Womanindonesia.co.id – Hari Sungai Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 37 Juli. Peringatan ini guna menggerakkan kepedulian masyarakat dalam mengelola sungai – sungai di Indonesia. Hari Sungai Nasional ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2011.
Berdasarkan data BPS sekitar 46% sungai di Indonesia termasuk dalam keadaan tercemar berat, 32% termasuk dalam keadaan tercemar sedang berat, 14% termasuk dalam tercemar sedang, dan 8% nya termasuk tercemar ringan.
Dengan adanya Hari Sungai Nasional ini diharapkan masyrakat lebih peduli dalam menjaga baik kebersihan dan kelestarian sungai – sungai tercemar di Indonesia.
Landasan Hari Sungai Nasional
Melansir dari nasionalgeographic, Hari Sungai Nasional pada 27 Juli ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 2011. Ketetapan ini termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, Pasal 74.
Bunyi pasal tersebut adalah berikut: “Dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap sungai, tanggal ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini ditetapkan sebagai Hari Sungai Nasional.”
Dengan adanya Hari Sungai Nasional ini, masyarakat diharapkan lebih peduli dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai-sungai di Indonesia.
Selain itu, adanya Hari Sungai Nasional ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melakukan proses “penyembuhan” dan pemulihan pada sungai-sungai yang rusak dan tercemar di Indonesia.
Di Indonesia terdapat sedikitnya 330 sungai besar, yang melahirkan sejumlah kerajaan besar, seperti Melayu, Tarumanegara, Sriwijaya, dan Majapahit. Namun, seperti data BPS di atas, saat ini sebagian besar kondisi sungai di Indonesia mengalami kerusakan, dengan hampir separuhnya dalam kondisi tercemar berat.
Kerusakan ini diperkirakan sebagai dampak dari kegiatan ekonomi ekstraktif, seperti perkebunan, pertambangan, dan industri. Pembuangan limbah domestik atau rumah tangga juga turut merusak sungai-sungai di Indonesia.
Sungai Ciliwung adalah salah satu contohnya. Hasil penelitian pada tahun 2018 mengindikasikan bahwa sungai Ciliwung, yang membelah ibukota negara, Jakarta, berada dalam daftar sungai terkotor di dunia.
Angka ini jauh lebih tinggi daripada sungai Chao Phraya di Thailand sebanyak 5.000 barang per jam, sungai Seine di Prancis sebanyak 700 per jam and sungai Rhine di Belanda dengan 80 per jam.
Selain itu, studi ini juga menghitung berat total sampah plastik dari seluruh kali di Jakarta mencapai 2,1 juta kilogram. Ini setara dengan 1.000 mobil Tesla Model S.
Sungai Citarum juga tidak kalah populer di dunia internasional. Bank Dunia pernah menyatakan Citarum sebagai sungai terkotor di dunia sejak lebih dari satu dekade lalu.
Julukan ini digunakan oleh para peneliti, pemerhati lingkungan, dan praktisi media untuk mendeskripsikan betapa banyak dan gawatnya limbah yang mencemari Citarum.
Kondisi pencemaran di Sungai Citarum ini tetap menjadi perhatian banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri, hingga sekarang.
Media Inggris bernama Channel 4, salah satunya, pernah meliput dan menobatkan Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia. Liputan mereka antara lain memperlihatkan warna sungai itu menjadi berwarna-warni akibat limbah dari pabrik tekstil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News