WomanIndonesia.co.id – Situasi pandemi Covid-19 ternyata berdampak buruk terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hasil temuan survei global Pepsodent 2020 yang dilakukan pada masa pandemi dengan melibatkan 6.700 responden berusia 18 tahun ke atas di delapan negara (Indonesia, Ghana, India, Vietnam, Bangladesh, Mesir, Italia, Prancis) menunjukkan 70 persen masyarakat Indonesia ternyata masih terfokus pada menjaga kesehatan fisik dan mental, sementara perawatan gigi dan mulut belum menjadi prioritas.
Bahkan, sebanyak 30% responden Indonesia mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi, umumnya disebabkan karena rasa malas (46%). Perilaku ini sangat disayangkan karena selain mengancam kesehatan gigi dan mulut, hal ini juga dapat meningkatkan risiko permasalahan kesehatan yang lebih serius.
Ketika kebiasaan ini terabaikan, survei memperlihatkan bahwa responden Indonesia mengalami sejumlah keluhan seperti nyeri pada gigi, gusi atau mulut (31%) dan kemunculan karies baru (25%). Kondisi ini semakin diperburuk karena banyak yang masih enggan memeriksakan diri dengan tingginya risiko penularan virus corona. Sebanyak 59% orang mengaku menghindari pergi ke dokter gigi meski giginya bermasalah.
Survei juga memperlihatkan bahwa anak berpotensi tujuh kali melewatkan waktu menyikat gigi ketika orang tua mereka melewatkannya. Sedangkan di Indonesia, angkanya lebih tinggi dua kali lipat. Akibatnya, secara global kebiasaan anak menyikat gigi dua kali sehari menurun hingga 11% jika dibandingkan survei 2018.
Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K). MM, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menerangkan bahwa kondisi ini harus segera diintervensi karena bakteri di rongga mulut dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi, serta peradangan di bagian tubuh lain.
“Jika dibiarkan dalam jangka panjang, dapat memicu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia seperti stroke, jantung dan diabetes,” kata Sri.
Terlebih lagi kata Sri di tengah pendemi, kesehatan gigi dan mulut semakin tidak boleh dikesampingkan karena penelitian terbaru menemukan bahwa pasien dengan Covid-19 yang memiliki masalah pada jaringan periodontal, berpotensi sembilan kali lebih mungkin untuk meninggal dunia, 4,5 kali lebih mungkin membutuhkan ventilator, dan 3,5 kali lebih mungkin dirawat di ICU, dibandingkan pasien tanpa ada tanda-tanda permasalahan kesehatan gigi dan mulut.
drg. Oscar Primadi, MPH, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia (Sekjen Kemenkes RI) menekankan, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015, dinyatakan bahwa kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan.
“Fakta ini belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat karena menurut hasil RISKESDAS 2018, perilaku mendasar seperti menyikat gigi di waktu yang tepat pun terbilang masih sangat rendah. Edukasi yang memadai masih sangat dibutuhkan, mari kita bersinergi guna mencapai target yang diharapkan, yakni Indonesia Bebas Karies 2030,” jelas Oscar.
drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation mengungkapkan bahwa Unilever siap mengambil peran mendukung pemerintah melalui program kesehatan gigi dan mulut yang berkesinambungan.
Sebagai salah satu perwujudannya, Unilever melalui brand Pepsodent selaku official partner dari FDI World Dental Federation bekerja sama dengan PDGI memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia setiap tahunnya untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka dapat menikmati hidup yang lebih sehat.
“Berangkat dari survei global yang kami lakukan, tahun ini kami ingin kembali membangkitkan kesadaran keluarga Indonesia pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur. Kami percaya bahwa setiap senyuman begitu berarti,” kata Mirah.
Ketika kebiasaan ini terabaikan, survei memperlihatkan bahwa responden Indonesia mengalami sejumlah keluhan seperti nyeri pada gigi, gusi atau mulut (31%) dan kemunculan karies baru (25%). Kondisi ini semakin diperburuk karena banyak yang masih enggan memeriksakan diri dengan tingginya risiko penularan virus corona. “Sebanyak 59% orang mengaku menghindari pergi ke dokter gigi meski giginya bermasalah,” tambah Mirah.
Sebagai langkah awal, kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut sepatutnya dimulai dari rumah. “Hal ini dipertegas oleh survei global Pepsodent yang mengungkap bahwa rutinitas anak menyikat gigi sangat dipengaruhi oleh orang tua sebagai role model mereka sehari-hari,” tegas Mirah.
Memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2021, PT Unilever Indonesia, Tbk. melalui brand Pepsodent, bekerja sama dengan FDI World Dental Federation dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menginisiasi kampanye Senyum Sehat untuk Hidup yang Lebih Sehat melalui ajakan “Yuk, #SikatGigiSekarang!”.
Kampanye ini bertujuan menyebarluaskan pentingnya menerapkan kebiasaan baik menyikat gigi dua kali sehari di tengah keluarga sebuah aksi sederhana dengan dampak yang signifikan bagi kesehatan gigi dan mulut serta tubuh secara keseluruhan, terlebih di masa pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News