WomanIndonesia.co.id – Meski sering dianggap sepele, penyakit sendi khususnya osteoartritis dapat dikategorikan sebagai salah satu rintangan dalam beraktivitas,” kata Evi K. Santoso, VicePresident Marketing Consumer Intensive Care Combiphar pada peluncuran film pendek #KeepOnRollin’ Jointfit di Jakarta, Kamis (1/8).
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa penyakit nyeri sendi yang tidak ditangani secara serius tentu dapat mengganggu kualitas hidup.
“Sejalan dengan data yang menyatakan bahwa osteoarthritis diperkirakan akan menjadi penyebab ketidakberdayaan keempat di dunia pada tahun 2023,” jelasnya.
Berdasarkan data riset kesehtan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit sendi di Indonesia tercatat sekitar 7,3% dan osteoarthritis (OA) atau radang sendi merupakan penyakit sendi yang umum terjadi.
Meski sering dikaitkan dengan pertambahan usia, atau dikenal sebagai penyakit degeneratif, penyakit sendi telah terjadi pada
masyarakat di rentang usia 15 – 24 tahun (angka prevalensi sekitar 1,3%). Angka prevalensi terus meningkat pada rentang usia 24 – 35 tahun (3,1%) dan rentang usia 35 – 44 tahun (6,3%).
Tak jarang bila penyakit sendi khususnya osteoarthritis dilaporkan sebagai salah satu penyebab tidak langsung berkurangnya produktivitas kerja.
Permasalahan osteoarthritis semakin dekat dengan penduduk usia produktif di Indonesia. Karena Indonesia dinobatkan sebagai negara ketiga yang paling buruk keseimbangan antara kerja dan kehidupan dengan angka mencapai 14,3% penduduk usia produktif yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu.
“Selain faktor genetik dan kelebihan berat badan, gaya hidup tidak sehat, kurang aktif bergerak dan cedera merupakan beberapa faktor pendorong osteoarthritis pada usia produktif,” jelas dr. Deasy Erika, Sp. KFR, dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi pada peluncuran film pendek #KeepOnRollin’ Jointfit di Jakarta, Kamis (1/8).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa cedera terkesan dekat dengan orang yang sering melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. Padahal cedera dapat terjadi saat kita melakukan kegiatan sehari-hari.
“Misalnya, cedera saat salah posisi mengangkat beban berat, seperti mengangkat koper saat bepergian, atau menggendong anak, berdiri dalam waktu lama saat kita sedang kelebihan berat badan juga dapat memicu cedera sendi,” papar dr. Deasy.
Memahami fenomena yang terjadi, Jointfit suplemen glukosamin dalam bentuk roller gel keluaran Combiphar merasa perlu menginspirasi masyarakat Indonesia untuk terus bergerak tanpa takut hadapi
rintangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News