Womanindonesia.co.id – Hari Artileri diperingati setiap tahunnya pada tanggal 4 Desember. Hari ini bertujuan mengenang perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan senjata artileri.
Sejarah Hari Artileri Indonesia
Peringatan ini tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan turut membentuk masa depan dunia pertahanan Indonesia.
Secara umum artileri merupakan sebutan untuk pengetahuan persenjataan beserta pasukan dan persenjataannya sendiri yang berupa senjata-senjata berat jarak jauh. Artileri harus dimiliki pasukan militer untuk mendukung jalannya suatu misi.
Indonesia baru secara resmi memiliki tentaranya sendiri ketika Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk pada 5 Oktober 1945. Namun saat itu persenjataan yang dimiliki Indonesia masih belum jelas.
Hari Artileri Nasional tak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Di masa penjajahan, Belanda telah melatih para pemuda Indonesia untuk menggunakan senjata artileri.
Saat itu, Soerie Santoso tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang memiliki pangkat tertinggi di artileri. Beliau adalah seorang mayor lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda dan menjabat sebagai komandan batalyon artileri di Jagamonyet, Batavia.
Sebelum menjadi mayor, Soerie Santoso juga merupakan satu-satunya kapten pribumi dari 66 kapten yang tergabung dalam angkatan perang kolonial Hindia Belanda.
Pemuda Indonesia lain yang juga terlatih dalam hal artileri adalah Oerip Soemohardjo, Memet Rahman Ali Soewardi, R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa Siong Pik, J. Minggu, Djoko Prijono, Giroth Wuntu, Sadikin, Abdullah, dan Rudy Pirngadi.
Akan tetapi, pengoperasian artileri di bawah kepemimpinan Belanda usai ketika Jepang datang untuk menjajah Indonesia pada 1942-1945.
Pergolakan perang dunia, salah satu anggota Pertahanan Udara Tentara Kekaisaran Jepang mendengar penyerahan diri Jepang pada 16 Agustus 1945.
Kemudian, Sadikin, mantan pasukan yang sudah mempunyai pelatihan dari Belanda, mengajak para pemuda mengambil alih sarana artileri Jepang untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News