% anak usia sekolah di dunia. Dan dalam konteks Indonesia, kondisi ini bisa diperburuk oleh rendahnya asupan protein dan lemak pada anak usia sekolah. Hal ini membuat intervensi nutrisi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak khususnya melalui program berbasis sekolah.
Melalui studi ini, Danone Indonesia memperkuat posisinya sebagai pelaku industri yang tak hanya fokus pada produk, tetapi juga riset ilmiah dan kolaborasi. Dengan pendekatan berbasis edukasi dan kemitraan strategis, Danone berkomitmen mendukung pemerintah dalam mengatasi stunting dan mencegah anemia di kalangan anak Indonesia.
Dukungan ini juga mencerminkan misi besar perusahaan: menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas, mulai dari meja makan hingga ruang kelas. Dan lewat simposium ini, pesan penting itu disampaikan bahwa fungsi otak dan potensi belajar anak dimulai dari apa yang mereka makan dan bagaimana tubuh mereka dijaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News