Womanindonesia.co.id – Kebaya telah menjadi ikon mode Asia Tenggara. Kebaya secara resmi diakui sebagai pakaian nasional dan juga ikon busana Indonesia, meskipun penggunaan kebaya hanya dipakai oleh Jawa, Sunda dan orang Bali secara berkala.
Kebaya adalah pakaian bagian atas yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional dari kain ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, atau voile, dan terkadang dihiasi dengan sulaman.
Bagian depan diamankan dengan kancing, pin, atau bros. Sedangkan pakaian bagian bawah untuk pakaian ini biasanya dikenal sebagai sarung, kemben atau sepotong kain panjang yang dililitkan di pinggang dan dapat berupa batik, ikat, songket atau tenun.
Kebaya dikenakan oleh perempuan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Selain itu, kebaya juga dikenakan di daerah di luar Asia Tenggara, yakni pemakaian oleh orang Orang Jawa, Melayu dan orang Eurasia Portugis di Kepulauan Cocos, Pulau Natal, pesisir India dan Sri Lanka, Makau serta Afrika Selatan.
Bahkan, banyak maskapai penerbangan berbendera Asia Tenggara termasuk Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Royal Brunei Airlines dan Garuda Indonesia telah mengadopsi pakaian tradisional ini sebagai seragam untuk pramugari perempuan maskapai tersebut.
Kebaya Indonesia Goes To Unesco
Kebaya adalah warisan luhur budaya Indonesia. Hal ini perlu mendapatkan pengakuan oleh dunia. Ingin menggaungkan kebaya Indonesia ke kancah dunia, para komunitas pencinta kebaya mengusung kampanye Kebaya Goes To UNESCO.
Kampanye ini dilakukan untuk mendorong masuknya kebaya sebagai warisan budaya tak benda di organisasi UNESCO. Selain busana tradisional ini, Indonesia sebelumnya telah memiliki warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh UNESCO.
Warisan Budaya Diakui UNESCO
Terhitung sejak 2008-2021, setidaknya terdapat 12 warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui UNESCO. Melansir ich.unesco.org, berikut adalah daftar 12 warisan budaya tak benda Indonesia dari berbagai daerah.
Kesenian Wayang (2008)
Wayang diakuI sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2003 lalu oleh UNESCO. Wayang adalah kesenian yang berasal dari Jawa dengan dua macam jenis, yaitu wayang kulit dan golek. Pertunjukkan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan iringan nyanyian dari sinden serta alunan musik dari gamelan.
Keris (2008)
Keris ditetapkan sebagai daftar Warisan Budaya Tak Benda sejak 2008 oleh UNESCO kategori daftar perwakilan. Keris adalah senjata tradisional yang berasal dari Jawa. Selain dipakai dalam upacara khusus, keris juga merupakan bagian busana adat yang diwariskan turun temurun.
Batik (2009)
Dikutip kemdikbud.go.id, kain tradiisonal ini sudah ditetapkan sebagai sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2009. Ciri khas dari kain batik adalah motif-motifnya yang memiliki makna tersendiri sehingga dianggap sangat sakral.
Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009)
UNESCO menetapkan Pendidikan dan Pelatihan Batik di Pekalongan sebagia Warisan Budaya Tak Benda pada 2009. Pengelola Museum Batik Pekalongan memprakarsai pembentukan program pendidikan dan pelatihan batik pada 2005 bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat.
Angklung (2010)
Angklung adalah salah satu alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Uniknya, angklung dimainkan dengan cara digoyangkan untuk mendapat nada indah. Alat musik ini diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Tak Benda sejak 2010.
Tari Saman (2011)
Tari Saman adalah tari yang berasal dari Gayo, Aceh. Tari tradisional ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO sejak 2011. Tari Saman mempunyai ciri khas berupa tari yang diperagakan secara berkelompok dengan gerakan selang-seling.
Noken (2012)
Noken adalah tas rajut tradisional asal Papua yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada 2012 kategori perlindungan mendesak. Hal ini disebebakan produksi noken yang semakin berkurang akibat persaingan dengan tas buatan pabrik dan kesulitan mendapat bahan baku.
Tiga genre tari tradisional Bali (2015)
Tiga genre tari Bali yang terdiri atas keramat, semi-keramat, dan hiburan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2015. Bagi masyarakat Bali, tarian ialah bagian tak bisa dipisahkan. Selain sebagai ikon wisata, tari Bali juga ditampilkan dalam ritual-ritual penting di Bali.
Kapal Pinisi (2017)
Kapal Pinisi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak 2017 lalu untuk kategori daftar perwakilan. Kapal Pinisi merupakan perahu layar yang berasal dari tradisi maritim masyarakat Bugis. Kapal ini juga digunakan untuk berkeliling dunia oleh para taruna Angkatan Laut.
Pesilat menampilkan kesenian pencak silat Betawi dalam memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-495 Jakarta di kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad, 19 Juni 2022. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar pementasan kesenian tradisional khas Betawi termasuk Ondel-ondel pada 18-26 Juni 2022 di sejumlah lokasi, seperti Kota Tua, arena Pekan Raya Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), perkampungan budaya Betawi Setu Babakan, dan sejumlah pusat perbelanjaan. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pencak Silat (2019)
Dilansir simkatmawa.kemdikbud.go.id, pencak silat yakni suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia dengan berbagai aliran. Pencak silat resmi sebagai daftar Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2019 lalu.
Pantun (2020)
Pantun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 17 Desember 2020. Pantun adalah salah satu jenis puisi yang terdiri atas empat baris dengan bersajak a-b-a-b, dengan tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
Gamelan (2021)
Gamelan menjadi alat musik tradisional yang dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2014. Dilansir eprints.uny.ac.id, gamelan adalah separangkat ansambel traidisonal Jawa dengan tangga nama pentatonik. Gamelan terdiri atas alat-alat musik seperti baron, gambang, gendang, dan gong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News