WomanIndonesia.co.id – Seorang anak dapat dilahirkan dengan beragam metode persalinan yang dilakukan atas dasar indikasi medis atau preferensi orang tua. Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi tindakan persalinan caesar di Indonesia di angka 17,6 persen.
Namun, apapun tindakan persalinannya, imunitas anak harus dijaga karena belum banyak yang mengetahui bahwa proses persalinan caesar dapat memengaruhi imunitas anak.
Pemberian ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk mendukung perkembangan mikrobiota sehat untuk memperkuat sistem imunitas karena di dalam ASI terdapat berbagai macam nutrisi untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota sehat seperti probiotik dan prebiotik.
Dalam seminar Digital “Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Caesar dengan Mikrobiota Sehat” yang diselenggarakan oleh Nutriclub Kamis (27/8) Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr Ali Sungkar menyatakan bahwa setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda. “Dalam banyak kasus, operasi caesar adalah prosedur yang menyelamatkan jiwa dan bisa jadi pilihan tepat untuk seorang ibu dan anaknya,” jelas Ali.
Faktor medis seperti paritas, panggul yang sempit, ketuban pecah dini, pre-eklamsia, janin terlalu besar, kelainan letak janin, dan janin kembar, serta faktor non medis seperti kondisi psikis ibu bisa meningkatkan risiko melahirkan secara caesar.
“Keputusan tindakan persalinan caesar harus melalui prosedur medis, mulai dari informed consent dan pemberian edukasi mengenai manfaat dan risiko operasi caesar karena metode caesar pada persalinan dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Ali.
Orang tua yang memiliki potensi kelahiran caesar biasanya sudah mempersiapkan berbagai hal untuk kesehatan ibu dan anak. Namun, ada satu hal yang perlu diketahui lebih banyak orang tua, yaitu bahwa metode kelahiran caesar dapat memengaruhi sistem imun anak. Sebab, jalur lahir dapat memengaruhi kolonisasi bakteri dan mikrobiota saluran cerna yang penting untuk perkembangan imunitas anak.
“Metode persalinan dapat menentukan jenis mikrobiota yang nantinya akan menghuni usus anak. Anak yang lahir secara pervaginam akan dikolonisasi oleh bakteri vagina dan feses Ibu, termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium,” kata Ali.
Sedangkan anak yang lahir secara caesar, proses kolonisasi mikrobiotanya terpengaruh faktor eksternal sehingga terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus. Kolonisasi mikrobiota usus merupakan hal yang krusial dalam menjaga kesehatan bayi.
“Paparan pertama dengan komunitas mikrobiota maternal (vagina, feses, ASI, mulut dan kulit) akan menentukan kematangan usus, perkembangan metabolik dan imunologi serta konsekuensi status kesehatan jangka pendek dan jangka panjang,” tambah Ali.
Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Prof Moh. Juffrie menjelaskan mengenai pengaruh perbedaan mikrobiota usus terhadap kesehatan anak. Kelahiran merupakan titik yang menentukan sistem kekebalan tubuh untuk kehidupan di masa depan. Mikrobiota saluran cerna mengandung jutaan mikroba yang dianggap penting untuk mengembangkan sistem imunitas tubuh.
“Sementara itu, pada persalinan caesar terjadi ketidakseimbangan mikrobiota dalam sistem gastrointestinal yang memicu risiko terjadinya gangguan imunitas, termasuk alergi terhadap makanan,” ungkap Juffrie.
Sebuah penelitian menunjukkan anak lahir caesar butuh waktu enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan anak lahir normal sehingga anak lahir caesar memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai gangguan sistem imunitas.
Awal kehidupan hingga usia 3 tahun merupakan jangka waktu penting pada anak untuk mengembalikan profil mikrobiota menjadi seimbang. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian ASI eksklusif, karena ASI mengandung lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik dan human milk oligosaccharides atau yang dikenal sebagai prebiotik.
Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja sinergis dan memberikan efek, dikenal juga dengan Sinbiotik, dapat membantu mempercepat kolonisasi bakteri baik dan meningkatkan jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium pada Si Kecil yang lahir secara caesar. “Hal ini dapat membantu meningkatkan sistem imun selama dua tahun pertama kehidupan serta menurunkan risiko anak mengidap penyakit alergi,” tambah Juffrie.
Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menuturkan pihaknya percaya bahwa setiap anak, apapun metode kelahirannya, harus didukung agar siap dan tangguh menghadapi tantangan di masa depan termasuk tantangan imunitas bagi anak kelahiran caesar.
“Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia melalui Nutriclub berharap dengan adanya kegiatan diskusi ini, lebih banyak orang tua dapat mengetahui secara lengkap informasi yang mereka perlukan dalam mempersiapkan kelahiran caesar dan khusus bagi orang tua dengan anak lahir caesar dapat mendukung komposisi mikrobiota sehat untuk mengoptimalkan sistem imunitas si Kecil,” kata Arif.
Sebagai komitmen untuk mendukung kesehatan ibu dan anak di Indonesia, Nutriclub akan meluncurkan Tes Potensi Caesar untuk membantu orang tua mengenali faktor risiko kelahiran caesar sejak awal dan mempersiapkan yang terbaik untuk menyambut si Kecil. “Selain itu, berbagai informasi seputar kehamilan, persiapan dan pasca-kelahiran caesar juga dapat ditemukan di www.nutriclub.co.id,” tutup Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News