Womanindonesia.co.id – Makanan cepat saji atau dikenal fast food dan junk food merupakan makanan yang disiapkan segera dalam waktu cepat, mudah disajikan, praktis, diolah dengan cara sederhana, dan layanan cepat sehingga siap disantap.
Fast food sangat digemari oleh semua kalangan karena memiliki rasa yang enak dan gurih. Bahkan anak-anak lebih memilih untuk makan dengan junk food dibandingkan makanan rumahan. Namun, makanan ini disinyalir menjadi faktor penyebab berbagai penyakit pada tubuh kita. Makanan cepat saji bukanlah makanan yang menjadi sumber nutrisi tubuh anak Anda.
Nah, agar anak tidak mendapatkan dampak buruk karena terlalu sering makan fast food, orangtua perlu membatasinya. Jadi, seberapa sering kita diperbolehkan untuk membiarkan anak menikmati makanan cepat saji? Simak penjelasannya berikut ini:
Jangan Melarang Anak
Sesekali, biarkan anak makan makanan junk food. Menurut dr. Charlotte Markey, seorang pakar psikologi dan kesehatan anak dari Rutgers University, Amerika Serikat membiarkan anak makan junk food justru baik buat anak.
Pasalnya, makanan cepat saji memang enak, sehingga semakin Anda melarang anak, ia pun jadi tambah ngidam. Anda juga tak mungkin bisa selalu memantau jajanan si kecil. Jadi, kalau anak tidak sedang bersama Anda, jajanan yang pertama kali muncul di benaknya adalah jajanan yang tidak sehat.
Jaga Porsi Makan Anak
Kuncinya adalah menjaga porsi makan makanan cepat saji atau junk food dan makanan sehat. Rebeca Plantier, seorang ahli kesehatan keluarga sekaligus penulis buku Lessons From France: Eating, Fitness, Family menyarankan Anda untuk menerapkan pola 80%-20%. Maksudnya, 80% dari makanan anak haruslah makanan sehat, namun anak masih boleh makan junk food sebanyak 20%.
Karena, terlalu sering konsumsi makanan cepat saji tidak baik bagi anak, bahkan dewasa. Terlebih lagi, Menurut Ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes “Makanan cepat saji kaya akan lemak. Dan lemaknya adalah lemak trans (lemak jenuh)”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News