Womanindonesia.co.id – Bagi Anda sebagai seorang ibu sedang merencanakan program untuk menambah anak, sangat penting bagi anda untuk mengetahui tanda anak apakah sudah siap punya adik atau belum. Karena, memperhatikan kesiapan si kakak berguna untuk mengurangi kasus sibling rivalry ke depannya.
Kalau ada rencana untuk memiliki anak lagi, selain memerhatikan kesiapan orangtua dari segi medis dan psikologis, jangan lupakan juga untuk menyiapkan si kakak!
Namun, apasih tanda anak sudah siap punya adik? Simak berikut ini:
Anak selalu bertanya tentang adik
“Ma, kok teman-temanku pada punya adik, aku nggak punya adik?”
“Ma, aku kapan punya adik?”
Anak mengeluh tidak punya teman
Anak kerap merasa kesepian dan tidak memiliki teman untuk bermain. Namun, orangtua harus ingat bahwa tujuan memiliki anak lagi bukan untuk menjadi teman si kakak ya.
Antusias jika diajak melihat atau menjenguk bayi yang baru lahir
Saat Anda ingin merencanakan kehamilan atau program anak kembali, tak ada salahnya melibatkan si calon kakak. Cobalah mengajukan pertanyan bagaimana jika ia memiliki adik? Dari sana Anda bisa melihat ekspresinya, jika memang ia telah siap menjadi calon kakak, ia akan menunjukan ekspresi bahagia.
Anak telah mandiri dalam aktivitas diri sisi usianya
Setiap anak tentu saja memiliki tahapan tumbuh kembang yang berbeda satu sama lain.
Namun, saat anak siap punya adik idealnya sudah bisa mendiri dalam melakukan ativitas sehari-hari, dan ini tentu saja perlu disesuaikan dengan usianya. Misalnya, anak sudah mampu makan sendiri atau sudah lulus toilet traning.
Mudah ditenangkan saat sedang emosi
Nah, tanda lain yang perli diperhatikan adalh terkait dengan emosi si calon kakak. Jika anak sudah lebih mudah ditenangkan, diajak bicara maka bisa menjadi tanda positif ia bisa menerima kehadiran seorang adik. Akan lebih baik lagi jika anak sudah tidak lagi mengalami tantrum.
Anak sudah nyaman menghabiskan waktu waktu sendiri
Ia sudah mampu bermain sendiri, tidak selalu harus didampingi oleh orang lain dan tidak merasa terganggu dengan kesendiriannya itu.
Anak mudah beradaptasi dengan adanya perubahan peran
Misalnya, kalau biasanya ia diantar ke sekolah atau les oleh mama atau ayahnya, tiba-tiba harus digantikan oleh ART atau saudara, dia tidak masalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News