Momen berpuasa menjadi kesempatan yang baik berkumpul dengan keluarga tercinta, namun bagi yang merantau ke luar negeri, berpuasa sangatlah berbeda.
Womanindonesia.co.id – Berpuasa di negara orang pastinya memberikan momen tersendiri yang berbeda ketika berpuasa di negara sendiri. Mulai dari segi waktu hingga suasana, apalagi jika kita berada di negara yang minoritas muslim pastinya akan jauh berbeda.
Lantas, bagaimana suka duka berpuasa di negara orang? Simak berikut ini.
6 Suka Duka Berpuasa di Negara Orang
1. Durasi puasa yang berbeda dengan negara sendiri
Hal pertama yang membuat berpuasa di luar negeri sangat menantang adalah jam puasa yang berbeda dengan jam puasa di Indonesia. Pernah kah kamu membayangkan berpuasa lebih dari 16 jam? Itulah yang terjadi di beberapa daerah yang memiliki waktu siang lebih panjang dari malam. Apalagi jika bulan Ramadhan jatuh pada musim panas. Jadi, bagi kamu yang akan berpergian ke luar negeri saat bulan Ramadhan, bersiap ya!
2. Dapat makanan dan minuman gratis
Penduduk Muslim di beberapa negara di Benua Eropa sudah mudah ditemukan. Seperti halnya di Swedia, dimana sebagian penduduknya berasal dari Irak. Mengingat penduduk Muslim sudah lumayan banyak, momen buka puasa di negara ini pun terasa sangat seru, khususnya bagi masyarakat pendatang.
Saat buka puasa tiba, masyarakat pendatang berhak mendapatkan makanan dan minuman gratis dari umat Muslim yang sudah berkeluarga. Jadi, kamu yang kebetulan tinggal di Swedia tidak perlu susah payah memikirkan menu berbuka. Semuanya sudah disiapkan dengan baik, hanya perlu membawa badan saja.
3. Suasana sahur yang sunyi namun hikmat
Selanjutnya, jika kamu biasa dengan suara bedug keliling yang dilakukan anak-anak masjid untuk membangunkan sahur, jangan harap dapat mendengarnya saat kamu berpuasa di luar negeri. Namun, kesunyian yang kamu rasakan sebenarnya dapat menambah kekhusyukan dalam menyantap makan sahur. Apalagi jika kamu berada di kota yang penuh dengan hiruk pikuk kegiatan yang tidak henti seharian. Malam hari saat sahur adalah waktu yang tepat untuk relaksasi diri menikmati kesunyian.
4. Cuaca yang kurang bersahabat
Pada tahun ini, momen puasa jatuh pada Bulan Mei yang ditandai dengan musim panas di luar negeri. Menjalankan puasa pada musim panas tentu kurang menyenangkan, karena paparan sinar matahari membuat tubuh lebih cepat dehidrasi. Sehingga berpuasa menjadi sedikit terganggu.
Belum lagi ditambah perbedaan waktu puasa yang sangat signifikan. Seperti halnya di Inggris, dimana waktu berpuasa kurang lebih 18 jam per hari. Hal ini disebabkan karena waktu siang selama musim panas lebih lama dibandingkan waktu malam, sehingga jam buka puasa pun menjadi lama.
5. Tarawih di apartemen
Jangan bayangkan keramaian malam yang penuh dengan lantunan ayat suci al-Quran dan suara canda anak-anak kecil yang bermain sambil menunggu waktu tarawih di masjid. Di luar negeri, khususnya di negara yang berpenduduk muslim minoritas, kamu harus membiasakan diri untuk sholat tarawih di apartemen bersama kerabat muslim terdekat.
Jika kamu beruntung dan mendapatkan lokasi tinggal dekat dengan masjid, kamu akan mendapat kesempatan untuk sholat tarawih berjamaah dengan saudara seiman dari berbagai kewarganegaraan. Niat untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan tidak boleh kendur, ya!
6. Berbuka tanpa menu khas Indonesia
Menu takjil seperti kolak, lontong, gorengan, atau es serut tidak akan kamu dapatkan di luar negeri, apalagi di Benua Eropa dan Amerika. Makanan yang disajikan di negara ini lebih mengarah ke masakan western, sehingga kamu akan sering merasa janggal saat momen berbuka tiba.
Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa menikmati takjil khas Indonesia. Menu ini tetap bisa dinikmati, namun harus memasaknya sendiri. Bersyukurlah kalau bahan-bahan pembuatnya tersedia di luar negeri. Kalau tidak, kamu harus absen takjil dulu selama bulan puasa nanti.
Itulah beberapa suka duka berpuasa di negara orang. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News