Womanindonesia.co.id – Perayaan Bakti Indonesia 2025 yang digelar di Pura Agung Besakih, Bali, tidak hanya menjadi simbol keberagaman dan kebhinnekaan, tetapi juga ruang bersama untuk merawat kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Pada hari kedua, rangkaian Healthy Talk menghadirkan edukasi seputar kesehatan mata, mental, hingga gigi sebagai pengingat bahwa kesehatan adalah fondasi kebahagiaan sekaligus perekat kebersamaan masyarakat.
Ketua Pelaksana Bakti Indonesia 2025, Iman Usmansjah, menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni tahunan. “Bakti Indonesia bukan sekadar acara seremonial, melainkan gerakan untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat melalui edukasi kesehatan, aksi sosial, dan pesan kebhinnekaan,” ujarnya dalam sambutan.
Sesi pertama menghadirkan dr. Ayu Setia dari RS Mata Bali Mandara. Ia menyoroti dampak penggunaan gawai berlebihan terhadap kesehatan mata, mulai dari mata kering hingga cepat lelah.
“Rendahnya asupan vitamin A, C, dan E juga mempercepat penurunan kesehatan mata, sementara gaya hidup yang tidak teratur kurang tidur hingga pola makan tidak seimbang semakin memperburuk kondisi,” jelasnya.
dr. Ayu juga membagikan tips sederhana seperti aturan 20-20-20, konsumsi makanan bergizi, pencahayaan ruangan yang cukup, hingga pemeriksaan rutin terutama bagi penderita diabetes dan hipertensi.
Pembahasan berlanjut pada topik kesehatan mental yang dipandu oleh psikolog dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Jayabaya.
Menurut Dra. Sita Rostiawati, M.Si, tanda gangguan mental bisa dikenali dari rasa cemas berlebihan, gangguan tidur, menurunnya nafsu makan, hingga munculnya pikiran melukai diri sendiri. Ia menegaskan, “Seseorang dengan mental sehat mampu menyesuaikan diri dengan kondisi internal maupun eksternal, berpikir logis, menjaga interaksi positif, serta memiliki emosi yang stabil.”
Sementara itu, Dra. Lenny Kendhawati, M.Si menekankan pentingnya keluarga. “Pembinaan keluarga sehat secara mental dimulai sejak pasangan menikah, lalu berkembang seiring hadirnya anak-anak, remaja, hingga lansia. Setiap fase membutuhkan perhatian dan adaptasi,” katanya.
Sesi terakhir menghadirkan edukasi kesehatan gigi dari drg. Novia Wiyono, Sp. Perio dan drg. Irfan dari CS Dental. Menurut drg. Novia, senyum yang sehat tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri, tetapi juga berdampak pada produktivitas kerja.
Ia menekankan pentingnya kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan pasta gigi berfluoride, membatasi makanan manis, serta pemeriksaan gigi rutin. “Senyum bukan hanya ekspresi kebahagiaan, tetapi juga cerminan kesehatan yang memengaruhi kepercayaan diri dan produktivitas,” tuturnya.
Melalui rangkaian diskusi ini, Bakti Indonesia 2025 memperlihatkan bahwa kesehatan bukan hanya isu medis, tetapi juga jembatan kebersamaan lintas agama dan generasi. Dari menjaga mata di era digital, memperkuat peran keluarga dalam kesehatan mental, hingga merawat senyum yang membawa produktivitas, semua menyiratkan satu pesan: kesehatan adalah kunci kebahagiaan dan persatuan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News