Womanindonesia.co.id – Tanam bulu mata telah menjadi tren dikalangan kaum perempuan beberapa tahun belakang ini. Tanam bulu mata adalah teknik memanjangkan dan melebatkan bulu mata.
Beberapa perempuan memilih tanam bulu mata untuk mendapatkan bulu mata panjang dan tebal. Tanam bulu mata dilakukan dengan merekatkan satu helai demi satu helai bulu mata palsu ke ujung bulu mata Anda menggunakan lem khusus, dengan bantuan pinset.
Dalam sekali pengerjaan, akan ada sekitar 40-100 helai bulu mata yang dipasangkan di mata Anda. Tak heran bila proses ini bisa sampai memakan waktu 2-3 jam pengerjaan. Beberapa salon maupun klinik kecantikan pun memasang tarif hingga jutaan rupiah bagi Anda yang ingin menjalani prosedur tanam bulu mata ini.
Namun, amankah untuk kesehatan mata ketika melakukan tanam bulu mata? Nah, simak penjelasan berikut ini:
Mengutip Daily MailDaily Mail, Dr. Robert Dorin, dari True and Dorin Medical Group New York, mengatakan bahwa lem yang digunakan untuk merekatkan bulu mata palsu dengan versi alaminya dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang. Lanjut Dorin, untuk alasan yang tidak dapat diketahui, bakteri memilih untuk hinggap di antara ekstensi bulu mata, dan hal tersebut dapat menyebabkan infeksi jamur atau virus.
Ekstensi bulu mata juga telah dilaporkan menyebabkan iritasi pada konjunktiva (konjungtivitis) atau kornea (keratitis). Iritasi ini dapat diakibatkan oleh kontak langsung dengan helai bulu mata atau hipersensitivitas terhadap bahan aktif dalam lem perekat.
Di antara tren perawatan kecantikan lainnya, extension bulu mata menduduki peringkat pertama dari angka keluhan di klinik mata di Jepang, di mana prosedur ini telah digunakan secara meluas.
Penting untuk dicatat, bahwa ada perbedaan antara reaksi alergi dengan infeksi mata. Teknisi yang berpengalaman dan bersertifikat profesional tidak akan membiarkan infeksi terjadi pada pelanggannya, namun jika Anda memiliki alergi terhadap (kandungan dari) lem bulu mata, Anda tetap akan mendapat reaksi alergi bukan berarti bahwa lem tersebut benar berbahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News