Minum air hujan secara langsung tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko penyakit, jika dibandingkan dengan mereka yang meminum air hujan yang disaring.
Womanindonesia.co.id – Ketika ada pertanyaan “Pernahkah Anda Minum Air Hujan” kita akan teringat masa kecil. Ketika musim hujan, anak-anak akan berlarian keluar rumah untuk mandi hujan, sesekali menadahkan mulut agar rintikan air hujan masuk ke tenggoroka.
Bahkan orang yang tinggal daerah yang kesulitan akses air bersih, mereka akan menampung air hujan untuk memasak, mencuci, mandi bahkan diminum tanpa dimasak terlebih dahulu.
Hujan merupakan uap air yang terkondensasi dan jatuh dari atmosfer ke bumi dengan segala bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi. Hujan jatuh ke bumi karena awan terisi penuh dengan embun yang menjadi air.
Kandungan Air Hujan
Air hujan sebagai salah satu jenis air yang ada di Bumi mempunyai perbedaan dengan jenis air yang lainnya. Secara fisik kita mungkin akan menganggap bahwa air hujan sama saja dengan air yang lainnya. Namun jika diteliti lebih lanjut mengenai kandungannya, air hujan mempunyai beberapa perbedaan. Beberapa kandungan yang dimiliki oleh air hujan antara lain adalah sebagai berikut:
Asam: Asam merupakan kandungan yang paling besar yang terdapat di dalam air hujan. Sebagian besar orang juga telah mengetahui bahwasannya air hujan mengandung banyak asam. Maka dari itulah air hujan akan sangat mudah untuk membuat besi menjadi berkarat. Umumnya sifat asam ini berasal dari
kandungan zat CO2 yang terdapat pada air.
H2O atau uap air: Ini adalah kandungan yang paling besar. Sebanyak 99% air hujan mengandung zat ini karena memang asalnya hujan adalah dari zat ini.
Garam: Barangkali tidak semua air hujan mengandung garam. Namun dibeberapa wilayah turun hujan, air hujan akan mengandung garam. Air hujan yang mengandung garam terutama terdapat di daerah laut.
Dan apabila hujan turun bukan di daerah laut maka kandungan garamnya hanya sedikit, atau
bahkan tidak ada.
Zat-zat padat lainnya. Kandungan yang dimiliki air hujan yang selanjutnya adalah kandungan zat- zat padat seperti debu- debu , atau zat padat yang mudah larut serta gas.
Namun tidak semua air hujan mempunyai kandungan yang sama. Kandungan yang dimiliki oleh air hujan ini tergantung pada kondisi geologi, jumlah penduduk, aktivitas manusia di daerah tersebut. Sehingga didaerah pegunungan kandungan airnya akan berbeda dengan hujan yang terjadi di daerah laut. Di daerah laut kemungkinan kandungan garamnya sangat banyak, sementara di daerah pegunungan kandungan garamnya akan sedikit bahkan tidak ada sama sekali.
Hasil Penelitian Minum Air Hujan Mentah
Sebuah studi pertama di dunia oleh para peneliti Monash University tentang kesehatan keluarga yang minum air hujan telah menemukan bahwa air hujan aman untuk diminum. Penelitian ini dipimpin oleh Associate Professor Karin Leder dari Department of Epidemiology and Preventive Medicine bekerja sama dengan Water Quality Research Australia (sebelumnya Cooperative Research Center for Water Quality and Treatment).
“Ini adalah studi pertama dari jenisnya. Sampai saat ini, belum ada studi prospektif acak untuk menyelidiki efek kesehatan dari konsumsi air hujan, baik di Australia maupun internasional,” kata Associate Professor Leder dikutip dari laman eurekalert.
Penelitian ini melibatkan 300 ratus rumah tangga sukarelawan di Adelaide yang diberi filter untuk mengolah air hujan mereka. Hanya setengah dari filter yang nyata sedangkan sisanya adalah filter ‘palsu’ yang terlihat nyata tetapi tidak mengandung filter.
Para perumah tangga tidak tahu apakah mereka memiliki penyaring yang sebenarnya. Keluarga mencatat kesehatan mereka selama periode 12 bulan, setelah itu hasil kesehatan dari kedua kelompok dibandingkan.
“Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat gastroenteritis antara kedua kelompok sangat mirip. Orang yang minum air hujan yang tidak diolah menunjukkan peningkatan penyakit yang tidak terukur dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi air hujan yang disaring,” kata Associate Professor Leder.
Adelaide adalah lokasi yang dipilih untuk penelitian karena merupakan kota dengan penggunaan tangki air hujan tertinggi di Australia.
Associate Professor Leder mengatakan beberapa otoritas kesehatan memiliki keraguan tentang minum air hujan karena masalah keamanan, terutama di kota-kota di mana air utama berkualitas baik tersedia.
“Penelitian ini menegaskan bahwa ada risiko penyakit yang rendah. Hasilnya mungkin tidak berlaku di semua situasi; namun temuan tentang risiko penyakit yang rendah dari minum air hujan tentu menyiratkan bahwa itu dapat digunakan untuk aktivitas seperti mandi/mandi di mana tidak sengaja. atau tertelan secara tidak sengaja dalam jumlah kecil dapat terjadi.
“Perluasan penggunaan air hujan untuk berbagai keperluan rumah tangga dapat dipertimbangkan dan di masa kekeringan saat ini, kami ingin mendorong masyarakat untuk menggunakan air hujan sebagai sumber daya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News