Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit degeneratif yang disebu The Silent Killer.
Womanindonesia.co.id – Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, pembuluh darah utama dalam tubuh. Hipertensi adalah ketika tekanan darah terlalu tinggi.
Tekanan darah ditulis sebagai dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau berdenyut. Angka kedua (diastolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara detak.
Hipertensi didiagnosis jika, ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah 140 mmHg dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari adalah 90 mmHg.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi termasuk diet tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, rendahnya asupan buah dan sayuran), kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, dan kelebihan berat badan atau obesitas.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk riwayat keluarga hipertensi, usia di atas 65 tahun dan penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Ciri-ciri Hipertensi
1. Bercak merah pada mata
American Heart Association (AHA) menyebut bercak merah pada mata (pendarahan subkonjungtiva) adalah salah satu gejala tekanan darah tinggi yang paling umum ditemukan. Selain pada penderita tekanan darah tinggi, gejala ini juga terkadang ditemukan pada penderita diabetes.
Namun, tekanan darah tinggi dan diabetes bukanlah penyebab bercak merah pada mata tersebut. Maka itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila terdapat gejala serupa pada mata Anda. Dokter mata (oftamologi) dapat mendeteksi adanya kerusakan pada saraf optik mata Anda, yang mungkin disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak diobati.
2. Wajah menjadi merah
Selain bercak merah pada mata, AHA juga menyebut penderita tekanan darah tinggi kerap mengeluhkan gejala kemerahan pada wajah.
Wajah yang berubah warna menjadi merah terjadi akibat pembesaran pada pembuluh darah wajah Anda. Kondisi ini biasanya dapat terjadi secara mendadak, atau merupakan respon dari kondisi tertentu, seperti terpapar sinar matahari, udara dingin, makanan pedas, angin, minuman panas, atau produk perawatan wajah tertentu.
Kemerahan pada wajah juga dapat terjadi akibat adanya tekanan psikis atau stres, terkena air panas, konsumsi alkohol, dan olahraga. Kondisi-kondisi tersebut dapat memicu tekanan darah tinggi untuk sementara waktu, sehingga gejala kemerahan pun muncul.
Meskipun gejala kemerahan pada wajah dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi, kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit ini.
3. Pusing
Pusing adalah efek samping atau gejala dari berbagai macam kondisi. Bahkan, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat mengakibatkan pusing muncul. Jadi, tidak menutup kemungkinan pusing yang Anda alami merupakan bagian dari gejala darah tinggi.
Tak semua jenis pusing dapat disebabkan oleh hipertensi. Namun, Anda sebaiknya tidak meremehkan gejala tersebut, terlebih lagi jika pusing muncul secara mendadak.
Anda juga perlu waspada apabila pusing disertai dengan gejala-gejala tekanan darah tinggi lainnya, seperti tubuh kehilangan keseimbangan dan kesulitan berjalan. Gejala-gejala darah tinggi ini berpotensi memicu terjadinya stroke.
4. Sakit kepala
Berbeda dengan pusing yang umumnya hanya berupa sensasi berputar di kepala, sakit kepala adalah gejala darah tinggi atau hipertensi yang lebih serius. Anda mungkin akan merasakan nyeri yang berdenyut (throbbing) di bagian kepala Anda.
Namun, sama seperti pusing, sakit kepala bukanlah gejala yang langsung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Sakit kepala umumnya terjadi ketika seseorang mengalami tekanan darah yang sangat tinggi atau yang disebut dengan krisis hipertensi atau hipertensi maligna.
Saat hipertensi maligna, sakit kepala yang dirasakan berbeda dengan sakit kepala biasa. Umumnya, ada gejala lain yang juga akan dirasakan bersamaan dengan sakit kepala ini, seperti pandangan kabur, nyeri dada atau sesak napas.
Selain itu, sakit kepala pada penderita hipertensi juga mungkin terjadi karena tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembengkakan otak (yang juga umum terjadi pada hipertensi maligna), karena kondisi medis lain yang menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi sekunder), atau efek samping dari obat hipertensi.
Oleh karena itu, untuk mengatasi sakit kepala karena hipertensi umumnya dilakukan dengan cara mengobati penyebabnya, baik itu hipertensi maligna, hipertensi sekunder, atau mengganti obat darah tinggi sesuai dengan ketentuan dokter.
Sesak napas
Jika tekanan darah tinggi memengaruhi pembuluh darah yang berada di jantung dan paru-paru Anda, kemungkinan gejala tekanan darah tinggi yang akan Anda rasakan adalah sesak napas.
Kondisi ini disebut dengan tekanan darah tinggi pulmonal, yaitu ketika bagian kanan jantung kesulitan memompa darah melewati paru-paru, sehingga darah yang mengandung oksigen tidak dapat dialirkan dengan baik.
Selain hipertensi pulmonal, sesak napas juga bisa terjadi bila Anda menderita hipertensi biasa atau hipertensi sistemik. Namun, gejala ini umumnya dirasakan saat Anda mengalami tekanan darah tinggi krisis atau maligna.
Muncul darah dalam urine
Gejala tekanan darah tinggi lain yang perlu Anda waspadai adalah adanya darah di dalam urine. Saat Anda buang air kecil dan terdapat darah di dalam urine Anda, ada kemungkinan hipertensi yang Anda alami berkaitan dengan masalah pada ginjal,.
Darah mungkin juga tidak dapat terlihat pada urine, tetapi sel darah merah akan terlihat apabila diperiksa menggunakan mikroskop. Oleh karena itu, bila dokter curiga tekanan darah tinggi Anda berkaitan dengan penyakit ginjal, Anda mungkin akan diminta melakukan tes urin untuk memastikan diagnosanya.
Kondisi urine berdarah ini disebut dengan hematuria. Salah satu penyebab utamanya adalah pecahnya kista di dalam ginjal, atau adanya pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitar kista. Gejala darah tinggi yang satu ini biasanya berlangsung selama sehari atau beberapa hari.
Detak jantung tidak beraturan
Gejala lain dari darah tinggi atau adalah detak jantung yang tidak beraturan. Kondisi ini umumnya terjadi ketika jantung berdebar terlalu cepat, tidak teratur, atau bahkan berhenti berdetak selama sepersekian detik.
Selain itu, Anda mungkin merasakan jantung Anda berdetak terlalu kuat atau dipaksakan. Terkadang, Anda juga akan merasakan sensasi tersebut di tenggorakan, leher, dan rahang.
Pada kondisi ini, umumnya tekanan darah tinggi yang Anda alami sudah berkembang menjadi aritmia. Adapun aritmia juga dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News