1. Menekankan
Stres tampaknya terkait erat dengan bruxism tidur, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah stres menyebabkan bruxism atau sebaliknya. Satu studi terhadap balita menemukan bahwa mereka yang menghadapi peristiwa stres lebih mungkin mengalami bruxism saat tidur.
Untuk anak-anak usia sekolah, bruxism mungkin merupakan cara untuk mengatasi stres7pekerjaan rumah, tugas, dan mendapatkan nilai bagus.
Para peneliti telah menemukan tingkat stres yang dilaporkan sendiri yang lebih tinggi serta hormon yang berhubungan dengan stres pada orang dengan bruxism tidur, meskipun penelitian tambahan telah gagal untuk mereplikasi temuan ini.
2. Kecemasan
Meskipun penelitian tidak meyakinkan, ada beberapa bukti hubungan antara tingkat kecemasan dan bruxism tidur pada anak-anak. Anak-anak yang secara alami gelisah dan yang lebih khawatir tentang berhasil di sekolah tampaknya lebih mungkin untuk terlibat dalam bruxism.
Para peneliti mencatat bahwa gejala dapat berkembang dari waktu ke waktu saat anak-anak berkembang, yang mungkin mengapa hubungannya tidak terlihat pada pandangan pertama. Misalnya, balita yang mengalami kecemasan perpisahan yang lebih parah lebih mungkin untuk mengembangkan bruxism tidur di sekolah dasar.

3. Gangguan Tidur dan Kesehatan Mental Lainnya
Seiring dengan stres dan kecemasan, bruxism tampaknya lebih banyak terjadi pada anak-anak dengan kondisi tertentu lainnya, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau migrain. Bruxism juga berjalan seiring dengan gangguan tidur, termasuk parasomnia, mendengkur, dan gangguan pernapasan terkait tidur. Namun, sulit untuk mengatakan apakah ini merupakan penyebab atau efek dari kertakan gigi di malam hari.
4. Masalah Gigi
Bruxism lebih sering terjadi pada anak-anak dengan gigi yang tidak sejajar dan mereka yang memakai peralatan ortodontik cekat. Namun, menurut American Academy of Sleep Medicine, tidak ada cukup bukti untuk mengkonfirmasi masalah gigi sebagai penyebab bruxism. Bruxism juga lebih sering terjadi pada orang yang bernapas terutama melalui mulut.
5. Asap Bekas
Asap rokok adalah faktor risiko lain untuk mengembangkan bruxism di masa kecil. Penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok dalam jumlah sedang sekalipun meningkatkan risiko bruxism pada anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News