Eco Living: Cara Mengurangi Limbah Makanan
Womanindonesia.co.id – Limbah makanan atau food waste menjadi permasalah global hingga hari ini. Diperkirakan sepertiga dari semua makanan untuk konsumsi manusia dunia terbuang sia-sia atau sekitar 1,3 miliar ton per tahun. Limbah makanan merugikan ekonomi global hampir $940 miliar setiap tahun.
Limbah Makanan di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara penyumbang sampah makanan terbesar di dunia yaitu 16,3 juta ton pertahun. Adapaun sampah makanan yang paling banyak ditemukan adalah beras.
Terlalu banyaknya limbah makanan, bisa mengancam krisis pangan dan ditambah kedepan ada angka kelahiran yang terus maka harus segera dicari solusi. PBB memperkirakan populasi dunia akan terus bertambah dan mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030. Itu sekitar 800 juta orang lebih banyak dibandingkan tahun 2020.
Limbah makanan adalah masalah besar yang memengaruhi ekonomi, lingkungan, dan masyarakat baik secara global. Melihat permasalahan ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menargetkan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030.
Adapun target tersebut yaitu mengurangi setengah limbah makanan global di tingkat ritel dan konsumen per kapita dan mengurangi kehilangan makanan dalam produksi dan rantai pasokan.
Kendati demikian, tingkat ritel dan konsumen dan populasi dunia yang meningkat pesat menjadi PR besar bagi lembaga PBB. Artinya, meski target pengurangan setengah limbah per kapita (dari sepertiga total limbah makanan), total limbah makanan global masih bisa naik. Dan itu masalah yang sulit diurai.
Sampah Organik dan Sisa Makanan
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), komposisi sampah yang dihasilkan di Indonesia di tahun 2021 masih didominasi oleh sampah organik.
Jenis sampah berupa sisa makanan mencapai 40.8%, sedangkan sampah organik lainnya seperti kayu, ranting, dan daun mencapai 13.2%. Mengacu pada definisi, sampah organik bisa dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.
Sampah organik basah merupakan sampah alami yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Sampah ini lebih cepat membusuk dan terurai secara alami daripada sampah organik kering dikarenakan kelembapan yang tinggi. Contoh sampah organik basah antara lain sisa sayuran atau buah-buahan.
Sedangkan kategori sampah organik kering ialah sampah alami yang tidak mengandung banyak air. Contohnya adalah ranting pohon dan dedaunan kering. Sampah organik kering membutuhkan proses penguraian lebih lama dibandingkan sampah organik basah.
1 Sisa Makanan
Limbah sisa makanan umunya paling banyak dihasilkan dari rumah tangga, restoran dan cafe. Sampah sisa makanan atau disebut juga food waste/food lost mencakup segala jenis sampah yang dihasilkan dari proses mengelola makanan, mulai dari sisa-sisa bahan makanan seperti kulit telur, bonggol sayuran, kulit buah, tulang ikan dan ayam, serta material lain yang tidak dikonsumsi.
Selain itu, sisa makanan juga mencakup makanan matang yang tidak habis atau tidak terkonsumsi, seperti misalnya buah-buahan dan sayuran yang tidak laku atau terlanjur busuk sehingga sudah tidak layak konsumsi.
Dampak Limbah Makanan Bagi Lingkungan
Limbah makanan tidak hanya berbahaya bagi dompet kita, tetapi juga merugikan lingkungan hidup. Itu karena makanan yang kita buang berada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang mengeluarkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang paling merusak yang mendorong perubahan iklim.
Mengurangi limbah makanan kita adalah kunci untuk menghentikan kerusakan planet di mana kita tinggal. Mulai dari perencanaan makan sederhana hingga kebiasaan berbelanja makanan yang lebih cerdas, inilah cara Anda dapat mengurangi limbah makanan keluarga Anda.
Eco Living: Cara Mengurangi Limbah Makanan
-
Belanja sedikit dan sering
Sebagian besar dari kita mengandalkan belanja mingguan atau bulanan untuk makanan keluarga, tetapi pakar lingkungan merekomendasikan berbelanja lebih sering dan membeli lebih sedikit.
Meskipun mungkin nyaman untuk berbelanja setiap minggu, sisi negatifnya adalah hal itu dapat mempersulit penggunaan barang tepat waktu. Ini juga lebih mungkin daripada Anda akan membeli lebih dari yang Anda butuhkan.
