Womanindonesia.co.id – Kolaborasi bukan sekadar soal bekerja bersama lebih dari itu, ia menjadi pertemuan ide, identitas, dan semangat yang berani menembus batas. Hal ini tercermin dalam kerja sama terbaru antara IQOS dan merek desain asal Italia, SELETTI, yang mempersembahkan instalasi berjudul Curious X: Sensorium Piazza di ajang Milan Design Week 2025.
Kolaborasi ini bukan hanya selebrasi desain, tetapi juga pernyataan berani tentang masa depan: bebas asap, penuh eksplorasi, dan terhubung melalui kreativitas.
Berlokasi di Opificio 31, kawasan Tortona Rocks yang menjadi jantung inovasi dan seni kontemporer Milan, instalasi ini menjadi titik temu antara desain klasik Italia dan semangat disruptif teknologi modern. Sensorium Piazza adalah ruang yang mengaburkan batas antara fisik dan digital, sekaligus merayakan rasa ingin tahu sebagai landasan dari setiap bentuk kemajuan.
Bagi IQOS, yang kini telah digunakan oleh lebih dari 32 juta pengguna dewasa di seluruh dunia, kolaborasi ini merupakan bagian dari peluncuran platform baru bernama IQOS Curious X. Sebuah inisiatif yang menempatkan rasa ingin tahu sebagai motor penggerak inovasi menuju masa depan bebas asap, menjangkau mereka yang telah memilih untuk beralih dari rokok.
“Rasa ingin tahu yang terus hidup di IQOS adalah daya dorong utama kami untuk terus mengembangkan alternatif bebas asap yang lebih baik dibandingkan terus merokok,” ujar Stefano Volpetti, Presiden Produk Bebas Asap dan Chief Consumer Officer Philip Morris International dalam keterangan persnya, Kamis (15/5).
Instalasi ini menantang status quo dengan membawa pengunjung ke dalam pengalaman imersif multisensori. Di siang hari, Sensorium Piazza berfungsi sebagai ruang sosial dan kontemplatif.
Saat malam tiba, ruang ini berubah menjadi panggung hidup yang menyimpan memori kolektif pengunjung melalui suara, cahaya, dan bayangan mereka – menciptakan arsip koneksi manusia yang terus berkembang. Semua ini diciptakan dalam kanvas digital yang terus berubah berdasarkan interaksi nyata para tamu.
Stefano Seletti, Direktur Kreatif sekaligus CEO SELETTI, menyampaikan bahwa filosofi perusahaannya yang mengusung konsep revolusi mendorong mereka untuk selalu tampil berbeda. “Kreativitas pada dasarnya adalah inovasi. Anda harus selalu melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya,” tegasnya.
Dikenal sejak 1964 sebagai pelopor desain eksentrik dengan cita rasa pop dan sentuhan nyentrik khas Italia, SELETTI memberikan warna baru dalam dunia instalasi modern melalui perpaduan estetika klasik dan kontemporer.
Pendekatan visual yang ekspresif, penuh kontras, dan tak terduga ini sejalan dengan semangat IQOS dalam mendefinisikan ulang pengalaman konsumen yang ingin meninggalkan rokok dan memilih alternatif bebas asap.
Sensorium Piazza juga mencerminkan semangat demokratisasi pengalaman – sebuah gagasan bahwa setiap orang, dari latar belakang apa pun, memiliki akses yang sama untuk mengalami, menafsirkan, dan terhubung dengan dunia melalui indera mereka. Dalam konteks ini, Sensorium Piazza tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga pernyataan sosial tentang pentingnya koneksi manusia di era digital.
Lebih dari sekadar instalasi seni, Curious X: Sensorium Piazza adalah simbol dari perubahan gaya hidup dan cara pandang. Ia memperlihatkan bagaimana desain bisa menjadi medium untuk memprovokasi rasa ingin tahu, memicu dialog, dan mendorong peralihan menuju pilihan yang lebih baik.
Dengan latar Milan yang menjadi pusat estetika dunia, kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam perjalanan IQOS membangun masa depan tanpa asap rokok.
Sebagai bagian dari Milan Design Week, instalasi ini tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga pengalaman emosional dan intelektual bagi pengunjungnya. Setiap orang yang hadir bukan sekadar penonton, melainkan aktor utama yang menciptakan interaksi, membentuk cerita, dan membawa pulang inspirasi dari ruang yang menggugah ini.
Melalui Curious X: Sensorium Piazza, IQOS dan SELETTI mengajak dunia untuk terus penasaran, terus bereksplorasi, dan terus bertanya: jika yang lama sudah usang, mengapa tidak menciptakan cara baru yang lebih baik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News