Womanindonesia.co.id – Musim hujan telah tiba, masyarakat perlu waspada terhadap banjir. Sejumlah titik di Jakarta rawan banjir. Bahkan masalah banjir Jakarta masuk dalam pembahasan di forum konsultasi publik penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI Jakarta 2023-2026 pada Februari 2022.
Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan pemerintah perlu menyusun perencanaan dan pengelolaan masa depan Ibu Kota. Bencana banjir menjadi perhatian khusus bagi Jakarta karena memiliki implikasi yang kompleks.
Selain risiko kesehatan yang terkait dengan pemadaman listrik dan pipa ledeng yang rusak, air banjir itu sendiri dapat menampung bakteri dan organisme pembawa penyakit yang menimbulkan risiko bagi pengungsi, petugas penyelamat, dan siapa pun yang kembali ke rumah mereka setelah banjir.
Air banjir dapat memiliki tingkat bakteri, virus, kotoran, dan parasit yang sangat tinggi yang dapat menginfeksi Anda jika masuk ke mulut, mata, atau luka di kulit.
Dilansir dari laman Health.com berikut beberapa penyakit yang kerap timbul akibat bencana alam ini:
1. Penyakit gastrointestinal
Salah satu risiko terbesar menelan air banjir adalah menelan bakteri, virus, atau parasit yang menyebabkan penyakit gastrointestinal. Sebagian besar infeksi ini mungkin tidak berbahaya dan hanya menyebabkan muntah atau diare. Tetapi gejala ini juga bisa menjadi serius dan dapat menyebabkan dehidrasi yang mengancam jiwa.
Cryptosporidium, Giardia, E. coli, dan salmonella adalah beberapa contoh kuman yang dapat mencemari air dan menyebabkan gangguan perut. Leptospirosis, penyakit yang berpotensi fatal yang menyebar melalui urin tikus, merupakan risiko besar lainnya. Para ahli juga memperingatkan tentang kolera dan demam tifoid, yang keduanya dapat disebabkan oleh air yang terkontaminasi bakteri setelah bencana.
2. Infeksi kulit
Menelan bakteri bukan satu-satunya hal yang berisiko terkena air banjir. Orang-orang dalam situasi ini mungkin mengalami lecet atau luka di tubuh mereka, dan mereka dapat terinfeksi bakteri sekunder dari air.
Jika Anda memiliki luka atau goresan, cobalah yang terbaik untuk menutupinya dan berikan pertolongan pertama dasar. Gunakan salep antibiotik jika Anda memilikinya, dan awasi untuk memastikan tidak menjadi merah atau bengkak. Jika tampaknya tidak sembuh seperti seharusnya atau jika Anda mengalami demam, kedinginan, atau tanda-tanda infeksi lainnya temui dokter sesegera mungkin.
3. Penyakit yang dibawa nyamuk
Masalah lain dari bencana ini adalah wabah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Genangan air adalah tempat atau saran bagi nyamuk untuk berkembang biak. Sebagian besar negara berisiko terkena Virus West Nile dan beberapa negara bagian juga dapat menampung nyamuk yang membawa virus Zika, demam berdarah (DBD), dan chikungunya.
4. Hepatitis
Hepatitis sering dianggap sebagai penyakit yang menyebar melalui hubungan seks atau penggunaan narkoba IV, tetapi jenis penyakit tertentu juga dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A dan E, khususnya, dapat menjadi bahaya di daerah yang pernah mengalami banjir, meskipun hepatitis E jarang terjadi di Amerika Serikat.
5. Penyakit Legionnaires
Bakteri Legionella ditemukan secara alami di dalam air, dan ketika orang menelan atau menghirup tetesan air yang terkontaminasi, mereka dapat tertular penyakit Legionnaires infeksi pernapasan yang menyebabkan batuk, sesak napas, demam, dan kedinginan.
Seperti kebanyakan infeksi bakteri, penyakit Legionnaires biasanya dapat diobati dengan antibiotik walaupun terkadang bisa berakibat fatal, terutama jika tidak diketahui lebih awal. Penyakit legiuner sering menyebar ketika pasokan air minum terkontaminasi, atau melalui kolam atau bak air panas yang terkontaminasi.
Tetapi ada juga kasus orang yang terdokumentasi menjadi sakit karena penyakit tersebut setelah membersihkan air banjir. Di tengah bencana alam, mungkin sulit untuk menghindari paparan banjir—dan segera mencari perawatan medis yang tepat setelahnya.
Tetapi orang dapat mengurangi risiko sakit dengan mempraktikkan kebersihan yang baik. Cobalah untuk menghindari paparan air pada mulut, hidung, dan mata Anda jika Anda bisa. Dan tentu saja, menghindari banjir sama sekali adalah cara yang paling aman, itulah sebabnya evakuasi biasanya merupakan hal terbaik untuk dilakukan. Jika Anda jatuh sakit setelah terkena air banjir, sebutkan gejalanya ke dokter sesegera mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News