Womanindonesia.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional setiap tahun, Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) dan PT Takeda Innovative Medicines menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema “Membangun Kepemimpinan Perempuan di Sektor Kesehatan”.
Acara ini bertujuan mendukung tema Hari Perempuan Internasional tahun ini yaitu “Inspire Inclusion”, yang menegaskan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam menggerakkan masyarakat untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Diskusi Publik ini menghadirkan para pemimpin perempuan inspiratif sebagai panelis, yang akan berbagi pengalaman dan inspirasi mereka dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
“Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., Ketua PKJS-UI menjelaskan momentum Hari Perempuan Internasional diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para perempuan di Indonesia, bahwa perempuan memiliki peran penting dalam memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.
Selain karena perempuan merupakan pondasi keluarga, mereka juga dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, serta mendorong terciptanya kebijakan yang berpihak pada kesehatan perempuan.
“Melalui diskusi publik hari ini, kami berharap dapat menginspirasi para perempuan di Indonesia dan mendorong terciptanya perubahan positif terkait dengan kesehatan di Indonesia,” ujar Ir. Aryana di Jakarta, Kamis (7/3).
Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M., Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) mengatakan, perempuan memiliki peran besar dalam hal kesehatan masyarakat, oleh karena itu inklusi sangatlah penting dalam upaya optimalisasi penguatan sektor kesehatan.
“Ia memaparkan, jumlah perempuan di Indonesia mencapai 49%, atau hampir separuh dari populasi penduduk, tetapi ketimpangan gender masih terjadi hampir di semua lini kehidupan,” katanya.
Lenny N. Rosalin, SE, MSc, MFin., Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPAI) menyambut baik kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh PKJS UI dan Takeda ini, sebagai mitra strategis KPPAI,” katanya.
Ia menegaskan, kesehatan masyarakat menjadi komponen kunci bagi Indonesia untuk membangun manusia. Tantangannya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di beberapa provinsi masih di bawah IPM Nasional.
“Jika bicara kebijakan publik, termasuk di bidang kesehatan, ada empat hal yang penting untuk diperhatikan yaitu Akses, Manfaat, Partisipasi dan Kontrol (AMPK). Di keempat aspek ini, perempuan masih di bawah laki-laki,” imbuh Lenny.
Lenny juga mengajak para perempuan di Indonesia untuk terus belajar, mengasah diri, dan menjadikan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya.
Dr. Dra. L. Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS., Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan, perempuan mempunyai peran penting dalam bidang kesehatan, baik sebagai tenaga kesehatan maupun sebagai penerima layanan kesehatan.
“Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, jumlah tenaga medis di Indonesia mencapai 1,5 juta orang, dan 77% di antaranya adalah perempuan. Dominasi perempuan dalam bidang ini menunjukkan kontribusi besar mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat,” ucap Dr. Rizka.
Dr. Rizka juga menekankan, perempuan harus dapat berdaya untuk menjaga kesehatan keluarga dan negeri. “Peran perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui pemantauan kehamilan, vaksinasi dan pemantauan tumbuh kembang anak, serta menjaga kebugaran keluarga,” imbuhnya.
”Utamanya harus berperilaku hidup sehat agar dapat menjaga kesehatan dirinya, karena perempuan merupakan cerminan dari gaya hidup sehat keluarganya. Perempuan yang sehat secara fisik dan mental dapat menyampaikan pesan kesehatan dengan baik, membiasakan pola hidup sehat bagi keluarga, dan untung masyarakat besar” tutup Rizka.
Di tingkat rumah tangga, setiap individu terlepas dari gender mereka, memainkan peran penting dalam memastikan kesejahteraan keluarga. Perempuan, khususnya, memiliki tanggung jawab strategis dalam mengelola dampak kesehatan dari perubahan iklim. Hal ini termasuk menyediakan akses ke air bersih, pengelolaan limbah, pencegahan penyakit, dan memastikan ketahanan pangan keluarga.
Pada kesempatan ini, Michelle Erwee, Global Head of Access to Medicines, PT Takeda Innovative Medicines menegaskan komitmen Takeda untuk mendorong kepemimpinan perempuan yang menginspirasi inklusi.
“Kami setuju dengan pernyataan bahwa keberagaman adalah sebuah fakta dan inklusi adalah sebuah tindakan. Inklusivitas adalah bagaimana kita menciptakan lingkungan yang dapat mendorong perempuan bertumbuh. Hal ini merupakan inti dari budaya kami di Takeda, dan kami terus mengupayakan inklusivitas untuk menggali potensi seluruh perempuan di Takeda di seluruh dunia,” katanya.
“Kami bangga, setengah dari Global Takeda Executive Leadership Team kami adalah perempuan, bahkan di Indonesia lebih banyak lagi. Takeda di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan secara berkelanjutan kami akan terus menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat. Karena itulah, kami menginisiasi acara ini bersama dengan PKJS-UI,” jelas Michelle.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News