womanindonesia.co.id – Hari Pahlawan kiranya tidak hanya sekedar diingat pada setiap tanggal 10 November saja, namun lebih dari itu perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah rela mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu terus dikenang sepanjang masa oleh kita semua. Hal ini sebagaimana tema Hari Pahlawan Tahun 2021 “PAHLAWANKU, INSPIRASIKU”.
Mungkin diantara kita ada yang belum tahu sejarah kenapa tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, untuk itu mari bersama-sama kita pelajari sejarah singkat Hari Pahlawan yang kita peringati setiap 10 November.
Setiap tanggal 10 November, masyarakat Tanah Air akan memperingati Hari Pahlawan. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang pertempuran Surabaya antara pasukan asing dan rakyat Indonesia.
Pertempuran Surabaya berawal dari peristiwa pengibaran bendera di Hotel Yamato, Surabaya. Kala itu, pemerintah mengeluarkan maklumat usai proklamasi. Maklumat itu berisi tentang pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia yang dimulai sejak 1 September 1945.
Namun, sekelompok orang Belanda dari pimpinan Ploegman mengibarkan bendera Belanda di sebelah utara Hotel Yamato, Jalan Tunjungan, Surabaya. Pengibaran itu dilakukan tanpa persetujuan Pemerintah RI di Surabaya.
Aksi ini pun langsung memicu kemarahan rakyat Indonesia. Masyarakat lantas berkumpul di depan Hotel Yamato. Mereka meminta bendera Belanda diturunkan dan diganti dengan pengibaran bendera Indonesia.
Sejumlah pemuda tak tinggal diam. Dengan berani, mereka menaiki Hotel Yamato dan merobek warna biru pada bendera Belanda. Sehingga hanya menyisakan warna Merah Putih, warna bendera Indonesia.
Peristiwa di Hotel Yamato membuat hubungan Inggris dan Indonesia semakin memanas. Akhirnya, Jenderal D. C. Hawthorn meminta Presiden Soekarno untuk meredakan situasi. Pada 29 Oktober 1945, perwakilan Indonesia pun menandatangani perjanjian gencatan senjata.
Keadaan sempat stabil sejak gencatan senjata. Namun, kondisi kembali memanas sejak terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris. Tak hanya itu, mobil yang ditumpangi Mallaby juga meledak karena granat, sehingga jenazahnya sulit dikenali.
Kematian Mallaby memicu kemarahan besar tentara Inggris. Pengganti Mallaby, Jenderal Robert Mansergh pun mengeluarkan ultimatum agar rakyat Indonesia yang bersenjata melapor, meletakkan senjata dan menyerahkan diri. Batas ultimatum yakni 10 November 1945.
Ultimatum yang dikeluarkan membuat rakyat Surabaya murka. Pada 10 November 1945, pertempuran besar terjadi di Surabaya. Perlawanan ini menyebabkan tewasnya ribuan pahlawan Tanah Air.
Untuk mengenang perjuangan rakyat Surabaya, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Penetapan ini dilakukan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Sejatinya, peringatan Hari Pahlawan menyimpan makna mendalam untuk bangsa Indonesia. Peringatan ini menjadi bentuk penghormatan untuk jasa para pahlawan yang rela berkorban untuk Indonesia hingga titik darah penghabisan.
Peringatan ini juga menjadi bentuk pengingat agar masyarakat mempertahankan Indonesia dari segala ancaman dan turut berkontribusi untuk perkembangan Tanah Air.
Sepatutnya bangsa Indonesia terutama generasi mudanya juga tidak boleh lupa dengan semangat para pejuang bangsa dalam menegakkan marwah nya sebagai bangsa yang berdaulat dalam pertempuran di Surabaya atau Battle of Surabaya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News