WomanIndonesia.co.id – Human papillomavirus (HPV) masih menjadi salah satu penyebab utama kanker leher rahim di dunia, termasuk Indonesia. Virus ini menular melalui kontak seksual, baik melalui hubungan intim maupun kontak kulit di area genital. Meski sering tidak menimbulkan gejala pada awalnya, infeksi HPV berisiko berkembang menjadi penyakit serius seperti kanker leher rahim, kanker anogenital, hingga kutil anogenital.
Data menunjukkan, pada 2022 terdapat 660.000 perempuan di dunia yang terdiagnosis kanker leher rahim. Di Indonesia sendiri, kanker leher rahim masih menempati posisi kedua terbanyak pada perempuan dengan 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian setiap tahun. Angka ini diperkirakan terus meningkat tanpa intervensi pencegahan yang tepat.
Salah satu langkah pencegahan efektif adalah vaksinasi HPV. Saat ini tersedia enam jenis vaksin HPV secara global dan tiga di Indonesia, yang terbukti aman serta efektif mencegah infeksi HPV tipe risiko tinggi 16 dan 18 dua tipe yang paling sering menyebabkan kanker leher rahim. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat tipe HPV lain yang dominan, yakni tipe 52 dan 58, yang tidak tercakup dalam vaksin generasi lama.
Untuk menjawab tantangan ini, vaksinasi HPV generasi baru hadir dengan cakupan perlindungan lebih luas hingga sembilan tipe virus, termasuk HPV 52 dan 58. Perlindungan inilah yang membuat revaksinasi menjadi langkah penting, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi generasi lama.
“Yang perlu diwaspadai, tipe HPV yang dominan di Indonesia seperti HPV 52 dan 58 ternyata tidak tercakup dalam vaksin HPV generasi lama. Oleh karena itu, masyarakat dapat melakukan revaksinasi HPV yaitu dengan vaksinasi HPV terbaru yang dapat melindungi dari sembilan tipe virus, termasuk tipe 52 dan 58 yang paling sering ditemukan di Indonesia,” jelas dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Jakarta, Rabu (27/8).
Ketua Satgas Imunisasi PP PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, juga menegaskan pentingnya revaksinasi. “Kami mendorong masyarakat mengambil langkah untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV sesuai rekomendasi PAPDI. Bagi yang sudah divaksin dengan generasi sebelumnya, revaksinasi HPV dengan vaksin HPV generasi baru dapat dipertimbangkan. Bagi yang belum divaksinasi, bisa mempertimbangkan vaksinasi generasi baru agar mendapat perlindungan yang lebih luas,” katanya.
Ketua Umum PP PAPDI, Dr. dr. Eka Ginanjar, menambahkan, revaksinasi HPV dengan vaksinasi generasi terbaru merupakan upaya penting yang bisa ditambahkan dalam kalender vaksinasi dewasa. “Kami berharap tenaga kesehatan dapat lebih proaktif mendiskusikan hal ini dengan pasien untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dewasa,” katanya.
Vaksinasi HPV direkomendasikan diberikan pada anak perempuan usia 9–14 tahun sesuai jadwal imunisasi IDAI 2023, sementara untuk dewasa, PAPDI merekomendasikan vaksinasi mulai usia 19 tahun.
George Stylianou, perwakilan MSD Indonesia, menyampaikan bahwa keterlibatan masyarakat sangat menentukan keberhasilan pencegahan kanker leher rahim di masa depan. “Kami berharap masyarakat tergugah untuk mengambil langkah proaktif dengan berkonsultasi kepada dokter mengenai vaksinasi, sehingga terlindung dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.
Dengan dominasi HPV tipe 52 dan 58 di Indonesia, kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan revaksinasi menjadi sangat penting. Konsultasi dengan tenaga kesehatan dapat membantu menentukan pilihan vaksinasi yang tepat, sehingga perlindungan terhadap kanker leher rahim dan penyakit lain terkait HPV semakin optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News