Tradisi puasa umat muslim di setiap negara berbeda-beda meskipun puasa memiliki subtansi yang sama.
Womanindonesia.co.id – Puasa Ramadhan berlangsung sebulan penuh, bisa 29 atau 30 hari, tergantung penampakan hilal.
Ramadhan adalah saat ketika umat Islam berkonsentrasi pada iman mereka dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk urusan kehidupan sehari-hari mereka. Ini adalah waktu ibadah dan kontemplasi.
Puasa dianggap sebagai tindakan ibadah, yang memungkinkan umat Islam untuk merasa lebih dekat dengan Tuhan dan memperkuat kesehatan spiritual dan disiplin diri mereka. Lantas, bagaimana ragam tradisi puasa muslim di dunia? untuk itu, simak berikut ini.
Mengintip 6 Tradisi Puasa Muslim di Dunia
1. Tradisi Puasa di Rusia
Umat muslim di negeri beruang putih ini menempuh durasi puasa yang lumayan panjang, yaitu 17 jam sehari. Di sekitar bulan Ramadhan, hampir seluruh masjid menggelar bazaar dadakan, menjual segala pernak-pernik seperti buku-buku Islami, minyak wangi, kopiah dan berbagai suvernir berbau Ramadhan.
Walau populasi muslim di Rusia tidak begitu banyak, terasa betul suasana kekeluargaan disaat berbuka puasa. Sebagian besar yang menjalani ibadah puasa berkumpul di masjid saat berbuka untuk shalat dan menikmati hidangan iftar bersama. Kazan Arena di Kazan, Rusia, pun dari tahun ke tahun menggelar shalat dan berbuka bersama, dihadiri lebih dari 10,000 orang.
Makanan khas Rusia yang sering ditemukan saat berbuka adalah plov. Plov merupakan nasi yang dimasak dengan kaldu dan daging dimasak dengan rempah-rempah, menghasilkan hidangan yang begitu nikmat. Untuk minuman, plov sering dipasangkan dengan kvass, yaitu semacam minuman fermentasi non-alkohol khas Rusia.
2. Tradisi Puasa di Korea Selatan
Di negeri yang identik dengan K-Pop ini, populasi umat muslim hanya sedikit sekali. Tapi bukanlah sebuah keputusan yang buruk untuk mencoba suasana Ramadan di Korea Selatan, loh. Di sini, terdapat sebuah daerah di Seoul bernama Itaewon yang bisa dibilang tempat yang paling muslim-friendly di Korea Selatan.
Itaewon terkenal sebagai wilayah multikultural yang menjadi zona wisata para turis, hal ini disebabkan karena ada begitu banyak orang dari berbagai bangsa serta puluhan restoran Asia hingga Eropa terkumpul di daerah ini.
Di daerah ini pula berdiri masjid terbesar di Korea Selatan, yaitu Seoul Central Mosque. Pada bulan Ramadan, masjid ini akan selalu ramai dengan umat muslim yang hendak melaksanakan sholat tarawih dan buka bersama.
Kamu juga bisa bertemu dengan sesama komunitas muslim dari berbagai negara seperti Malaysia, Turki, dan lainnya di sini. Biasanya masjid juga menyediakan takjil seperti buah-buahan, kurma, dan hidangan halal lainnya, loh.
3. Tradisi Puasa di Arab Saudi
Di sejumlah negara di Arab ada seorang yang disebut sebagai Mesaharaty atau “penyeru malam”. Mesaharaty akan berkeliling di jalan-jalan desa sambil memukul drum dengan dan berseru untuk menandai waktu bangun sahur. Di beberapa negara seperti Arab Saudi, Yaman, dan Mesir, khususnya di desa-desa, kebiasaan ini masih menjadi hal yang sudah biasa dijalani.
4. Tradisi Puasa di Turki
Bunyi drum memecah keheningan malam di Turki. Contohnya di Istanbul, lebih dari 2000 lelaki berpakaian tradisional Ottoman berkeliling kota menbunyikan drum setiap hari di bulan Ramadhan, membangunkan warga untuk sahur.
Tradisi ini adalah tradisi yang sudah dipapaskan turun menurun dari generasi ke generasi. Drum memang tidak hanya digunakan pada saat Ramadhan, tetapi juga dipakai untuk memeriahkan pesta-pesta besar mulai dari pernikahan sampai berbagai perayaan.
Namun khusus pada saat Ramadhan, banyak warga yang bergantung oleh para pemain drum ini agar tidak lupa bangun untuk sahur. Tradisi ini sangat dicintai oleh sebagian besar warga setempat, kecuali minoritas kecil seperti para lansia atau ibu-ibu muda yang baru saja melahirkan. Tidak ada bulan Ramadhan tanpa bunyi drum, kata mereka.
5. Tradisi Puasa di Irak
Dari semua tradisi Ramadhan di Irak, yang paling terkenal adalah permainan Mheibes. Setelah berbuka puasa saat matahari terbenam setiap hari, para pria di Irak berkumpul di sekitar lingkungan untuk bermain permainan ini. Ada dua kelompok. Setiap grup terdiri dari sekitar 40 hingga 250 pemain sekaligus. Tim bergantian menyembunyikan cincin.
Permainan dimulai dengan pemimpin satu kelompok diam-diam memberikan cincin kepada salah satu anggota timnya. Anggota tim lainnya duduk di tanah dengan kepalan tangan mereka diletakkan di pangkuan mereka. Tim lain harus menebak anggota mana yang memiliki cincin itu. Permainan ini sederhana namun menarik dan telah diturunkan dari generasi ke generasi di Irak.
Itulah beberapa tradisi puasa muslim di berbagai negara. Semoga bermanfaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News