Imunisasi anak ada banyak macam dan fungsinya disesuaikan dengan usia anak.
Womanindonesia.co.id – Imunisasi adalah proses untuk membuat imun anak agar kuat atau kebal terhadap penyakit melalui program pencegahan penyakit menular yang dilakukan dengan pemberian vaksin. Program imunisasi anak ini diberikan sejak usia bayi hingga di bangku sekolah. Program imunisasi ini pun biasanya sudah terjadwal pada kurun waktu tertentu sehingga setiap anak dipastikan mendapat imunisasi tepat waktu.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi anak mampu mencegah 2 – 3 juta kematian anak setiap tahun. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Simak jadwal imunisasi bayi dan anak berdasarkan anjuran IDAI.
Menurut IDAI vaksin adalah alat atau produk yang menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Pemberian imunisasi secara teratur dapat berdampak positif pada anak. IDAI sudah memperbarui jadwal imunisasi pada 2020 lalu. Jadwal ini untuk memudahkan orangtua dan dokter untuk mengetahui waktu pemberian imunisasi yang tepat sesuai usia si kecil.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR). Lantas, Apasih plus dan minus vaksin untuk anak? Berikut penjelasannya.
Plus Minus Imunisasi Anak
Plus
Imunisasi anak menyelamatkan jutaan nyawa dan secara luas diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil dan efektif (hemat biaya) di dunia. Namun, masih ada lebih dari 19 juta anak di dunia yang tidak divaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, yang membuat mereka sangat berisiko untuk menderita penyakit-penyakit yang berpotensi mematikan.
Dari anak-anak ini, 1 dari 10 anak tidak pernah menerima vaksinasi apapun, dan umumnya tidak terdeteksi oleh sistem kesehatan. Memperluas akses imunisasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG).

Vaksinasi tidak hanya mencegah penderitaan dan kematian yang terkait dengan penyakit menular seperti tuberkulosis, diare, campak, pneumonia (infeksi paru-paru), polio dan batuk rejan, vaksinasi juga membantu mendukung prioritas nasional seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi.
Nilai vaksin yang unik, merupakan pendorong dikukuhkannya Global Vaccine Action Plan (GVAP) 2020, yang disahkan oleh 194 anggota negara pada World Health Assembly ke-60 tanggal 12 Mei 2012, suatu kerangka kerja untuk mencegah jutaan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin pada tahun 2020 melalui akses universal untuk imunisasi.
Tujuan GVAP adalah mengukuhkan imunisasi rutin, mempercepat kontrol penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (pemberantasan polio sebagai tahapan pertama), memperkenalkan vaksin baru, dan memacu penelitian dan pengembangan teknologi vaksin. Meskipun terdapat perbaikan dimasing-masing negara, semua target GVAP untuk eliminasi penyakit (termasuk campak, rubella, serta tetanus neonatus dan maternal) masih terlambat dari yang dijadwalkan.
Imunisasi anak memang bertujuan untuk melawan penyakit-penyakit tertentu yang dapat masuk ke tubuh dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tentu saja imunisasi sangat penting dan bermanfaat untuk dapat menjaga tubuh dari berbagai virus yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti polio, hepatitis, DPT, campak ataupun BCG. Selain itu juga, dengan imunisasi, anak dapat terhindar dari resiko cacat atau bahkan kematian.
Minus
Baru-baru ini kabar tentang dampak negatif imunisasi semakin banyak beredar baik di media cetak maupun elektronik, namun kebanyakan berita tersebut hanyalah mitos yang belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. Beberapa ahli yang menyebutkan dampak negatif imunisasi pun bukan merupakan ahli vaksin melainkan ahli dari bidang lain dan juga tulisan-tulisan tersebut kebanyakan mengacu pada teknologi lama ketika teknologi imunisasi belum secanggih sekarang. Efek samping dari imunisasi memang ada, namun itu hanya berlangsung setelah pemberian vaksin dan temporer. Berikut ini adalah efek samping imunisasi:
- Demam
- Anak rewel
- Kemerahan pada kulit
- Muntah
- Diare
- Alergi/Anafilaksis (Sangat jarang terjadi)
Itulah plus dan minus imunisasi anak. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News