Womanindonesia.co.id – Tidak semua anak memiliki mental yang kuat ketika dilontatkan kalimat-kalimat negatif, ada juga anak yang memiliki mental yah mudah down ketika mereka di lontarkan kalimat-kalimat negatif. Ucapan negatif tentu saja bisa memengaruhi perkembangan psikologis anak sehingga perlu dihindari.
Sebagai orang tua, Anda tentu tidak ingin mengatakan hal-hal atau kalimat yang bisa menyakitkan hati anak, apalagi kalau sampai melukai dan meninggalkan trauma.
Nah, kalimat negatif seperti apa sajakah yang bisa menurunkan mental anak? Simak berikut ini:
“Kamu Masa Mengerjakan Soal yang Mudah seperti Itu Saja Tidak Bisa”
Menurut psikolog Ikhsan, kalimat di atas mengecilkan kemampuan anak. Pada akhirnya, mereka bisa jadi tidak percaya diri atau berbuat curang saat mengalami kesulitan.
Alih-alih melontarkan kalimat tersebut, lebih baik katakan: “Kamu pasti bisa mengerjakan soal itu. Lain kali, lebih teliti, ya.”
“Kamu membuatku sedih ketika kamu melakukan itu”
mungkin memang benar ada perilaku anak yang membuat kita kesal. Saat anak tidak mendengarkan, atau melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Akan tetapi, penting untuk menetapkan (dan menahan) batasan tanpa perlu mengungkapkan emosi secara berlebihan. Perasaan itu milikmu, bukan milik mereka.
“Kenapa kamu tidak bisa seperti kakak/adikmu?”
Sangat wajar ketika orangtua terkadang membandingkan anak-anaknya. Namun, kamu tidak boleh membiarkan anak-anak mendengar bahwa kamu melakukannya di depan mereka.
Ketika kamu bertanya kepada anak-anak mengapa mereka tidak lebih dari saudaranya, tu mendorong persaingan yang tidak sehat dan anak-anak mungkin merasa mereka tidak cukup baik. Secara tidak langsung, kamu menyiratkan bahwa kamu berharap anakmu menjadi orang lain ketika kamu membandingkannya dengan saudara kandungnya.
“Coba Lihat Teman Kamu Tuh, Semuanya pada Pintar dan Rajin Belajar.”
Kata-kata membandingkan ini paling sering dilakukan orangtua. Banyak ortu yang tidak terima kalau anaknya “kalah” dari anak lain. Padahal, kita tahu setiap anak punya kemampuan dan bakat masing-masing. Tidak semua anak sama. Jadi, lebih baik Anda katakan: “Ayo belajar lebih rajin supaya bisa mendapatkan hasil lebih baik!”
“Ini bukan masalah besar”
Di saat anak cemas dan menceritakan kekhawatirannya bahwa temannya akan marah padanya, jangan menggunakan kalimat “ini bukan masalah besar.”
Bagi anak, itu masalah besar. Dan ia mencoba memberi tahu kita, bahwa ia membutuhkan bantuan untuk mengatasi emosinya. Daripada meminta anak untuk tidak khawatir, beri keterampilan yang ia butuhkan untuk mengatasi kesulitannya.
“Kamu pembohong”
Jika seorang anak ketahuan berbohong atas apa yang sudah dilakukannya, maka sebagai orangtua harus dengan sabar dan bijaksana dalam menanggapi perilaku ini.
Ketika orangtua mengatakan secara terang-terangan bahwa anaknya berbohong, maka anak akan merasa seperti diserang secara pribadi. Cari tahu dulu mengapa dia berbohong, kemudian mulailah dialog terbuka tentang mengapa berbohong itu dilarang.
“Jadi Anak Tuh Jangan Cengeng!”
Kata-kata di atas, menurut psikolog Ikhsan, adalah buruk karena menekan emosi anak. Emosi si kecil sedang berkembang. Kalau ditekan dengan kalimat tersebut, bisa berdampak tidak baik saat mereka dewasa.
Lebih baik katakan: “Ada apa? Kenapa kamu menangis?” Namun, pastikan jangan bertanya dengan nada tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat anak mengomunikasikan apa masalahnya. Anda pun dapat menemukan cara untuk membantu menyelesaikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News