Womanindonesia.co.id – Indonesia sebagai negara yang kaya akan tradisi, mulai dari Sabang Sampai Merauke memiliki tradisi adat berbeda yang berdasarkan ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut. Seperti misalnya upacara adat yang dilakukan selama berabad-abad. Tujuan setiap upacara pun berbeda-beda, misalnya untuk perkawinan, kelahiran, maupun kematian.
Nah, Anda penasaran dengan berbagai jenis Upacara adat yang terkenal di Indonesia? simak berikut ini:
Peusijuk di Aceh
Aceh memiliki upacara adat yang dikenal dengan nama Peusijuk. Upacara adat ini biasa dilakukan oleh masyarakat sebagai ucapan syukur kepada tuhan dalam acara pernikahan, rumah baru, naik haji, hingga kelahiran.
Tedak Siten di Jawa
Tedak Sinten adalah upacara adat yang berasal dari kebudayaan Jawa. Upacara ini memiliki arti menapakkan kaki ke bumi dan dilakukan oleh bayi berusia 7 bulan yang sedang belajar berjalan dan duduk.
Makna dari Tedak Sinten adalah agar sang anak bisa menjadi mandiri di masa dewasa kelak.
Tradisi Metatah di Bali
Namanya tradisi Metatah atau Mepandes yakni tradisi potong gigi. Tradisi potong gigi ini dilakukan oleh masyarakat Bali. Upacara ini ditujukkan kepada anak laki-laki dan perempuan yang beranjak dewasa (akil baliq). Tujuan dari tradisi ini adalah agar terhindar dari hal-hal negatif yang disebut dengan Sad Ripu. Tradisi potong gigi dilakukan dengan merapikan atau mengikir enam gigi rahang atas, 4 gigi seri dan 2 gigi taring. Tradisi potong gigi menyimbolkan seseorang yang beranjak dewasa, sebagai wujud bakti orangtua, dan juga melestarikan tradisi.
Ma’nene di Tana Toraja
Tradisi Ma’nene merupakan cara masyarakat Toraja menghormati para leluhur. Menurut mereka, roh mereka tidak pernah meninggalkan keluarga. Maka dari itu, mereka punya tradisi untuk mendandani dan mengganti pakaian untuk dibawa pulang ke rumah.
Biasanya Ma’nene dilakukan setelah panen besar pada Agustus. Meski demikian, ada pula yang melakukannya pada September, setahun setidaknya ada tiga kali.
Ikipalin di Papua
Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara cukup ekstrem dalam mengungkapkan kesedihannya. Ketika ada anggota keluarga atau kerabat yang meninggal, mereka akan memotong jarinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah malapetaka yang membuat nyawa hilang terulang kembali.
Ikipalin dilakukan menggunakan benda tajam, seperti pisau, kapak, parang, atau lainnya. Untungnya, seiring dengan terbukanya Suku Dani, kini mulai banyak orang yang meninggalkannya.
Tatung di Kalimantan Barat
Sama seperti Debus di Banten, masyarakat Kalimantan Barat juga memiliki tradisi ekstrem bernama Tatung.
Tatung yang bermakna roh dewa umumnya terjadi ketika perayaan Cap Go Meh di Singkawang. Konon, kamu harus melakukan puasa makan daging setiap tanggal 1 selama 15 bulan penanggalan China untuk dapat melakukan Tatung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News