Womanindonesia.co.id – Di tengah gaya hidup cepat dan padat aktivitas, banyak dari kita lupa bahwa tubuh bekerja nyaris tanpa henti, bahkan saat sedang tidur. Organ vital seperti ginjal, hati, dan otak terus berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh. Maka, wajar jika tubuh perlu dirawat dengan baik salah satunya melalui asupan air putih berkualitas.
Selama ini, sebagian besar orang hanya memperhatikan jumlah air yang diminum setiap hari, tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Padahal, kualitas air minum sangat penting karena berkaitan langsung dengan kesehatan organ tubuh, terutama ginjal. Air yang mengandung logam berat, partikel asing, atau kontaminan justru dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Penelitian dari Maria Latif yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Water Science Vol. 15 issue 12 tahun 2025, menunjukkan bahwa logam berat dalam air minum memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker dan gangguan ginjal. Studi tersebut merekomendasikan air minum yang telah melewati proses pemurnian menyeluruh untuk mengurangi risiko tersebut.
Hal senada disampaikan oleh dr. Ikhsanuddin Qoth’i. Menurutnya, kebutuhan cairan harian rata-rata seseorang adalah sekitar 30–40 ml per kilogram berat badan. Ia menambahkan bahwa Amidis telah melalui proses penyaringan berulang dan distilasi pada suhu tinggi sehingga menghasilkan air murni yang aman dan menyehatkan.
“Amidis itu sendiri melalui proses disaring (multi filtrasi), yang disaring berulang-ulang dan kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi atau pemasakan suhu 110°C, dimana uap hasil pemanasan tersebut lalu didinginkan, sehingga yang diambil hanya uapnya saja,” kata dr Ikhsan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/6).
Astrid Adelaide Siregar, Head of Marketing Amidis, menjelaskan bahwa air hasil distilasi seperti Amidis membantu mengurangi beban kerja ginjal. Karena tidak mengandung partikel asing atau mineral berlebih, air ini lebih mudah diserap tubuh dan lebih aman untuk dikonsumsi sehari-hari, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan penderita gangguan ginjal.
“Hal ini disebabkan karena Amidis melalui tiga tahap utama pemurnian air, yakni Multi Filtration, Purification dikenal pemurnian lanjutan, dan Distilasi (proses penyulingan air, di mana air dipanaskan di atas suhu 110°C dan uapnya dikondensasi menjadi air murni dengan tingkat kemurnian 0 PPM, yang artinya tidak mengandung zat terlarut, termasuk mineral atau senyawa lain – benar-benar H₂O murni). Jadi, Amidis adalah air minum yang sudah dimasak,” jelasnya.
Karena bebas zat terlarut, ia lebih cepat diserap oleh sel tubuh. Ini membantu proses hidrasi dan detoksifikasi lebih optimal. Air ini juga cocok untuk semua usia karena pH-nya seimbang dan tidak menimbulkan iritasi pada lambung. Di sisi lain, karena tidak mengandung timbal, arsenik, atau merkuri, Amidis menjaga tubuh tetap bebas dari kontaminan berbahaya yang sering ditemukan pada air minum biasa.
Kehadiran Amidis sebagai air minum hasil distilasi menjadi jawaban bagi masyarakat yang makin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dari hal sederhana seperti memilih air minum. Kampanye edukatif yang digaungkan lewat tagline “Jangan Telan Mentah-Mentah, Pikir Lagi Masak-Masak” menjadi pengingat pentingnya memilih air yang sudah melalui proses pemasakan.
Menjawab kebutuhan masyarakat, Amidis hadir dalam berbagai pilihan ukuran. Galon sekali pakai ukuran 15 liter dengan fitur anti-tumpah cocok untuk kegiatan luar ruang. Untuk kebutuhan harian di rumah, tersedia galon 19 liter. Sementara bagi individu aktif, tersedia kemasan praktis 220 ml, 600 ml, 1500 ml, hingga 5 liter. Semua bisa didapatkan di toko terdekat seperti Alfamidi.
Mengonsumsi air murni seperti Amidis bukan hanya langkah sederhana, tetapi juga langkah strategis dalam menjaga kesehatan jangka panjang. Jangan hanya perhatikan jumlah air yang diminum, tapi juga kualitasnya. Dengan Amidis, kamu bisa memastikan bahwa yang kamu konsumsi adalah air murni yang telah ‘dimasak’ secara ilmiah untuk menjaga fungsi ginjal dan organ penting lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News