Womanindonesia.co.id — Di tengah tantangan pemenuhan gizi bayi dan balita, para kader PKK di berbagai daerah kembali menunjukkan peran pentingnya sebagai motor penggerak edukasi keluarga. Hal ini terlihat dalam penyelenggaraan Lomba Kreasi Lahap Makan SUN, yang digelar SUN—brand makanan pendamping ASI dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Tidak hanya menjadi ajang kreativitas menu MPASI, kegiatan ini juga mempertegas bahwa kader PKK adalah ujung tombak pembawa perubahan perilaku makan anak melalui edukasi gizi yang berkelanjutan.
Lebih dari 300 kader PKK dari enam provinsi bergabung dalam kegiatan ini, mulai dari Lampung hingga Sulawesi Selatan. Menggandeng para kader yang selama ini dekat dengan komunitas ibu di akar rumput, SUN memperkenalkan penerapan 3 Metode Lahap Makan ala SUN—rangkaian panduan praktis untuk membantu anak makan lebih lahap, mencegah GTM (Gerakan Tutup Mulut), dan memastikan kecukupan gizi sejak usia MPASI.
Robert Arifin, Kepala Divisi Nutrition and Special Foods PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, menegaskan komitmen ini.
“Gerakan Tutup Mulut masih menjadi tantangan utama para ibu saat memberikan MPASI. Melalui 3 Metode Lahap Makan ala SUN, SUN menghadirkan solusi praktis agar ibu dapat menyajikan menu bergizi sekaligus membangun pengalaman makan yang positif bagi anak. Bersama para ibu kader PKK, edukasi ini kami wujudkan lewat Lomba Kreasi Lahap Makan SUN untuk memperkuat peran mereka sebagai pendamping para ibu. Kami terus berkomitmen untuk menjadi sahabat ibu dalam menghadirkan kreasi MPASI bergizi seimbang dengan rasa yang sesuai selera anak Indonesia.”
Keistimewaan lomba ini bukan hanya pada kreativitas menu, melainkan pada bagaimana para kader ditempa untuk menjadi Duta Lahap Makan—figur yang diharapkan mampu memperluas edukasi gizi di wilayah masing-masing. Dengan pendekatan langsung kepada keluarga dan kelompok ibu, kader PKK dianggap sebagai jembatan paling efektif dalam mengubah kebiasaan makan anak.
Pada babak final yang digelar di Modena Culinaria Jakarta, enam kelompok terpilih dari 114 kelompok peserta berkompetisi menyajikan menu MPASI untuk tiga kelompok usia dalam waktu satu jam. Mystery ingredient berupa aneka ikan dipilih sebagai dukungan pada ketersediaan protein hewani lokal yang kaya gizi.
Salah seorang finalis asal Jawa Barat, Lia Yuliasri David, menyatakan kebanggaannya bisa berkontribusi.
“Acara ini luar biasa sekali. Saya sebagai kader merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi, khususnya untuk mendorong para ibu yang memiliki balita, agar dapat mengembangkan kreasi menu MPASI menggunakan SUN dan bahan-bahan yang mudah didapatkan di rumah. Harapannya, supaya anak-anak di wilayah saya bisa semakin baik gizinya.”
Nantinya, para finalis yang ditetapkan sebagai Duta Lahap Makan SUN akan dibekali toolkit edukasi berisi panduan dan inspirasi menu sederhana, terjangkau, dan sesuai prinsip 3 Metode Lahap Makan ala SUN. Mereka menjadi perpanjangan tangan edukasi yang dapat mempengaruhi lebih banyak keluarga dalam membangun kebiasaan makan sehat.
Dalam acara ini hadir pula Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., yang bertindak sebagai juri. Ia menegaskan bahwa MPASI ideal tidak harus rumit—yang terpenting adalah seimbang, sesuai tekstur usia, dan berbasis pangan lokal.
“Menu MPASI tidak harus rumit. Yang terpenting adalah bisa menyajikan MPASI yang bergizi seimbang, teksturnya sesuai usia, tentunya dengan memanfaatkan pangan lokal yang mudah didapatkan dan rasanya disukai anak,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kecukupan zat besi pada masa MPASI.
“Mulai usia 6 bulan, kebutuhan zat besi bayi melonjak hingga sekitar 11 mg per hari, sementara dalam ASI hanya tersedia sekitar 3%-nya, jadi masih kurang 97% lagi yang harus disediakan MPASI. Adanya gap (celah/kesenjangan) yang besar inilah membuat orang tua harus lebih cermat memilih bahan makanan yang bergizi. Contohnya seperti bahan utama hari ini yaitu ikan kembung dan lele yang kaya zat gizi, harganya terjangkau, dan mudah didapat, kemudian dikombinasikan dengan MPASI fortifikasi yang tinggi zat besi,” jelasnya.
Kehadiran Alyssa Soebandono memberi sentuhan inspiratif. Sebagai seorang ibu, ia memahami betul tantangan menjaga semangat makan anak.
“Setiap anak itu berbeda, dan rasa bosan pada makanan pastinya sering terjadi. Karena itu, sebagai orang tua kita perlu pintar-pintar memvariasikan MPASI setiap hari agar anak tetap semangat makan. Saya sendiri berusaha mengenalkan rasa dengan mengombinasikan bahan-bahan makanan yang ada di rumah, lalu saya padukan dengan SUN yang mudah dikreasikan dan gizinya lengkap, terutama tinggi zat besi yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak-anak kita. Dengan cara ini, saya merasa lebih tenang meski porsi makannya masih kecil. Ketika keduanya dipadukan, hasilnya jadi lebih padat gizi, tetap lezat, dan biasanya lebih mudah diterima anak,” ungkap Alyssa Soebandono.
Penunjukan para finalis sebagai Duta Lahap Makan bukan sekadar seremoni, tetapi langkah strategis memperluas dampak edukasi gizi. Dengan jejaring kader PKK yang tersebar luas, pesan tentang pentingnya variasi MPASI dan pemenuhan zat besi dapat menjangkau lebih banyak keluarga.
Robert Arifin kembali menekankan visi jangka panjang SUN.
“Selama lebih dari 30 tahun, SUN telah dipercaya para ibu di Indonesia dalam menemani langkah awal si Kecil belajar makan. Kepercayaan ini mendorong kami untuk terus berinovasi menghadirkan produk MPASI yang praktis, aman, dan bergizi. Kami juga percaya bahwa bersama para ibu kader, kita dapat membangun kolaborasi yang lebih luas untuk terus mengedukasi para orang tua, sehingga anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan cerdas, serta kelak menjadi generasi pemimpin yang siap mewujudkan Indonesia Emas,” tegas Robert Arifin.
Dengan produk yang telah tersertifikasi BPOM, memenuhi standar Codex Alimentarius, serta diperkaya Esenutri tinggi protein, zat besi, dan omega 3 & 6, SUN terus memperkuat posisinya sebagai mitra para ibu dan kader di lapangan memberikan ketenangan sekaligus bekal nutrisi terbaik untuk generasi masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News








