WomanIndonesia.co.id – Informasi lengkap mengenai autisme belum banyak diakses oleh banyak pihak. Padahal informasi mengenai autisme yang komprehensif akan membantu orangtua, pengajar, terapis dan masyarakat umum untuk mendukung anak dengan autisme dan kebutuhan lain (ADHD/ADD dan Kesulitan Belajar) memiliki hidup lebih baik dan menjadi lebih mandiri.
Oleh karena itu, Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) bekerja sama dengan Zally Zarras Learning Center (ZZLC) mengadakan Special Kids Expo (SPEKIX) 2019: #BeautyinAbility. Kegiatan ini untuk memberikan informasi mengenai Autisme dan bagaimana penanganan generasi muda dengan kebutuhan khusus (anak-anak dan dewasa muda dengan Autisme, ADHD, ADD dan Kesulitan Belajar) secara komprehensif.
Special Kids Expo 2019 (SPEKIX 2019) dilaksanakan pada 24-25 Agustus 2019 bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) lower lobby dan diadakan dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2019.
Autism spectrum disorder (ASD) adalah serangkaian gangguan perkembangan saraf yang sebagian besar ditandai dengan gangguan fungsi sosial dan gangguan komunikasi.
Gejala dapat mencakup fokus yang intens pada satu item, tidak responsif, kurang memahami isyarat sosial (seperti nada suara atau bahasa tubuh), gerakan berulang, atau melukai diri seperti memukul-mukul kepala.
Kenali tujuh ciri yang harus diwaspadai pada anak seperti dibawah ini, jika Anda menjawab ‘tidak’ terhadap minimal dua dari pertanyaan dibawah maka perlu mengajak Anak ke ahli (psikolog/dokter tumbuh kembang/dokter anak) :
1. Apakah Anak Anda memiliki ketertarikan pada anak-anak lain?
2. Apakah Anak menunjuk pada hal yang disukai?
3. Apakah Anak Anda mau menatap mata Anda lebih dari 1-2 detik?
4. Apakah Anak Anda mau meniru ucapan, ekspresi wajah ataupun gerak-gerik Anda?
5. Apakah Anak Anda bereaksi ketika namanya dipanggil?
6. Apakah Anak Anda mau melihat kearah benda yang Anda tunjuk?
7. Apakah Anak Anda pernah bermain pura-pura/role play?
Mengetahui gejala autisme pada anak sejak dini membantu anak mendapatkan penanganan yang tepat sehingga anak dapat memiliki hidup lebih baik dan mandiri.
Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Anak Berkebutuhan Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dalam rangka Hari Peduli Autisme di bulan April 2018 lalu disampaikan bahwa penyintas Autisme Indonesia diprediksi 2,4 juta orang dengan pertambahan 500 orang per tahun.
Angka ini adalah angka yang cukup besar apalagi masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenali dan memahami cara penanganan anak yang merupakan penyintas Autisme.
“Kunci utama dari suksesnya penanganan generasi muda dengan kebutuhan khusus (anak-anak dan dewasa muda dengan Autisme, ADHD, ADD dan Kesulitan Belajar) terletak pada informasi yang akurat, sarana pendidikan dan pelatihan tepat serta dukungan dari berbagai pihak, terutama kepada orang tua agar tidak putus asa,” kata Gayatri Pamoedji Ketua Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) sekaligus orangtua dari pemuda dengan autisme di Jakarta baru-baru ini.
Dukungan dari masyarakat luas, kata ia dapat dilakukan semudah tidak menggunakan kata autis sebagai ejekan, mencari informasi lebih banyak tentang apa yang dibutuhkan generasi muda berkebutuhan khusus serta mendukung dan menghormati keunikan mereka.
“Selain menyediakan wadah yang memberikan informasi yang komprehensif, SPEKIX 2019 juga bertujuan untuk mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan kepada generasi muda dengan kebutuhan khusus yang memiliki semangat dan bakat serta mampu menghasilkan karya yang luar biasa,” kata Gayatri.
Lebih lanjut Gayatri menjelaskan SPEKIX 2019 menampilkan hasil karya mereka, informasi terkini pendidikan dan kesehatan yang diperlukan generasi muda dengan kebutuhan khusus, juga kemungkinan lapangan kerja yang dapat dijajaki.
Ketua Penyelenggara SPEKIX 2019, Dr Dotty Sutowo, menjelaskan, sebagai event tahunan, acara ini merupakan kelanjutan dari Program “Jakarta Ramah Autisme” yang pada 6 April 2013 dicanangkan oleh Joko Widodo saat menjabat sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Setelah berjalan lebih dari 5 tahun, di tahun 2019 ini program tersebut berkembang menjadi Program Indonesia Ramah Autisme.
“Kami mengajak semua pihak, untuk mendukung upaya kami menyetarakan hak dari generasi muda dengan kebutuhan khusus, agar campaign of awareness ini tidak hanya berhenti disini, tetapi tetap berlanjut hingga tahun-tahun yang akan datang,” jelas Dr. Dotty.
Pada akhirnya, acara ini bertujuan memberikan harapan dan memotivasi siapa saja untuk bersama-sama bertindak, menerima dan mendukung anak-anak berkebutuhan khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News