Womanindonesia.co.id – Persoalan gizi anak di Indonesia masih menjadi tantangan besar, dengan prevalensi anemia dan stunting yang terus mengkhawatirkan. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa satu dari empat anak Indonesia mengalami anemia, sementara angka stunting mencapai 21,5%.
Menjawab tantangan ini, pemerintah dan sektor swasta bekerja sama memperkenalkan berbagai inisiatif guna memperkuat ketahanan gizi nasional yang berkelanjutan. Salah satunya adalah program “Makan Bergizi Generasi Maju,” yang diluncurkan oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) bersama Indonesia Food Security Review (IFSR), Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII), dan UMB Boga.
Program percontohan ini menyasar 2.000 siswa PAUD, TK, dan Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman dan Bantul, Yogyakarta. Melalui konsep uji coba yang mengedepankan pemenuhan gizi dan edukasi holistik, program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan asupan bergizi, namun juga untuk membangun kesadaran tentang pentingnya pola hidup sehat dan ramah lingkungan.
Program Makan Bergizi Generasi Maju memperkenalkan pendekatan empat pilar, yaitu penyediaan makanan bergizi, edukasi gizi seimbang, penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta dukungan untuk konsep minim sampah atau zero waste. Salah satu inovasi dalam penyediaan gizi adalah penggunaan susu bubuk fortifikasi yang kaya zat besi dan vitamin C, membantu penyerapan zat besi hingga dua kali lipat lebih efektif.
Menurut VP General Secretary PT Sarihusada, Vera Galuh Sugianto, program ini sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2025-2029 yang digagas pemerintah. “Sarihusada berkomitmen menjadi penggerak perubahan melalui inisiatif ini. Tidak hanya sekadar menyediakan makanan bergizi, kami juga ingin mengajarkan nilai kebersihan dan kepedulian lingkungan agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan memahami pentingnya lingkungan yang lestari,” ujar Vera.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Deputi Pengawasan dan Pemantauan Badan Gizi Nasional, Dadang Hendrayudha, menyampaikan apresiasi atas langkah yang diambil oleh Sarihusada dan mitranya.
“Program ini bisa menjadi acuan atau blueprint dalam pemberian gizi yang komprehensif. Langkah ini merupakan kontribusi penting untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dalam menciptakan generasi yang unggul dan sehat,” ujarnya.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang diwakili oleh Wakil Kepala Dinas Dikpora DIY, Drs. Suhirman, M.Pd, juga menyambut baik peluncuran program ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan dan gizi.
Selain fokus pada pemberian nutrisi, program ini juga mencakup edukasi gizi dan pola hidup sehat. Tidak hanya siswa, guru dan orang tua juga terlibat aktif dalam menyampaikan edukasi tentang PHBS dan gizi seimbang.
Direktur Eksekutif Yayasan IFSR, I Dewa Made Agung, menjelaskan, “Dengan keterlibatan para pemangku kepentingan, program ini diharapkan dapat menanamkan kebiasaan baik sejak dini. Kami berharap pendekatan ini membawa dampak jangka panjang dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan.”
Medical & Science Director PT Sarihusada Generasi Mahardhika, Dr. Ray Wagiu Basrowi, menjelaskan bahwa pemilihan susu bubuk fortifikasi sebagai bagian dari program didasarkan pada penelitian yang menunjukkan kandungan gizi yang lebih lengkap dan mendukung pertumbuhan anak.
“Susu bubuk fortifikasi memiliki kombinasi zat besi dan vitamin C yang memperkuat daya serap zat besi pada anak-anak, sehingga membantu mengatasi masalah anemia. Ini adalah upaya kami untuk menghadirkan inovasi nutrisi berbasis riset agar setiap komponen program dapat berdampak optimal bagi kesehatan anak-anak,” kata Dr. Ray.
Dengan pendekatan terpadu yang mencakup penyediaan nutrisi, edukasi, dan kesadaran lingkungan, program Makan Bergizi Generasi Maju diharapkan dapat menjadi model keberlanjutan bagi ketahanan gizi nasional. Inisiatif ini tak hanya fokus pada masa kini, tetapi juga mempersiapkan generasi mendatang yang lebih sehat dan sadar lingkungan.
Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan solusi yang lebih menyeluruh dalam mengatasi persoalan gizi di Indonesia. Dengan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat, diharapkan target Indonesia Emas 2045, yang mencanangkan generasi cerdas, sehat, dan berdaya saing, dapat terwujud demi kemajuan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News