WomanIndonesia.co.id – Aktris Sandra Dewi kini tengah menanti kelahiran buah hatinya yang kedua. Kini usia kehamilan Sandra sudah menginjak usia 8 bulan.
Sebelum melahirkan Raphael Moeis (16 bulan), Sandra Dewi pernah mengalami keguguran atau biasa disebut kehamilan kosong (blighted ovum).
Tidak banyak orang yang tahu bahwa Sandra pernah mengalami pengalaman buruk gagal melahirkan buah hatinya.
“Baru kali ini saya mengungkapkan kalau saya pernah mengalami blighted ovum (kehamilan kosong setelah menikah,” ujar Sandra Dewi di sela-sela peluncuran buku ‘Hamil & Parenting Tanpa Galau’ di Jakarta, Rabu (26/6).
“Jadi ketika nikah awal November, kemudian saya honeymon, saya pulangnya positif. Ternyata ketika saya cek itu blighted ovum. Janin tidak berkembang. Wah, hancur dunia rasanya, jadi semakin cemas dan galau, stres,” lanjut Sandra.
Ketika tahu kehamilannya tidak berkembang, Sandra segera mendapatkan tindakan untuk memulihkan kandungannya. Dokter pun akhirnya menyarankan Sandra untuk istirahat selama tiga bulan sebelum melakukan program kehamilan selanjutnya.
Sandra pun bersyukur bahwa ketika tiga bulan kemudian ia kembali dipercaya Yang Maha Kuasa untuk hamil. Namun tentu saja ada rasa ketakutan yang dipendamnya mengingat kehamilan pertamanya gagal berkembang.
“Saya sudah dibesarkan hati oleh dokter, saya harus sabar akhirnya saya bisa hamil. Empat belas hari setelah mens, saya coba lagi dan akhirnya dapat lagi, tapi masih galau apa saya bisa menghasilkan anak yang sehat. Nanya sama semua orang, takut gagal lagi. Untungnya Raphael tumbuh sehat dan berhasil,” tutur Sandra.
Kini di tengah kehamilan anak keduanya, Sandra mengaku galau karena merasa bersalah dengan Raphael yang baru menginjak usia 16 bulan.
“Hamil kedua galaunya lebih ke menjelaskan anak pertama yang masih kecil banget, ‘ini adik kamu’, saya harus jelasin,” imbuhnya.
Sandra Dewi merasa sangat terbantu dengan aplikasi Teman Bumil. Ia menggunakan aplikasi daring ini sampai Raphael Moeis berusia 1 tahun lebih.
Sandra Dewi yang tengah menanti kelahiran anak keduanya merasa beruntung dan tambahan koleksi berupa serial buku dari Teman Bumil.
“Dengan kehadiran buku gan Kehamilan Tanpa Galau dan Parenting Tanpa Galau ini tentu membuat saya semakin percaya diri menghadapi kehamilan dan persalinan anak kedua. Apalagi bukunya dikemas sangat menarik dan informatif. Para ibu harus mengoleksinya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News