WomanIndonesia.co.id – Menurut dara riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 15 dari 1000 (1,5%) orang Indonesia menderita penyakit jantung. Penyakit kardiovaskular atau Cardiovascular Diseases (CVD) juga merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan Universal Health Coverage karena prevalensi yang semakin lazim dalam populasi, dan pada kondisi kronis, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal.
Philips Indonesia sangat mendukung pemikiran progresif seputar masalah kesehatan dan gaya hidup sehat di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan membantu melakukan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular, terutama penyakit jantung dan pembuluh darah.
Faktor Risiko
dr. Asik, MPPM, Kepala Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan saat ini hampir semua faktor resiko penyakit jantung, seperti hipertensi, gula darah/diabetes, dan rokok meningkat, khususnya pada generasi muda.
“Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti malas bergerak (mager) dan makan berlebih juga menjadi penyebab meningkatnya prevalensi penyakit ini di Indonesia dan membengkaknya pembiayaan BPJS,” kata dr. Asik pada forum diskusi bertajuk “Lindungi Jantung Anda – Pentingnya Deteksi Dini” di Jakarta baru-baru ini.
Dr. Asik juga menyatakan bahwa pemerintah sudah mengutamakan gerakan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Salah satunya melalui program POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular), GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dan CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Olahraga, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress).
POSBINDU merupakan salah satu upaya pemerintah berbasis masyarakat yang dilaksanakan sebagai tindakan dalam menanggulangi Penyakit Tidak Menular (PTM). Sedangkan GERMAS dan CERDIK merupakan usaha menggalakan hidup sehat sebagai tindakan preventif atas PTM.
dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dalam forum ini banyak menjelaskan mengenai faktor penyakit jantung. Secara garis besar, faktor resiko penyakit jantung dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu faktor resiko tradisional dan faktor non-tradisional.
Faktor resiko tradisional adalah faktor resiko yang sudah diketahui banyak orang, seperti merokok, makanan, dan gaya hidup. Faktor resiko non-tradisional seperti adanya zat asing yang ada ditubuh dan menjadi pemicu penyakit jantung.
Di Indonesia sendiri, masyarakat sudah mulai paham mengenai penyakit jantung dan resikonya, tetapi yang kurang adalah kesadaran untuk mengaplikasikan upaya untuk gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit kardiovaskular.
“Jika tidak, meningkatnya penyakit ini menjadi kondisi yang lebih kronis dapat berdampak pada pembiayaan perawatan,” kata dr. Ario.
Melihat kondisi perkembangan penyakit kardiovaskular di Indonesia, Philips bertujuan untuk mengedukasi pentingnya pencegahan dan deteksi dini untuk mengurangi beban penyakit kardiovaskular, baik bagi pasien, tenaga kesehatan, maupun negara.
Selain dari upaya untuk terus mendorong orang mengadopsi gaya hidup sehat, Philips menyediakan teknologi kesehatan canggih yang akan membantu fasilitas kesehatan memberikan perawatan terbaik bagi pasien dan pada saat bersamaan, membuat perawatan tersebut lebih hemat biaya.
Dengan begitu, Philips dapat membantu masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dimana masyarakat dapat mengetahui kondisi kesehatan dan bagaimana rencana perawatan yang bisa diambil untuk memperbaikinya.
Dick Bunschoten, Presiden Direktur Philips Indonesia mengungkapkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan ini, perlu kerja sama semua pemangku kepentingan. Meskipun melalui BPJS pemerintah menanggung biaya pengobatan, pada akhirnya akan dibutuhkan pendekatan kolaboratif oleh semua pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, tenaga kesehatan profesional, asosiasi terkait serta masyarakat umum, untuk mengurangi beban biaya perawatan penyakit kardiovaskular.
“Philips memberikan dukungan penuh melalui berbagai upaya seperti menyelenggarakan forum ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan deteksi dini dan menemukan cara untuk mencegahnya,” katanya.
Deteksi Dini
Untuk deteksi dini, Philips memiliki beberapa solusi, seperti pemindai EKG (elektrokardiogram), USG (ultrasonografi) dan CT Scan (Computerized tomography scan), yang membantu mendeteksi gejala penyakit jantung. Perangkat ini membantu memberikan data kesehatan pasien dengan cepat, andal dan biaya murah kepada dokter atau teknisi, yang membantu mengidentifikasi tanda-tanda penyakit kardiovaskular.
Solusi HeartStart AED Philips memiliki panduan langkah demi langkah yang memungkinkan praktisi kesehatan mengambil tindakan tanpa ragu menyelamatkan korban serangan jantung mendadak.
Selain itu, Philips juga memiliki Azurion Cathlab, yang dirancang untuk mendiagnosis dan merawat pasien di rumah sakit dan klinik spesialis di berbagai bidang terapi termasuk kardiologi, untuk prosedur mulai dari USG sederhana hingga perfusi pembuluh darah yang kompleks.
Azurion telah memenuhi standar internasional untuk perawatan optimal, kesejahteraan dan keselamatan bagi pasien dan dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News