Berbelanja ‘sedikit dan sering’ berarti Anda terbiasa membeli apa yang Anda butuhkan dan menggantinya jika sudah habis, yang dapat membantu mengurangi limbah makanan mingguan Anda.
-
Buat daftar belanja
Pergi ke supermarket dengan membawa anak-anak dapat membuat Anda mudah teralihkan. Sebelum Anda menyadarinya, Anda telah mencapai check-out dengan banyak barang yang tidak pernah ingin Anda beli dan mungkin akan dilupakan begitu Anda tiba di rumah.
Nah salah satu cara mengurangi limbah makanan adalah membuat daftar belanja dan mematuhinya. Buatlah catatan belanja secara manual di kertas atau aplikasi di ponsel Anda, simpan daftar belanja Anda.
Membuat anak-anak membantu mencentang daftar sehingga mereka tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak Anda butuhkan juga akan membantu.
-
Simpan makanan dengan hati-hati dan benar
Jika Anda membuang makanan karena sudah basi atau busuk di lemari es, pastikan Anda menyimpannya dengan benar dengan berinvestasi di beberapa wadah kedap udara atau tas freezer yang dapat digunakan kembali untuk menjaga makanan tetap segar.
Pakar makanan juga merekomendasikan melapisi laci salad Anda dengan gulungan dapur untuk menyerap kelembapan, menjaga kesegaran buah dan sayuran lebih lama. Jauhkan pisang dari buah lain agar tidak terlalu cepat matang. Dan simpan herbal dalam segelas air di ambang jendela, bukan di dalam kemasannya.
-
Buatlah pilihan yang cerdas
Apa yang Anda masukkan ke troli belanja Anda juga dapat membuat perbedaan besar. Misalnya, produk makanan organik atau makanan yang ramah lingkungan. Menikmati makanan yang dibuat dengan cara ini, seiring waktu, akan membantu Anda mengurangi jejak karbon Anda.
Pilihan cerdas lainnya untuk menghindari pemborosan makanan termasuk kreasi makanan agar menarik. Makanan sering terbuang sia-sia karena tidak menyukai tampilannya khusunya anak-anak. Misalnya membuat menu bento, atau roti aneka bentuk yang lucu.
-
Pelajari apa yang harus dilakukan dengan sisa makanan
Berkreasi dengan sisa makanan adalah kunci untuk mengurangi sisa makanan keluarga Anda:
- Jika tidak ada yang menyukai brokoli malam ini atau Anda membuat terlalu banyak lauk, jangan membuangnya, simpan untuk ditumis besok.
- Punya banyak sayuran tersisa yang belum berhasil Anda olah minggu ini? Buat sup dan bekukan.
- Jika ada banyak pisang yang sudah lembek jangan dibuang. Pisang yang sangat matang bisa diolah menjadi cake, roti, muffin dll.
-
Jangan buang, jangan mau (ketika makan di luar)
Tidak perlu membuang makanan saat Anda makan di luar. Jika anak-anak sering dikalahkan oleh porsi besar di restoran atau tidak lapar, bawa wadah bekal dan minta dibawa pulang untuk nanti. Pastikan Anda mendinginkannya di lemari es dan panaskan kembali sebelum Anda memakannya.
-
Berpikirlah sebelum membuang makanan
Sebelum Anda membuang makanan, periksa kembali apakah Anda benar-benar perlu melakukannya. Jika memiliki tanggal ‘terbaik sebelum’ dan tampaknya baik-baik saja dan terlihat baik-baik saja maka menyimpannya dalam satu atau dua hari tidak masalah.
Tapi ingatlah untuk menggunakannya secepatnya karena tanggal kadaluwarsa ini dirancang untuk keamanan. Badan Standar Pangan tidak merekomendasikan menyimpan makanan melewati tanggal ini.
Makanan bisa jadi tidak aman untuk dimakan atau diminum, meskipun telah disimpan dengan benar dan terlihat serta berbau harum.
Beberapa makanan seperti daging dan susu baik-baik saja untuk dibekukan pada atau sebelum tanggal ‘digunakan oleh’ jadi jika Anda tidak akan menggunakannya, bekukan, jangan dibuang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News