WomanIndonesia.co.id – Bisnis perawatan kulit (skincare) dan makeup semakin berkembang pesat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya brand baru yang bermunculan baik dari kalangan umum bahkan aktris-aktris ternama kini punya brand sendiri.
Skincare dan kosmetik merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak, skincare dan kosmetik kini menjadi kebutuhan premier terutama perempuan yang ingin tampil cantik dan sehat.
CEO PT Urban Indo Manufaktur, Maharani Kemala mengatakan, saat ini cukup mudah bagi siapa saja yang ingin membuat brand sendiri. Ada pabrik yang bisa membantu pelaku usaha memiliki label produk kosmetik sendiri dengan biaya yang tidak begitu mahal.
Di Urban Indo Manufactur, pelaku usaha bisa maklon lengkap dengan pengurusan lisensi BPOM, sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), Halal OEM, hingga ke proses ISO dan hak kekayaan intelektual (HAKI).
“Kalau dulu sulit, saya waktu mau maklon ke orang harus siap Rp1 miliar lalu dokumen-dokumen harus diurus sendiri. Berkaca dari pengalaman itu, sekarang saya ingin membantu anak-anak muda yang mau bisnis kosmetik,” kata Maharani di ajang Cosmobeaute di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (19/10).
Maharani menjelaskan, tahapan yang harus disiapkan jika ingin memiliki label kosmetik sendiri adalah menyiapkan logo dan nama merk.
“Setelah itu kita yang urus semua soal dokumen-dokumen termasuk daftar hak paten. Tinggal bikin logo sama nama, serahkan ke kita, request bahan aktif apa aja, mau seperti apa kosmetiknya. Setelah itu memilih kemasan dan Urban akan membantu pendistribusian produk,” jelasnya.
Budget minimal pembuatan merek kosmetik berkisar Rp300 juta untuk 10.000 item produk dengan berbagai variasi mulai dari skincare, produk perawatan tubuh (body care), rambut (hair care) seperti pomade hingga kosmetik seperti lip tint.
Maharani menerangkan, harga produk akan bergantung pada pilihan kualitas bahan aktif produk dan kemasan.
“Semakin bagus bahan aktif yang diinginkan dan kemasan semakin premium ya produknya semakin mahal. Namun jika produknya isinya bahan aktif yang biasa dan kemasannya enggak impor ya bisa dapat yang murah, contohnya serum pemutih bisa Rp20.000-an,” terangnya.
Lebih lanjut, Maharani menjelaskan, bahan produk kosmetik dia dapat dari luar negeri, utamanya Korea Selatan karena di Indonesia masih ketinggalan soal teknologi pengolahan bahan baku.
“Sebenarnya di Indonesia semua bahan sudah ada misalnya Moringa, kunyit atau apa itu banyak, cuma kita belum ada teknologi untuk memecah molekul si bahan baku ini menjadi sekian nano sehingga bisa diaplikasikan ke tubuh manusia,” katanya.
Skincare diprediksi masih akan merajai penjualan produk kecantikan di Tanah Air. Pasalnya, orang Indonesia masih mendambakan kulit putih. “Mereka enggak ngerti kalau dasarnya kulit Indonesia sama orang Korea misalnya itu kan beda,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menambhkan bahwa tidak ada produk yang sudah mendapat lisensi BPOM itu bisa membuat kulit putih secara instan. Namanya skincare hanya bisa merawat, semakin sering dirawat maka semakin bersih dan sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News