Womanindonesia.co.id – Ginjal merupakan organ vital bagi manusia selain jantung, otak dan hati. Umumnya gangguan ginjal diketahui menyerang orang dewasa, namun kini gangguan ginjal juga ditemukan pada anak-anak.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berdasarkan kronologis atau waktu terjadinya, gangguan ginjal pada anak terbagi menjadi dua, yaitu bawaan sejak lahir dan didapat setelah lahir.
Gangguan ginjal bawaan sejak lahir umumnya ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Sedangkan gangguan pada ginjal yang didapat setelah lahir biasanya ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi.
Gangguan Ginjal pada Anak
Gangguan ginjal pada anak sendiri terbagi dua yaitu gangguan ginjal akut dan kronik. Gangguan ginjal akut merujuk pada kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak.
Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi. Sedangkan gangguan ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara bertahap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih.
Anak dengan gangguan ginjal kronik akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya.
Tanda dan Gejala Gangguan Ginjal Pada Anak
Gangguan ginjal tidak dapat hilang dengan tindakan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Jika gejala gangguan ginjal pada anak tidak terdeteksi sejak dini dan tidak ditangani segera, maka pada saat dewasa kondisinya akan mengarah ke gagal ginjal yang perlu diobati dengan metode transplantasi ginjal atau perawatan penyaringan darah.
Umumnya tanda dan gejala gangguan ginjal adalah:
• Mual dan muntah
• Hilangnya napsu makan
• Perasaan lemah dan lesu
• Sesak napas
• Sakit perut
• Masalah mulut
• Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari
• Mati rasa, kesemutan, terbakar kaki panas dan tangan
• Kram otot dan kejang otot
• Gangguan tidur
• Kulit gatal
• Menurunnya ketajaman mental
• Tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol
• Nyeri pada dada karena penumpukkan cairan di sekitar jantung
• Pembengkakkan pada pergelangan kaki dan tangan.
Adapun gangguan ginjal erat kaitannya dengan suatu penyakit atau kondisi merusak fungsi ginjal. Penyakit dan kondisi kesehatan tersebut meliputi:
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi
• Glomerulonefritis atau peradangan pada ginjal
• Gangguan ginjal polikistik
• Obstruksi saluran kemih berkepanjangan
• Refluks Vesicoureteral, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan urin kembali ke ginjal.
• Pielonefritis atau infeksi ginjal berulang
• Diabetes tipe-1 dan tipe-2
• Penggunaan obat-obatan tertentu
Data Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan 152 kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Meskipun telah ditemukan sejak Januari 2022, kasus yang disebut misterius ini baru mengalami pelonjakan signifikan pada September 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun IDAI hingga Jumat (14/10/2022), 152 kasus tersebut tersebar di 16 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi Kepulauan Riau, Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.
Hingga saat ini, penyebab gagal ginjal akut tersebut masih belum diketahui. IDAI menyebutkan bahwa fenomena ini masih belum konklusif atau menemukan titik terang terkait penyebabnya sehingga masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut.
“Awalnya kami menduga terkait dengan COVID-19, merupakan suatu MIS-C (peradangan di organ dalam). Tapi setelah di-tata laksana dengan MIS-C, ternyata hasilnya berbeda dengan MIS-C sebelumnya. Penyebabnya memang belum konklusif,” ungkap dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, dalam temu media daring, Jumat (14/10).
Tanda dan Gejala Gangguan Ginjal Akut Pada Anak
Dr. Yanti Herman, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes menyatakan bahwa salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut pada anak ini adalah terjadinya penurunan drastis volume air kencing yang dikeluarkan.
“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi penyaringan ginjal. Biasanya ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah dan/atau penurunan sampai tidak ada produksi urin sama sekali,” jelas dr. Yanti.
Berkaitan dengan gejala tersebut, Yanti meminta orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala penurunan volume atau tidak ada buang air kecil sama sekali.
Selain itu, Yanti menegaskan bahwa gangguan ginjal akut progresif atipikal ini umumnya terjadi pada anak usia 0 sampai 18 tahun dengan mayoritas balita, tidak memiliki riwayat kelainan ginjal, hingga tidak mengalami demam atau gejala infeksi lain dalam 14 hari terakhir.
Selain volume air kencing, orang tua juga harus mewaspadai gagal ginjal akut bila anak mengalami gejala demam, infeksi saluran pernafasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah).
Meskipun demikian, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI meminta masyarakat untuk tetap tenang. Masyarakat juga diminta tetap waspada dan selalu mencari informasi dari sumber terpercaya sehingga tidak menerima informasi yang simpang siur.
“Kita harapkan masyarakat tetap tenang dan tidak panik, tetap waspada, dan pahami betul tentang bagaimana cara mengenali apakah urinnya cukup atau tidak. Jumlah urin yang cukup adalah 1 cc per-kilogram berat badan dan per-jam,” sebut dr. Piprim Yanuarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News