WomanIndonesia.co.id – Siapa yang tidak ingin memiliki pendidikan tinggi? Bahkan setiap orang tua menginginkan anaknya kuliah di universitas ternama, agar masa depannya lebih cerah. Namun sayangnya, tak semua orang bisa merasakan duduk di bangku kuliah karena keterbatasan biaya.

Hal yang sama sempat dialami aktris peran Donita Nugroho. Ibu dari dua anak ini menceritakan pengalaman sedih ketika berjuang mati-matian untuk masuk ke perguruan tinggi. Ia belajar dengan giat agar bisa lulus tes.

“Waktu itu, ikutan SPMB untuk masuk PTN, saya benar-benar belajar. Selain bagus, PTN juga murah,” kata Donita dalam peluncuran virtual PRUCerah Kamis (8/7).

Hijrah ke Jakarta

Namun sayang, ketika di bangku kelas 3 SMA, ayahnya meninggal dunia. Saat itu juga, ia dilema apakah lanjut untuk ikut kuliah atau tidak. “Saat itu saya dihadapkan dua pilihan lanjut kuliah atau tidak. Kalau enggak lanjut, aku sudah setengah mati (supaya bisa masuk kuliah), sudah usaha,” kata Donita.

Alhasil, perempuan kelahiran Bandung ini memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Donita kemudian mendapatkan pekerjaan. “Alhamdulillah, dapat pekerjaan. Bisa syuting tanpa testing,” kata dia.

Kerja sambil kuliah

Setelah lima tahun menjadi aktris, Donita memutuskan untuk kuliah. Ia menjalankan amanat almarhum ayahnya agar tetap kuliah. Menurut sang ayah, ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. “Walaupun nanti memutuskan jadi ibu rumah tangga, kuliah itu buat diri kamu dan anak-anak. Ibu itu adalah madrasah pertama,” ujar Donita.

Selama kuliah, Donita harus membagi waktu antara syuting dengan jadwal kelasnya. Tak hanya itu, dia juga mengejar nilai yang bagus agar bisa mendapatkan beasiswa. “Sementara mama aku itu, even aku sudah kuliah dan cari uang sendiri, (berpesan agar), nilai kamu harus bagus sendiri,” kata dia.

Inilah yang membuat Donita harus maksimal soal pendidikan. Dikatakan bahwa mahasiswa bisa mendapatkan beasiswa jika IPK-nya di atas 3,5.
Donita juga berkisah, selama mendapatkan beasiswa, uang kuliahnya digunakan oleh sang ibu untuk membiayai sekolah orang yang kurang beruntung seperti dirinya lima tahun yang lalu.