WomanIndonesia.co.id – Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Rakyat China (RRC) di Jakarta, mengadakan webinar bertajuk: ‘Peluang Investasi di Koridor Ekonomi China Pakistan’ pada 22 April lalu.
Webinar tersebut bertujuan untuk menyoroti pencapaian CPEC sebagai unggulan proyek BRI dan menyoroti konsep inklusivitas dan keterbukaannya kepada pihak ketiga. Fokus acara adalah menggarisbawahi bahwa CPEC, setelah berhasil menyelesaikan fase awalnya, kini telah memasuki fase ke-2, mendirikan sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sepanjang rutenya, dan bahwa KEK tersebut memberikan peluang investasi yang luas bagi investor dari negara ketiga termasuk Indonesia. Webinar dihadiri oleh investor terkemuka, pengusaha, akademisi, pakar dan media house dari Indonesia dan China.
Webinar ini dibawakan oleh pembicara dari Pakistan, Cina dan Indonesia. Pembicara utama termasuk Atif R. Bokhari – Menteri Negara / Ketua Dewan Investasi Pakistan, Septian Hario Seto – Wakil Menteri Koordinasi Penanaman Modal & Pertambangan Republik Indonesia, dan Ying Xiong – Direktur Jenderal, NDRC, Cina.
Muhammad Bawazeer dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Ikmal Lukman – Wakil Ketua Badan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia juga berbicara dalam kesempatan tersebut. Pada kesempatan tersebut para ahli dari BOI Pakistan, NDRC China dan KADIN Indonesia membuat presentasi.
Dalam sambutan pembukaannya, Duta Besar Pakistan Muhammad Hassan menyambut para peserta dan menyatakan bahwa China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) – sebuah proyek percontohan penting dari Belt and Road Initiative – adalah usaha yang tak tertandingi untuk konektivitas regional dan pembangunan infrastruktur yang menghubungkan tiga wilayah: Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Barat dengan Cina / Asia Tenggara melalui Pakistan.
Ia menyebutkan, pemerintah Pakistan memberikan insentif khusus untuk investasi di berbagai proyek CPEC dan mengajak perusahaan Indonesia untuk memanfaatkan insentif tersebut.
Merujuk pada persahabatan dan kemitraan strategis Tiongkok-Pakistan yang tahan segala cuaca, Duta Besar Xiao Qian dari Tiongkok menyatakan bahwa CPEC telah menciptakan peluang yang melimpah dan menguntungkan bagi para pengusaha dan investor, termasuk dari Indonesia. Dia menunjukkan bahwa ada peluang bagus untuk mengeksplorasi kemungkinan korporasi trilateral di berbagai bidang seperti konektivitas regional, kawasan industri, memerangi pandemi COVID-19 dan kesehatan masyarakat serta bergabung dengan alokasi sumber daya di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.
Dia juga mengusulkan untuk mengintegrasikan rantai pasokan dari seluruh kawasan untuk tujuan akhir pembangunan bersama dan manfaat bagi masyarakat di tiga negara.
“CPEC Industrial Cooperation (IC) adalah upaya jangka panjang yang semakin meningkat. Ia menyebutkan, Kerja Sama Industri tidak hanya terbatas di Pakistan dan China, karena negara lain, khususnya Indonesia, akan sangat terbuka untuk berpartisipasi,” kata Atif pada webinar itu.
Dia menggarisbawahi bahwa fase pertama CPEC telah berhasil diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur, proyek kereta api dan pembangkit listrik, yang memberikan Pakistan tulang punggung untuk pengembangan industri.
Dia menguraikan secara singkat kebijakan yang kondusif dari pemerintah untuk menarik investasi asing di Pakistan dan menyatakan bahwa banyak perusahaan asing telah menikmati insentif dan keuntungan yang ditawarkan. Dia mengundang bisnis Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari rezim investasi Pakistan terutama peluang di bawah CPEC.
Sambil mengutip perdagangan bilateral antara Pakistan dan Indonesia, Septian Hario Seto, Deputi Menteri Koordinasi Penanaman Modal & Pertambangan, Indonesia menyatakan bahwa dari total perdagangan bilateral sebesar USD $ 2,3 miliar pada tahun 2020, minyak sawit (produk CPO) Indonesia memberikan kontribusi sebesar USD $ 1,7. milyar.
Ia berharap investor Indonesia dapat menjajaki investasi produksi dan pengolahan CPO di Pakistan untuk membangun industri hilir di sepanjang koridor CPEC.
Pembicara bahasa Mandarin dari NDRC dan pakar bahasa China juga menekankan pentingnya webinar yang diadakan satu bulan sebelum peringatan 70 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara Pakistan dan China.
Mereka menegaskan kembali bahwa hubungan historis dan persahabatan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Pakistan dan China akan tumbuh lebih kuat selama bertahun-tahun dan menyoroti nilai-nilai kerja sama industri di bawah CPEC dan inklusivitas cakupan dan keterbukaannya kepada semua negara untuk investasi.
Muhammad Bawazeer dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memaparkan secara detail prospek industri daging halal Pakistan dan potensi ekspornya ke dunia termasuk Indonesia. Ia juga menyinggung soal investasi perusahaan Indomie Indonesia di Pakistan.
Di akhir sesi, Bapak Asim Ayyub, dari Board of Investment, Pakistan memberikan presentasi rinci mengenai rezim investasi Pakistan dan peluang bagi investor asing di bawah CPEC termasuk dari Indonesia. Presentasinya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News