Womanindonesia.co.id – Orangtua sering kali kebingungan ketika anak menangis tiada henti ketika menginginkan sesuatu. Tantrum adalah ledakan emosi yang muncul saat keinginan seseorang tidak terpenuhi.
Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa raut wajah tegang, bicara dengan nada tinggi dan suara keras, gelisah, frustasi, marah, serta menggerakkan tangan dengan cepat.
Tantrum biasanya ditemukan pada anak-anak yang masih berusia 2-3 tahun. Mereka mengekspresikan kemarahan dengan berbaring di lantai, menendang, berteriak, dan kadang-kadang menahan napas. Tantrum terjadi karena anak-anak di usia ini belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustrasi dan kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Nah, bagaimana cara mengatasi anak ketika mengalami tantrum? Simak berikut ini:
1. Beri anak ruang
Cara menghadapi anak tantrum adalah dengan memberikan dia ruang kesempatan untuk meluapkan emosinya, tapi jangan jauh-jauh dan tetap awasi dia. Jika tantrum terjadi di rumah, Anda dapat memberi Si Kecil waktu 1 – 2 menit untuk menenangkan diri dengan meninggalkannya sendiri tanpa menuruti keinginannya. Minta ia duduk di sebuah kursi hingga ia tenang. Jika kemarahannya sudah reda, Anda dapat mengajaknya bicara untuk menyampaikan bahwa tindakannya tidak dapat diterima dan jelaskan alasan mengapa ia diminta duduk di kursi itu.
Demikian juga jika tantrum terjadi di luar rumah. Jika memungkinkan, jangan beri perhatian terhadap sikap tersebut. Apabila sikap tantrum yang ditunjukkannya cukup berbahaya, misalnya melempar-lempar barang, sebaiknya bawa Si Kecil ke lokasi yang lebih tertutup untuk menenangkannya.
2. Alihkan perhatian Si Kecil
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru. Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk mengalihkan perhatiannya saat tantrum. Misalnya, Anda bisa memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau memberikan camilan kesukaannya saat anak berteriak, marah, atau terlihat rewel.
3. Tetap Sabar dan tenang
Jangan memarahi balita saat tantrum. Kalau perlu menjauh sebentar, tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum menghadapi balita. Marah pada anak yang sedang tantrum tidak akan menyelesaikan masalah. Dengan tenang dan tegas, katakan pada anak bahwa marah-marah adalah sikap yang tidak dapat diterima.
4. Perhatikan Keamanan Anak
Pada saat si kecil tantrum, Anda harus segera menjauhkan barang-barang berbahaya. Benda yang harus dihindari di antaranya seperti kaca dan sumber listrik. Hal ini bertujuan agar anak tidak cedera atau tak sengaja menyakiti orang lain akibat perilaku tantrumnya. Selain itu, Anda juga tidak dianjurkan untuk menarik tangan anak secara kuat atau memukulnya karena berpotensi menyebabkan cedera.
Jika anak tantrum tidak kunjung membaik, sering berulang, membahayakan anak, dan membuat orangtua kewalahan atau lepas kendali saat menanganinya, sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke psikolog anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Tntrum pada anak bisa terjadi karena ia mengalami kondisi tertentu, seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan bicara, penyakit kronis, atau gangguan kesehatan mental, misalnya autisme atau ADHD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News