WomanIndonesia.co.id – Dalam dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan angka kejadian alergi pada anak di Indonesia, bahkan alergi susu sapi pada dermatitis atopik ditemukan hingga 60%. Alergi yang terjadi pada awal kehidupan juga akan meningkatkan risiko manifestasi alergi lain di masa depan, atau dikenal dengan Allergic March.
Adanya disfungsi terhadap sistem kekebalan tubuh, baik itu dari faktor genetik maupun lingkungan, dapat menyebabkan reaksi alergi dan berbagai efek yang berpengaruh negatif jangka panjang, tidak hanya bagi anak tapi juga bagi orangtua. Selain dampak kesehatan, anak dan orangtua juga dapat menderita dampak psikologis, serta konsekuensi sosial dan ekonomi bagi keluarganya.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Prof Budi Setiabudiawan menjelaskan, dampak alergi lebih dari sekedar gejala yang dialami anak. Alergi memiliki dampak yang signifikan bagi si Kecil, keluarga bahkan masyarakat.
“Bagi si Kecil, alergi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung. Selain itu anak dengan alergi juga mengalami keterlambatan pertumbuhan. Sementara dampak ekonomi yang harus dihadapi keluarga adalah meningkatnya biaya pengobatan dan biaya tidak langsung,” ujar Prof. Budi pada webinar bertajuk “Deteksi Rikiso Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat untuk Cegah Alergi Sejak Dini” oleh Danone SN Indonesia Kamis (25/6).
Anak dengan alergi, kata Budi cenderung memliki rangkaian penyakit alergi seiring bertambahnya usia. Bahkan diturunkan ke generasi berikutnya. Sehingga alergi penting untuk dideteksi dan dicegah sejak dini dengan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik.
“Untuk itu nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan imun anak. Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (SINBIOTIK) akan mendukung sistem imun anak dalam menurunkan risiko alergi melalui keseimbangan mikrobiota saluran cerna,” ujar Budi.
Dalam kemampuannya menurunkan alergi, sinbiotik lebih efektif dibandingkan pemberian tunggal prebiotik atau probiotik. Efektivitas dari satu kombinasi sinbiotik tidak bisa diekstrapolasikan kepada kombinasi sinbiotik lainnya. Kombinasi Prebiotik seperti FOS GOS dan Probiotik seperti B.breve dengan komposisi seimbang telah teruji klinis bekerja secara sinergis mendorong keseimbangan kolonisasi Bifidobakterium sehingga mendukung sistem imun dalam menurunkan risiko alergi si Kecil.
Dampak Psikologis Anak
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak psikologis bagi anak dan orangtua. Penelitian menyebutkan, anak yang alergi dapat mengalami gangguan seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas. Sedangkan bagi orangtua, munculnya gejala alergi pada anaknya dapat menimbulkan kecemasan berlebih atau lebih parahnya sampai perasaan depresi.
Psikolog dari TigaGenerasi, Putu Andani menerangkan, secara sosial, anak dan orangtua bisa merasa rendah diri dan menyerah. Jika hal ini terjadi, pencegahan terhadap risiko alergi pada anak dapat terhambat.
“Untuk itu, orangtua harus menanamkan semangat positif dan optimis bahwa pencegahan alergi dapat dilakukan sejak dini. Jika reaksi alergi terjadi sebaiknya orang tua jangan panik, usahakan agar si Kecil tetap tenang, jangan berasumsi tentang penyebab alergi si Kecil, lakukan validasi langsung dengan ahlinya,” ujar Andani.
Chacha Thaib ibu dengan anak alergi menuturkan, isu alergi merupakan hal yang harus menjadi perhatian, khususnya bagi orangtua yang memiliki risiko menurunkan kondisi alerginya pada anak. Saya mempunyai riwayat alergi susu sapi dan debu, sehingga menurun ke anak saya yang alerginya beragam, salah satunya alergi susu sapi.
Selain dampak kesehatan dan beban ekonomi yang besar, saya dan si Kecil juga menjadi cenderung penakut dalam memilih makanan. “Di kesempatan ini, saya ingin mengajak para orang tua untuk lebih menyadari pentingnya pencegahan alergi sejak dini untuk menghindari dampak negatif di kemudian hari,” papar Chacha.
Allergy Risk Screener by Nutriclub
Menyambut Pekan Alergi Dunia (World Allergy Week), Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi mengenai pentingnya screening risiko alergi dan manajemen nutrisi yang tepat untuk pencegahan alergi pada anak.
Melihat dampak jangka panjang alergi yang harus dihadapi orangtua dan si Kecil, Danone SN Indonesia berkomitmen untuk menawarkan inovasi terkait deteksi risiko alergi maupun manajemen nutrisi.
“Kami berkomitmen untuk mendukung dan mendampingi orang tua dalam masa tumbuh kembang anak. Untuk membantu orang tua mengetahui risiko alergi sejak dini, kami menghadirkan Allergy Risk Screener by Nutriclub untuk mempermudah orang tua mengetahui besar risiko alergi anak berdasarkan riwayat alergi keluarga. Selain itu, kami juga menyediakan inovasi nutrisi dengan kandungan sinbotik yang sudah dipatenkan,” ujar Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin.
Allergy Risk Screener by Nutriclub yang diluncurkan sejak Maret 2020 ini telah diakses sebanyak lebih dari 20.000 kali oleh orangtua di Indonesia. Tools digital ini dapat membantu orang tua maupun tenaga ahli dalam mendeteksi risiko alergi si Kecil hingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi. Allergy Risk Screener by Nutriclub dapat diakses pada: bit.ly/allergyriskscreener.
“Melalui kegiatan Bicara Gizi yang diselenggarakan secara virtual ini, kami berharap dapat mengedukasi para orang tua tentang pentingnya dan langkah-langkah pencegahan alergi sejak dini sehingga orang tua dapat mendukung tumbuh kembang si Kecil secara optimal,” tutup Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News