Tren pewarnaan rambut konon sudah dimulai sejak zaman Mesir Kuno sekitar 1500 sebelum masehi (SM) dan pertama kali dikomersilkan pada tahun 1909 oleh seorang kimiawan asal Perancis, Eugene Schuller Carbett.
Womanindonesia.co.id – Mewarnai rambut merupakan salah satu cara untuk mempercantik rambut, untuk menutup rambut uban atau putih, untuk mengubah warna yang dianggap yang lebih diinginkan atau bermode, atau untuk mengembalikan warna rambut asli setelah luntur karena proses penataan rambut atau pengaruh sinar matahari.
Nah, berhubungan dengan mewarnai rambut. Sejak kapan sih orang mewarnai rambut? Simak sejarahnya berikut ini.
Sejarah Pewarnaan Rambut
Pewarna rambut yang aman pertama kali di-komersilkan pada tahun 1909 oleh seorang kimiawan asal Perancis, Eugene Schuller Carbett, 1988. Proses pewarnaaan pada rambut sebetulnya terjadi karena adanya reaksi kimia antara molekul rambut dengan zat pewarna rambut. Reaksi pada umumnya merupakan reaksi oksidasi.
Rambut pada dasarnya adalah keratin, yaitu sejenis protein yang juga sama ditemukan pada kulit dan kuku. Warna alami pada rambut bergantung pada perbandingan dan jumlah dari dua jenis protein yang terkandung di dalamnya.
Dua jenis protein tersebut bernama eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin adalah zat yang berperan pada pewarnaan rambut coklat ke corak hitam sedangkan phaeomelanin berperan pada pewarnaan rambut keemasan, pirang, dan merah.
Ketidakikutsertaan salah satu dari melanin tersebut akan mengakibatkan warna putih atau abu-abu pada rambut. Manusia telah mewarnai rambut mereka sejak ribuan tahun yang lalu dengan menggunakan tumbuhan dan mineral alami, contohnya inai, kerak biji kacang kenari, dan cuka vinegar Carbett, 1988.
Para arkeolog menemukan bahwa cat rambut atau pewarna rambut telah digunakan sejak masa Neanderthal, di mana manusia waktu itu menggunakan berbagai sarana untuk mengubah warna rambut dan kulit. Orang-orang Galia Kuno dan Saxon juga mengecat rambut mereka untuk menunjukkan peringkat atau status sosialnya. Sedangkan orang Babilonia menaburkan debu emas untuk mengubah warna rambut mereka.
Pada zaman Mesir Kuno, Yunani dan Romawi, tanaman dan hewan dijadikan bahan untuk mewarnai rambut biasanya bahan-bahan tersebut ditujukan untuk menggelapkan warna rambut. Untuk lebih jelas perjalanan pewarnaan rambut simak berikut ini!
1500 SM
Dilansir dari parapuan, sekitar tahun 1500 SM, perempuan Mesir Kuno mewarnai rambut mereka dengan warna merah, biru, hijau, bahkan menciptakan warna kuning yang indah menggunakan bubuk emas. Henna juga digunakan untuk menyembunyikan uban yang masih tidak kita sukai sampai hari ini.
Orang Yunani Kuno sebagian besar menyukai warna rambut gelap dan menggunakan pewarna permanen yang dibuat khusus oleh para ahli. Mereka kemudian menemukan ramuan yang tidak beracun dengan menggunakan lintah untuk membuat pewarna. Lintah dimasukkan ke dalam bejana timah tempat mereka menjalani proses fermentasi, kemudian diubah menjadi pewarna.
300 SM
Galia dan Saxon, dari periode 300 SM, mewarnai rambut mereka dengan berbagai warna cerah untuk mengintimidasi musuh selama pertempuran.
Selama Kekaisaran Romawi, pelacur diharuskan memiliki rambut kuning untuk menunjukkan profesi mereka. Sebagian besar memakai wig, tetapi beberapa menggunakan campuran yang terbuat dari abu tanaman atau kacang yang dibakar untuk mendapatkan rona.
Sementara itu, peradaban kuno lainnya seperti Galia dan Saxon mewarnai rambut mereka dengan berbagai warna cerah untuk menunjukkan peringkat mereka dan sebagai sarana untuk mengintimidasi lawan di medan perang.
500 -1500 M
Pada 1500-an,The Dark Ages, rambut merah menjadi tren ketika kemunculan gadis berambut merah pertama kali didokumentasikan lewat lukisan. Dipercaya bahwa warna rambut merah adalah hasil mutasi genetik, yang terjadi di Skotlandia.
Langkanya warna rambut ini membuat gadis berambut merah dituduh sebagai penyihir selama beberapa dekade sampai Ratu Elizabeth I naik tahta dengan mengenakan rambut merahnya. Ratu Elizabeth I meminta setiap orang untuk menerima bahwa warna rambut merah sama sekali tidak berhubungan dengan kejahatan.
Kemudian di periode 1600-an, selama zaman Renaisans, kebanyakan pewarna berbasis bahan kimia dan tidak alami. Delights for Ladies, sebuah buku unik yang berisi semua jenis resep kecantikan dan ramuan rumah tangga, mendeskripsikan pewarna bernama Oil of Vitriol yang dapat mengubah warna hitam menjadi coklat muda.
Saat menggunakan pewarna tersebut, disarankan untuk menghindari terkena kulit karena pewarna tersebut sebenarnya adalah asam sulfat.
1800 M
Lalu pada tahun 1800-an M kita semua harus berterima kasih kepada William Henry Perkin, seorang ahli kimia dari Inggris, yang tanpa sadar berhasil merevolusi proses pewarnaan rambut serta seluruh industri pewarnaan rambut.
Dia secara tidak sengaja menemukan bahan pewarnaan rambut, yang kita kenal dengan nama Mauveine, saat mencoba membuat obat untuk malaria. Meskipun tidak berjalan sesuai rencana, penemuannya mengubah industri pewarnaan tekstil dan memungkinkan perempuan melakukan pewarnaan rambut permanen tanpa merusak rambut mereka.
Mauveine masih menjadi peran penting bagi industri pewarnaan rambut modern, tetapi sekarang dikenal sebagai para-phenylenediamine.
Menjelang tahun 1800-an, perak nitrat digunakan sebagai pewarna rambut yang ditujukan untuk menggelapkan, hingga rambut pemakainya berwarna keunguan. Warna ungu itu kemudian mengarah pada penciptaan pewarna rambut sintetis pertama, ketika pada tahun 1800-an ahli kimia menemukan para-fenilendiamin (PPD) dan penggunaannya dalam pembuatan zat warna sintetis.
Pada waktu itu pula, hidrogen peroksida ditemukan, dan dinyatakan sebagai bahan kimia yang lembut dan aman untuk pewarnaan rambut. Kedua penemuan itulah yang lalu membuka jalan bagi Eugène Schueller untuk menciptakan cat rambut komersial pertama yang waktu itu ia namai “Aureole” yang kelak kemudian berubah nama menjadi “L’Oréal”.
Pada saat ini, L’Oréal Group adalah perusahaan kosmetik dan kecantikan terbesar di dunia. Mempekerjakan 52.000 orang, perusahaan ini bermarkas di Clichy, Prancis, dan menghasilkan berbagai macam produk kosmetik yang tersebar ke seluruh dunia.
Itulah perjalanan panjang pewarnaan rambut yang kini menjadi tren dalam dunia kecantikan. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News