Womanindonesia.co.id – Jerawat paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Gejala berkisar dari komedo hitam hingga jerawat berisi nanah atau jerawat besar, merah, seperti daun.
Jerawat remaja sangat umum dan kadang-kadang bahkan bisa menjadi lebih buruk ketika kebiasaan buruk terlibat. Selama pubertas, hormon testosteron dan androgen meningkat dalam tubuh.
1. Pengertian Jerawat
Jerawat (acne) adalah kondisi kulit yang berhubungan dengan produksi sebum (sebum) yang berlebihan. Ini menyebabkan peradangan dan pori-pori tersumbat.
Jerawat ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil (terkadang berisi nanah) pada kulit. Jerawat atau kondisi kulit ini sering terjadi pada bagian tubuh yang memiliki kelenjar minyak paling banyak, yaitu wajah, leher, dada bagian atas, dan punggung.
Di kalangan anak muda, jerawat lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun pada usia dewasa muda, jerawat lebih mudah terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Biasanya jerawat terjadi pada wanita antara usia 14 sampai 17 tahun dan pada pria antara usia 16 sampai 19 tahun. Meski tidak menutup kemungkinan jerawat juga bisa muncul pada usia yang lebih matang.
Pada dasarnya, jerawat bukanlah penyakit yang berbahaya. Ini adalah kondisi umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, jerawat dapat meninggalkan bekas (bekas jerawat), yaitu jaringan parut akibat penyembuhan jerawat yang tidak tuntas.
Ini sering merusak kepercayaan diri mereka yang terkena dampak. Perawatan datang dalam bentuk krim dan pembersih yang dijual bebas, serta resep antibiotik.
Setiap orang mengalami pubertas di usia remaja, yang seringkali diikuti dengan bertambahnya jerawat.
Hal ini menyebabkan kelenjar sebaceous memproduksi lebih banyak minyak, yang menyebabkan pori-pori tersumbat. Karena itu, remaja rentan terhadap jerawat, juga dikenal sebagai jerawat remaja.
2. Penyebab Jerawat
Ada banyak faktor yang dapat memicu terbentuknya jerawat. Beberapa kondisi yang memicu munculnya jerawat, antara lain:
- Produksi sebum berlebih, yaitu zat yang diproduksi oleh kelenjar minyak untuk mencegah kulit kering.
- Sumbatan pada folikel rambut oleh campuran sel kulit mati dan sebum.
- Bakteri jenis Propionibacterium acnes yang berkembang, menyumbat folikel rambut, serta menyebabkan peradangan.
- Faktor genetik atau keturunan. Kamu bisa mengalami jerawat jika salah satu orangtua memiliki masalah jerawat.
- Folikel yang tersumbat bisa membengkak dan membentuk komedo putih atau komedo hitam jika terpapar dengan dunia luar. Kondisi tersebut jangan dianggap remeh. Sebab, bisa berkembang menjadi pustula, papula, nodul, atau bahkan kista, apabila terkontaminasi oleh bakteri kulit.
- Hormon, yaitu saat aktivitas hormon androgen berlebih atau saat terjadi perubahan hormon saat masa menstruasi.
- Penggunaan kosmetik yang tidak selalu dapat ditoleransi oleh kulit setiap orang.
- Stres memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk dalam pola makan yang dapat memicu jerawat.
3. Gejala Jerawat
Pada dasarnya jerawat memiliki gejala yang cukup umum yaitu jerawat kecil (papula) yang muncul di kulit. Benjolan ini biasanya berwarna kemerahan atau kuning (karena mengandung nanah).
Selain itu, ada beberapa tanda jerawat lainnya. Seperti radang panas/terbakar dan gatal-gatal. Selain itu, ada juga gejala khas jerawat berupa komedo. Komedo adalah jerawat kecil yang mengandung sumbatan sebum. Bila berwarna hitam, disebut musatäpi (orang hitam). Orang kulit putih disebut Whiteheads (Putih).
Komedo lebih dalam dari komedo.
4. Faktor Risiko Jerawat
Munculnya jerawat juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko berikut:
- Gesekan kulit dengan benda, misalnya jerawat di wajah akibat terlalu sering mengenakan penutup kepala, jerawat di leher karena pemakaian baju yang terlalu ketat di bagian kerah, atau jerawat di punggung akibat sering menggunakan ransel.
- Kebiasaan merokok.
- Keturunan, jika terdapat anggota keluarga yang bermasalah dengan jerawat.
