Womanindonesia.co.id – Penyakit pernapasan seperti pneumonia dan infeksi akibat Respiratory Syncytial Virus (RSV) masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Padahal, upaya pencegahan seperti vaksinasi terbukti mampu melindungi kelompok rentan ini sejak dalam kandungan hingga usia balita.
Hal ini disampaikan oleh dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, dalam konferensi edukasi kesehatan di Jakarta, Selasa (29/4). Menurutnya, paru-paru bayi dan anak-anak yang masih berkembang membuat mereka jauh lebih rentan terhadap infeksi.
“Ketika sistem imun anak belum matang, infeksi seperti RSV dan pneumonia bisa berujung pada komplikasi serius. Inilah mengapa vaksinasi pada ibu hamil dan bayi menjadi langkah penting dalam perlindungan dini,” ujar dr. Dirga dalam edukasi Publik yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di Jakarta, Selasa (29/4).
RSV dan Pneumonia Masih Jadi Ancaman Nyata
RSV merupakan virus yang sangat menular dan menjadi penyebab utama infeksi saluran napas bawah pada anak-anak. Virus ini menyebabkan sekitar 33 juta kasus dan 100.000 kematian setiap tahun pada anak di bawah usia 5 tahun. Bahkan, hampir setengah dari kematian akibat RSV terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Sementara itu, pneumonia – terutama yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae – juga menjadi penyebab kematian serius. Di Indonesia, diperkirakan lebih dari dua anak meninggal setiap jam karena pneumonia.
“Infeksi saluran napas bukan sekadar batuk pilek biasa. Untuk bayi dan anak-anak, kondisi ini bisa berkembang menjadi radang paru yang parah. Pencegahan melalui imunisasi menjadi langkah kunci,” jelas dr. Dirga.
Vaksinasi Maternal: Perlindungan Sejak Dalam Kandungan
Salah satu strategi pencegahan yang kini semakin disarankan adalah vaksinasi maternal – vaksinasi bagi ibu hamil untuk melindungi bayi melalui transfer antibodi selama kehamilan. Beberapa vaksin yang aman diberikan saat kehamilan antara lain vaksin influenza, tetanus, dan kini juga RSV.
“Data terbaru menunjukkan bahwa vaksin RSV untuk ibu hamil mampu mengurangi risiko rawat inap bayi akibat RSV hingga 68% dalam tiga bulan pertama kehidupannya,” kata dr. Dirga. “Bahkan, risiko komplikasi berat seperti gagal napas dan perawatan intensif juga berkurang signifikan.”
Selain itu, bayi yang telah lahir juga bisa mendapatkan perlindungan melalui imunisasi aktif, seperti vaksin pneumokokus (PCV), yang berfungsi membangun kekebalan tubuh mereka secara langsung terhadap infeksi paru.
Langkah Pencegahan Lain yang Tidak Kalah Penting
Dr. Dirga juga mengingatkan pentingnya pola hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari pencegahan penyakit pernapasan. Menjaga kebersihan lingkungan, tidak merokok di dalam rumah, mencuci tangan secara rutin, serta pemberian ASI eksklusif menjadi faktor pendukung kesehatan paru anak.
“Vaksinasi bukan satu-satunya cara, tapi merupakan benteng utama. Dipadukan dengan nutrisi yang baik dan lingkungan yang bersih, kita bisa mengurangi risiko penyakit pernapasan pada anak-anak secara signifikan,” ujarnya.
Efek Samping dan Kesiapan Vaksinasi
Menanggapi kekhawatiran orang tua tentang efek samping vaksin, dr. Dirga menjelaskan bahwa secara umum, vaksin memiliki standar keamanan yang tinggi karena diberikan kepada individu sehat, terutama anak-anak.
“Efek samping vaksin biasanya ringan dan sementara, seperti demam atau nyeri di lokasi suntikan. Yang perlu dipahami, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar orang tua berdiskusi dengan dokter sebelum vaksinasi, membawa catatan imunisasi anak, dan menyiapkan anak secara emosional untuk mengurangi rasa takut saat disuntik.
Dengan meningkatnya beban penyakit pernapasan di tengah kondisi udara dan lingkungan yang semakin rentan, langkah vaksinasi menjadi salah satu bentuk perlindungan terbaik bagi anak sejak dini. Para ibu hamil dan orang tua diharapkan semakin sadar akan pentingnya imunisasi, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk masa depan generasi penerus.
“Setiap tarikan napas anak-anak kita sangat berharga. Lindungi mereka sejak dalam kandungan,” pungkas dr. Dirga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News