Womanindonesia.co.id – Suara hujan di kesunyian pagi adalah mantra semesta yang menyayat hati, seperti percakapan para malaikat dengan bahasa yang mistis.
Hujan yang dari semalam berhamburan turun ke bumi adalah nasihat yang indah tentang kesabaran. Hujan adalah sabda alam bagi jiwa-jiwa yang kemarau merindukan kesejukan dan kedamaian.
Lelaki itu membuka jendela kamarnya yang terkunci berharap bisa mengenal hujan lebih dekat. Baginya, hujan tetap sama. Hujan pagi ini dan hujan pagi puluhan tahun yang lalu tak ada bedanya. Beningnya, suaranya, aromanya, semuanya masih tetap sama.
Ia teringat saat masih kecil dahulu senang sekali memandang hujan dari balik jendela. Saat itu ia masih tinggal di desa bersama bapak dan ibunya, juga bersama kenangan-kenangan yang tak terlupakan. Namun ada satu yang berbeda, rasanya! Ya, rasa yang menyentuh batin selalu berbeda di setiap hujan.
Entah sudah berapa hujan ia saksikan, semuanya memiliki rasa yang berbeda. Begitu juga dengan hujan pagi ini.
Diperhatikannya mawar merah yang terlihat seperti hitam karena pagi memang masih gelap. Ia bergerak-gerak mengikuti irama hujan yang berjatuhan di kelopaknya. Sesekali angin pun ikut menari bersama hujan dan mawar merayakan takdir penciptaan. Mawar bersyukur menjadi mawar, angin bersyukur menjadi angin, hujan pun bersyukur menjadi hujan. Mereka merelakan semua yang terjadi pada hidupnya walau terasa sulit dan menyakitkan.
Hujan melalui proses pemurnian yang sangat berat. Pada mulanya hujan yang jatuh ke bumi adalah butiran air yang jernih, lalu hujan menjadi danau, sungai, laut, bahkan mengalir di selokan bercampur limbah. Kini sebagian air hujan menjadi kotor bahkan beracun.
Adalah matahari yang dengan kuasanya ia kembali memurnikan hujan. Dengan panasnya ia memaksa air menjadi uap. Bisa dibayangkan betapa menyakitkannya proses perubahan air menjadi uap. Sangat menyakitkan. Lalu uap itu menjadi gumpalan awan yang dingin dan kembali menjadi butiran air. Kembali menjadi hujan yang dirindukan bumi.
Lelaki itu terdiam dalam sunyi. Hujan sudah reda, fajar merekah memancarkan harapan. Menyinari kesadarannya bahwa untuk menjadi manusia bijaksana, kesulitan dan penderitaan akan selalu ada jangan dihindari. Proses pemurnian adalah proses pendewasaan spiritual.
Memiliki kehidupan yang bahagia bukan berarti tidak memiliki penderitaan. Tidak ada yang mutlak dalam kehidupan di dunia ini, tidak ada kebahagiaan mutlak juga tidak ada penderitaan mutlak.
Kebahagiaan mutlak hanya ada di surga dan penderitaan mutlak hanya ada di neraka. Di sini, di dunia ini kebahagiaan dan penderitaan adalah musim yang datang dan pergi silih berganti seperti hujan dan kemarau.
Disebut hidup bahagia adalah jika yang mendominasi kebahagiaan, disebut hidup menderita adalah jika yang mendominasi penderitaan. Analoginya seperti ini; Jika ada sebuah logam terdiri dari 85% emas dan 15% tembaga maka logam itu bisa disebut sebagai emas, tetapi jika logam itu terdiri dari 85% tembaga dan 15% emas, maka logam itu tidak bisa dibilang emas lagi, itu tembaga.
Berusaha memiliki kehidupan yang bahagia bukan dengan berusaha menghilangkan penderitaan tetapi berusaha untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan dengan tindakan-tindakan yang bisa dikendalikan, bukan yang tidak bisa dikendalikan.
Misalnya, Kita tidak tidak bisa menahan orang yang kita cintai menghianati kita – karena itu keputusannya – tetapi kita bisa menerima penghianatan itu dengan ikhlas. Jika kita marah tidak bisa menerimanya kita pasti kecewa, pasti menderita, tetapi jika kita menerima dan mengikhlaskannya kita akan terbabas dari kekecewaan, dari penderitaan.
Lagi pula, dikhianati, dikecewakan, dibenci, dicaci, itu semua tidak akan membuat kita menderita jika kita tidak mengijinkan perlakuan buruk mereka itu melukai hati kita. Bagi orang yang bijaksana perlakuan buruk orang lain tidak akan membuat perasaannya menjadi buruk. Mungkin reaksi awalnya kecewa tetapi dengan cepat bisa menetralisirnya.
Bahagia adalah seni menerima kesulitan dan penderitaan dengan bijaksana, mengubahnya menjadi hikmah dan amanah.
Mohamad Risat | Motovator Jiwa Bahagia
Tentang Mohamad Risat Dan Jiwa Bahagia
Jiwa adalah benih kehidupan yang harus dirawat dengan baik. Pastikan ia tumbuh dengan sehat hingga berbuah kebahagiaan. Jiwa bahagia adalah sebuah upaya untuk menginspirasi siapa pun yang ingin menjalani hidup yang sehat dan bahagia.
Jiwa Bahagia digagas oleh Mohamad Risat, seorang pembicara motivasi dan penulis buku pengembangan diri. Sejak 2008 Risat berpengalaman memberikan pelatihan motivasi untuk umum dan perusahaan. Bank BNI, Bank BRI, PLN, Telkomsel, HM Sampoerna, Aqua Danone adalah diantara perusahaan-perusahaan yang pernah mengundannya (dan ratusan lainnya).
Selain itu kang Risat juga menulis buku pengembangan diri diantaranya; Mind Heart Connection, Logika Cinta, Semua Akan Pindah Pada Waktunya, Hati Yang Purnama, dan Jiwa Bahagia – Cara menenteramkan dan membahagiakan jiwa (buku pilihan program Kick Andy).
Anda dapat membaca tulisan motivasi dari Motivator Jiwa Bahagia, Mohamad Risat setiap hari Jum’at di website Woman Indonesia kanal khusus Motivasi Jiwa Bahagia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News