Wamanindonesia.co.id – Hari Ibu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional.
Apa tujuan dirayakannya Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember?
Dilansir dari laman bpmpriau.kemdikbud.go.id Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.
Hari Ibu 22 Desember: Peran Ibu
-
Peran Ibu Bagi Keluarga
Kita patut memberikan apresiasi kepada ibu kita karena menjadi seorang ibu bukan pekerjaan yang mudah. Ibu adalah sosok hebat yang mampu melakukan tugas-tugasnya tanpa mengenal lelah. Lantas apa saja peran ibu bagi keluarga?
- Ibu ibaratnya sebagai seorang manajer yang harus mengatur semua urusan rumah tangga mulai dari yang sepele, seperti mengepel dan menyapu lantai, hingga urusan yang rumit. Ibu harus bisa menyatukan semua anggota keluarga yang mempunyai karakter berbeda. Tak hanya itu, ibu juga harus menuntun semua anggota keluarga agar bisa sejalan satu tujuan.
- Ibu ibaratnya sebagai guru yang harus bisa mendidik anak-anaknya agar bisa cerdas dan berkepribadian baik. Layaknya seorang guru, ibu memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya mengenai pendidikan iman, moral, fisik dan jasmani, intelektual, psikologis, dan juga sosial. Melalui didikan seorang ibu, kepribadian seorang anak bisa terbentuk dengan baik karena ibu terus membimbingnya tanpa lelah sejak anak masih kecil. Ibu harus bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya karena anak akan mencontoh sikap dan perilaku orangtuanya.
- Menjadi seorang ibu adalah salah satu pekerjaan bergaji tertinggi karena bayarannya adalah cinta murni
- Ibu ibaratnya sebagai koki yang harus bisa kreatif dalam menyajikan makanan untuk disantap keluarga. Ibu akan memutar otaknya untuk memasak menu yang enak, lezat, dan bergizi, untuk para anggota keluarganya. Mulai dari sarapan, makan siang, hingga makan malam, semua dimasak oleh ibu dengan penuh rasa cinta agar gizi anggota keluarganya selalu terpenuhi.
- Ibu ibaratnya sebagai seorang perawat yang harus bisa merawat anaknya sejak masih bayi hingga dewasa bahkan sampai memiliki cucu. Setelah hamil dan melahirkan anaknya, ibu juga harus memandikan, mengganti popok, memakaikan baju, menyusui, menyiapkan makanan MPASI, dan mengerjakan tugas-tugas lainnya. Tak hanya itu, ibu juga harus memberikan perlindungan, perhatian, dan kasih sayang yang tulus pada anaknya.
- Ibu ibaratnya sebagai seorang akuntan yang harus bisa mengelola anggaran keluarga agar semua kebutuhan bisa tercukupi. Adapun kebutuhan keluarga misalnya, belanja bulanan, bayar sekolah anak-anak, serta membayar tagihan listrik dan telepon. Bahkan, banyak ibu juga harus bekerja membanting tulang untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Keputusan untuk berkarir biasanya dilatarbelakangi oleh banyak hal, seperti suami telah meninggal dan bercerai.
-
Peran Ibu Bagi negara
Ibu adalah sosok pertama yang menanamkan nilai-nilai agama, budaya, moral, kemanusiaan, pengetahuan, ketrampilan, moral dan budi pekerti. Peranan seorang ibu sangatlah besar dalam membentuk karakter generasi pembangun bangsa ini.
Apapun peran perempuan, baik itu perempuan berkarir, perempuan pengusaha, perempuan berkarir di rumah tangga dan lain sebagainya tetap memiliki tanggung jawab yang begitu kompleks.
Perempuan kini harus lebih adaptif dengan kondisi kekinian, bagaimana dia mampu memberdayakan potensi dirinya, berprestasi, mengaktualisasi intelektualitas diri, bermanfaat bagi lingkungannya, dengan tetap menjalankan tanggung jawabnya bagi keluarga.
Di keluarga, perempuan merupakan benteng dan pendidik bagi anak-anaknya. Di bidang pendidikan, perempuan dengan jumlah yang besar menjadi potensi tenaga kerja dan SDM yang berkualitas jika pendidikannya dikelola dengan baik, dan ini potensi bagi bangsa.
Di bidang ekonomi, perempuan melalui berbagai jalur mampu terlibat dalam meningkatkan ekonomi keluarga, pun demikian di bidang-bidang lainnya.
Yang menjadi tantangan sekarang adalah bagaimana cara kita menyiapkan perempuan sebagai kader pencetak generasi bangsa yang berkualitas di tengah gempuran arus hegemoni budaya asing yang semakin menggerus moral anak bangsa serta pandangan sebagian pihak yang masih menjadikan perempuan adalah obyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News