Womanindonesia.co.id – Tren perdagangan derivatif crypto di Indonesia semakin menunjukkan geliat positif. Namun, volatilitas pasar yang tinggi kerap menjadi tantangan besar, khususnya bagi trader pemula yang baru menjajaki instrumen berisiko tinggi ini. Melihat fenomena tersebut, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) memperkenalkan inovasi terbaru di platform Pintu Futures berupa fitur Price Protection dan Stop Order, yang dirancang tidak hanya untuk trader berpengalaman, tetapi juga untuk melindungi pemula dari risiko besar.
Head of Product Marketing PINTU, Iskandar Mohammad menjelaskan, fitur Price Protection memberikan lapisan keamanan tambahan bagi pengguna ketika mengeksekusi transaksi.
“Fitur Price Protection memungkinkan pengguna memilih batas maksimum slippage (0,2%, 1%, atau 2,5%) saat mengeksekusi market order. Tujuannya untuk melindungi trader dari eksekusi order di luar batas harga wajar, terutama ketika market ‘loncat’ akibat perbedaan likuiditas di order book atau pergerakan harga mendadak. Dengan adanya fitur ini, trader bisa terhindar dari kerugian akibat ‘price spike’ atau ‘price crash’ sesaat, sekaligus merasa lebih aman saat trading di kondisi pasar yang volatile,” ungkap Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/8).
Sementara itu, fitur Stop Order memberi kemudahan bagi trader yang tidak bisa terus-menerus memantau pergerakan harga.
“Selain itu, fitur Stop Order membantu pengguna masuk posisi otomatis saat harga menyentuh level yang telah ditentukan, sehingga tidak perlu memantau chart 24/7. Dalam fitur Stop Order terdapat dua jenis yakni, Stop Market, di mana order menjadi market order setelah trigger price tercapai dan langsung dieksekusi di harga pasar; serta Stop Limit, di mana order menjadi limit order setelah trigger price tercapai dan hanya dieksekusi di harga limit atau lebih baik. Dengan mengatur trigger price dan order price, trader bisa memanfaatkan momentum pasar crypto di berbagai kondisi,” lanjut Iskandar.
Kehadiran kedua fitur ini dinilai relevan dengan kondisi pasar Indonesia. Data dari Bursa Kripto CFX menunjukkan bahwa sepanjang semester pertama 2025, total transaksi derivatif crypto di Indonesia mencapai \$2,06 miliar atau Rp33,54 triliun. Lonjakan serupa juga tercermin pada pertumbuhan Pintu Futures, di mana jumlah trader baru tercatat naik 340% secara kuartalan.
Jika melihat tren global, data dari Coingecko per 20 Agustus 2025 menunjukkan total volume perdagangan derivatif crypto sudah menembus \$730 miliar atau sekitar Rp11,9 kuadriliun. Angka tersebut memberi gambaran betapa besarnya peluang yang tersedia, sekaligus risiko yang harus diantisipasi dengan strategi manajemen risiko yang tepat.
Iskandar menegaskan bahwa inovasi fitur ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga bagian dari strategi PINTU dalam mendukung perkembangan industri crypto di Indonesia secara sehat.
“Potensi ruang untuk tumbuh bagi industri crypto di Indonesia masih sangat besar, baik dari jumlah investor, developer, hingga total nilai transaksi kami yakin akan terus meningkat positif seiring dengan regulasi yang semakin ramah dan mulai masuknya investor institusi ke industri crypto di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya. Peran kami sebagai pelaku pasar akan terus mendukung kemajuan industri crypto dalam negeri dengan menghadirkan inovasi terbaik yang dibutuhkan oleh pasar crypto Indonesia,” tutupnya.
Dengan hadirnya fitur Price Protection dan Stop Order, PINTU bukan hanya memperkaya instrumen perdagangan derivatif crypto, tetapi juga memperkuat komitmen dalam melindungi serta mengedukasi trader pemula agar dapat berinvestasi dengan lebih bijak di pasar yang dinamis ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News