Womanindonesia.co.id – Hari Gizi Nasional (NGN) diperingati pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya, dan tema NGN tahun ini adalah “Protein Hewani Cegah Stunting”.
Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa sekitar 23% bayi baru lahir mengalami stunting karena ibu hamil menderita kekurangan gizi dan anemia.
Kemudian, setelah lahir, angka stunting meningkat secara signifikan hingga 1,8 kali lipat atau 37% antara usia 6 dan 23 bulan karena kurangnya asupan protein serta pola asuh makan (parenting) yang tidak tepat.
Hal ini sesuai dengan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang menunjukkan bahwa 47,5% duta berusia 6 hingga 23 bulan (kurang dari dua tahun) tidak mengonsumsi makanan seimbang, terutama protein.
Selain kekurangan protein dan masalah parenting, masalah gizi di Indonesia sampai saat ini relatif kompleks.
Ada tiga beban utama dalam mengatasi tantangan gizi pemerintah dan masyarakat yaitu stunting, underweight, gizi kurang (undernutrition) dan obesitas (overnutrition).
Seperti dilansir dari SSGI pada tahun 2021, ketiga tekanan tersebut memiliki prevalensi yang cukup tinggi, meski jumlahnya menurun dari data Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Penjelasan penurunan data digambarkan sebagai berikut: Stunting dari 30,8% menjadi 24,4%, wasting dari 10,2% menjadi 7,1% dan obesitas dari 8% menjadi 3,8%. Dari ketiganya, prevalensi stunting adalah yang tertinggi.
SSGI mencontohkan satu dari empat atau sekitar satu dari lima juta anak Indonesia mengalami stunting.
Untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia, Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa telah memulai berbagai program dan kegiatan melalui kerjasama dengan Pentahelix.
“Salah satunya upaya LKC Dompet Dhuafa dalam pencegahan stunting ialah melalui program Pos Gizi, program ini merupakan salah satu inovasi gizi untuk mencegah stunting dengan sebuah pendekatan yang memungkinkan perubahan perilaku gizi yang baik,” ujar drg. Martina Tirta Sari selaku Kepala LKC-DD Pusat dalam keterangan rilisnya (Kamis, 02/02/2023).
Dr. Martina menjelaskan bahwa pada tahun 2022, LKC-DD melaksanakan program Pos Gizi di 11 titik di sembilan provinsi di Indonesia. Aceh, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan 3 titik di Jawa Barat.
“Sebelas titik ini telah berhasil mampu memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi di dalam masyarakat, memungkinkan keluarga mempertahankan status gizi anak di rumah masing-masing secara mandiri, dan mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir kemudian dalam masyarakat,” tutur drg. Martina.
Pos gizi mengajarkan 4 topik penting bagi masyarakat antara lain perilaku gizi, perawatan anak, kebersihan lingkungan dan personal, serta mencari pelayanan kesehatan.
Hasil intervensi program post feeding menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan atau ketuntasan anak dalam program Pos Gizi LKC Dompet Dhuafa sebesar 82%. Peserta pos makan dinyatakan lulus jika berat badan anak rata-rata 600-800 gram setelah prosedur.
DOMPET DHUAFA – Penyelenggara Pos Gizi
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial.
Menapaki perjalanan tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.
Dompet Dhuafa lahir dari jiwa-jiwa para jurnalis Harian Umum Republika yang tergerak untuk membantu sesama pada tahun 1993 silam.
Dengan tekad mulia, pada 2 Juli 1993, hadir kolom donasi Dompet Dhuafa di halaman utama Harian Umum Republika. Tanggal tersebut kemudian tersurat sebagai hari lahirnya lembaga filantropi dan kemanusiaan Dompet Dhuafa.
Setahun kemudian, Dompet Dhuafa mengantongi akta pendirian yayasan yang tercatat melalui akta No. 41 Tanggal 14 September 1994 di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H, yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.
Hingga saat ini, kepercayaan dan partisipasi publik terus menuntun Dompet Dhuafa dalam menghadapi tantangan global.
Berawal dari kolom donasi, Dompet Dhuafa terus berkhidmat mengantarkan amanah para donatur maupun muzaki kepada mustahik atau penerima manfaat.
Dari perjalanan tahun 1993 sampai dengan tahun 2021, kebaikan para donatur Dompet Dhuafa telah menyentuh penerima manfaat lebih dari 24 juta jiwa.
Selain menghadirkan program-program kebaikan untuk memberdayakan sesama, Dompet Dhuafa tentunya juga menguatkan kolaborasi.
Salah satu langkahnya adalah meluaskan jaringan layanan. Maka dalam melengkapi perjalanan saat ini, Dompet Dhuafa hadir di 6 kantor layanan, 31 cabang dalam negeri, 5 cabang luar negeri.
Tak hanya itu, Dompet Dhuafa juga mengembangkan 157 zona layanan di 32 provinsi, dan bekerja sama dengan 29 mitra strategis di 21 negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News