Womanindonesia.co.id – Hari kanker Paru Sedunia diperingati pada tanggal 1 Agustus setiap tahunnya. Hari Kanker Paru Sedunia pertama kali diselenggarakan pada 2012 oleh Forum of International Respiratory Societies, bekerja sama dengan International Association for the study of Lung Cancer dan juga American College of Chest Physicians.
Konferensi Dunia IASLC tentang Kanker Paru-paru (WCLC) adalah organisasi terbesar di dunia yang fokus pada penanganan kanker paru-paru. Tujuan utama mereka adalah untuk memberi tahu orang-orang tentang penyebab utama kanker paru-paru, seperti, merokok, paparan asbes, arsenik, uranium, dan lain-lain.
Namun, ketika sudah terdeteksi kena kanker perlukah berhenti merokok atau tidak?
Penyebab kanker paru
Penyebab utama dari kanker paru-paru adalah kebiasan merokok. Bahkan, kebiasaan ini tidak hanya buruk untuk perokok aktif, atau orang yang melakukan aktivitas merokok.
Namun, kebiasaan merokok juga tak baik untuk perokok pasif, yaitu orang yang menghirup asap rokok karena orang di sekitarnya melakukan aktivitas merokok.
Kanker ini dapat berkembang cepat pada perokok karena racun zat karsinogenik yang berasal dari rokok masuk ke dalam paru-paru, baik secara sengaja maupun tidak. Bisa dikatakan, kebiasaan ini bertanggung jawab kepada hampir 70% kasus kanker ini.
Faktor risiko kanker paru
Setelah memahami apa itu penyebab dari kanker paru, Anda kini perlu memahami lebih lanjut mengenai faktor risiko yang mungkin dimiliki. Kanker ini memang bisa terjadi kepada siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko dari kanker ini, termasuk di antaranya adalah:
- Pernah merokok atau sedang merokok.
- Perokok pasif.
- Punya anggota keluarga dengan kanker paru.
- Riwayat kesehatan pribadi.
- Radioterapi untuk kondisi lain yang dapat mempengaruhi daerah dada.
- Kontak dengan racun seperti asbes, kromium, nikel, arsenik, jelaga, atau tar di tempat kerja.
- Terkena paparan radon di rumah atau tempat kerja.
- Hidup di lingkungan yang tercemar.
- Sistem kekebalan tubuh lemah secara genetik atau akibat human immunodeficiency virus (HIV).
- Konsumsi suplemen beta karoten dan menjadi perokok berat.
Olehnya itu, jika Anda mengalami satu dari berbagai kondisi yang telah disebutkan di atas, tak ada salahnya untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker paru.
Tanda dan gejala kanker paru
Sebagian besar gejala kanker paru terjadi di paru-paru, tetapi Anda juga mungkin mengalami gejala lain pada tubuh. Hal ini biasanya terjadi karena kanker telah menyebar (dalam istilah medis disebut dengan metastasis) ke bagian tubuh lainnya.
Tingkat keparahan gejala juga berbeda. Beberapa bahkan mungkin tidak merasakan gejala atau hanya merasa lelah secara umum. Tak jarang, pada tahapan stadium awal, kanker ini tidak menunjukkan gejala.
Berikut adalah beberapa gejala yang harus Anda ketahui:
- Ketidaknyamanan atau nyeri pada dada.
- Batuk yang tidak hilang atau semakin memburuk dari waktu ke waktu.
- Masalah pernapasan.
- Darah dalam dahak (lendir batuk dari paru-paru).
- Suara serak.
- Masalah dalam menelan.
- Kehilangan selera makan.
- Kehilangan berat badan tanpa alasan.
- Merasa sangat lelah.
- Peradangan atau sumbatan di paru-paru.
- Pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening dalam dada di daerah paru-paru.
Kanker ini adalah kondisi yang serius yang dapat menyebabkan komplikasi fatal. Kanker paru bisa menyebabkan komplikasi, seperti:
- Sesak napas.
- Batuk darah.
- Nyeri, umumnya timbul pada stadium lanjut.
- Cairan di dada (efusi pleura).
- Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis).
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Alasan Penderita Kanker Paru Harus Berhenti Merokok
Ahli onkologi Nathan Pennell, MD, PhD dari Cleveland Clinic merinci tiga alasan, mengapa setelah didiagnosis kanker menjadi waktu paling penting untuk berhenti merokok.
1. Sebab Merokok membuat pengobatan lebih sulit
Jika Anda memilih untuk menjalani kemoterapi atau pilihan pengobatan lain untuk kanker, ini dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak nyaman, seperti kelelahan, mual, rambut rontok, masalah kulit, dan nyeri pada tubuh. “Penelitian menunjukkan, merokok membuat efek samping ini menjadi lebih buruk,” kata Dr. Pennell.
2. Sebab merokok membuat pengobatan kurang efektif
Melansir Cleveland Clinic, rokok terbukti memengaruhi sirkulasi, kesehatan kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh, dan bahkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.
“Saat menjalani pengobatan kanker, terutama jika melibatkan operasi, merokok membuat tubuh Anda lebih sulit pulih dan meningkatkan risiko komplikasi, seperti penyembuhan luka yang lebih lambat,” kata Dr. Pennell.
3. Mampu meningkatkan risiko kanker kambuh
Mungkin alasan terpenting untuk berhenti merokok setelah didiagnosis kanker adalah, jika pengobatan Anda berhasil, berhenti mengurangi kemungkinan kembalinya jenis kanker yang berbeda.
Ini mungkin tampak jelas dalam hal kanker paru-paru, tetapi merokok juga menyebabkan banyak jenis kanker lainnya – termasuk kanker laring, tenggorokan, mulut, ginjal, kandung kemih, hati, pankreas, dan banyak lagi. Faktanya, merokok merupakan faktor risiko untuk hampir semua kanker.
Itulah penjelasan mengapa Anda harus berhenti merokok jika sudah terdeteksi kanker paru. Yuk, terapkan pola hidup sehat dan berhenti merokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News