- Konsumsi obat yang mengandung litium, kortikosteroid, atau obat antikejang.
- Masa pubertas, akibat peningkatan aktivitas hormon testosteron yang memicu kelenjar minyak menghasilkan sebum dalam jumlah lebih banyak.
- Penggunaan kosmetik.
- Perubahan hormon, misalnya menjelang menstruasi, tiga bulan pertama masa kehamilan, atau akibat PCOS.
- Stres, berpotensi memperburuk kondisi jerawat yang sudah ada.
5. Diagnosis Jerawat
Dokter akan mendiagnosis jerawat dengan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik. Tujuannya adalah untuk menentukan tingkat keparahan jerawat, baik dari segi jumlah maupun tingkat peradangan.
6. Pencegahan Jerawat
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah jerawat, antara lain:
- Membersihkan riasan wajah sebelum tidur.
- Mencuci muka dua kali sehari dengan pembersih wajah bebas minyak.
- Mengelola stres dengan baik.
- Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
- Menghindari produk kosmetik yang mengandung minyak.
- Menjaga kebersihan tubuh dengan selalu mandi setelah beraktivitas.
7. Pengobatan Jerawat
Beberapa langkah bisa dilakukan untuk mengatasi jerawat, antara lain:
- Mengurangi produksi minyak.
- Melawan infeksi bakteri.
- Mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan.
Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, diskusikan terlebih dahulu kondisi jerawat Anda dengan dokter. Dokter biasanya menawarkan obat-obatan yang mengandung belerang, resorsinol, asam salisilat, antibiotik dan isotretinoin.
Obat harus digunakan di bawah pengawasan medis karena kemungkinan efek samping. Wanita hamil juga tidak dianjurkan menggunakan isotretinoin karena dapat membahayakan janin.
Beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat adalah:
- Membersihkan peralatan kosmetik dengan menggunakan sabun dan air hangat secara rutin.
- Memilih kosmetik non-comedogenic, yang sifatnya tidak menutup pori-pori di kulit.
- Menggunakan pelembap non-comedogenic, yang tidak dapat menyebabkan jerawat dan sesuai dengan jenis kulit.
- Menghindari memencet dan memegang jerawat, karena dapat memicu jerawat bertambah banyak.
- Menghindari menggosok wajah dengan menggunakan kain atau sarung tangan dengan permukaan kasar.
- Menjaga kebersihan tubuh dengan segera mandi setelah beraktivitas, karena minyak berlebih di wajah dapat memicu terjadi jerawat.
- Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah dua kali dalam sehari, untuk mengangkat sel-sel kulit mati, minyak yang berlebihan, serta sisa kosmetik di permukaan kulit.
8. Komplikasi Jerawat
Komplikasi akibat jerawat yang paling umum terjadi adalah jaringan parut atau bekas luka jerawat yang sering disebut bopeng.
9. Pencegahan Jerawat
Ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mencegah timbulnya jerawat, yaitu:
- Rutin membersihkan wajah.
- Tetap terhidrasi dengan minum air putih minimal delapan gelas sehari.
- Gunakan pelembap yang bertekstur ringan.
- Kurangi penggunaan make up.
- Jangan menyentuh wajah dengan tangan kotor.
- Kurangi paparan sinar matahari.
- Kelola stres dengan baik.
Dikutip dari healthline.com, ini 3 cara ampuh atasi jerawat ketika memasuki masa pubertas, di antaranya:
10. Cara ampuh atasi jerawat:
1. Gunakan sunscreen
Penting untuk melindungi wajah yang berjerawat dari sinar matahari dengan menggunakan tabir surya ber-SPF.
Bukan tanpa alasan sinar matahari bisa merangsang produksi sebum berlebih yang memicu jerawat. Pilih tabir surya yang lembut, memiliki SPF minimal 30, dan diberi label bebas minyak dan nonkomedogenik.
2. Hindari makanan berminyak
Jerawat dapat dipicu oleh makanan yang dikonsumsi seperti junk food dan makanan berminyak. Anda harus menghindari junk food dan makanan berlemak untuk mencegah masalah jerawat.
Atau, Anda bisa makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan dan menerapkan gaya hidup sehat.
3. Mencuci muka secara rutin
Umumnya semua masalah jerawat remaja dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan wajah. Ini melibatkan pembersihan wajah secara rutin ketika Anda selesai beraktivitas atau ketika Anda meninggalkan ruangan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa terlalu sering mencuci muka membuat kulit kering sehingga lapisan kulit bisa rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News