Womanindonesia.co.id – Siapa sangka satu butir telur setiap hari bisa membawa perubahan besar bagi masa depan anak-anak Indonesia? Telur, yang selama ini dikenal sebagai lauk sederhana, ternyata memiliki manfaat luar biasa dalam mencegah stunting yang masih menjadi masalah serius di berbagai daerah.
Hampir satu dari lima anak di bawah usia lima tahun di Indonesia berisiko mengalami stunting. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan otak dan kesehatan jangka panjang anak.
Menjawab tantangan tersebut, Edu Farmers International Foundation menggandeng penyedia teknologi AI, KeyReply, serta dukungan hibah dari Infoxchange, meluncurkan program ZeroStunting. Program ini menekankan pentingnya konsumsi satu butir telur setiap hari sebagai intervensi sederhana namun efektif dalam mencegah stunting.
Telur merupakan sumber protein hewani yang kaya akan zat gizi penting seperti kolin, vitamin D, dan zat besi. Konsumsi satu telur per hari selama enam bulan terbukti dapat meningkatkan berat dan tinggi badan anak serta menurunkan risiko stunting.
“Telur itu murah, mudah didapat, dan penuh gizi. Program kami ingin memastikan setiap anak mendapatkan satu butir telur per hari sebagai bentuk intervensi sederhana tapi sangat efektif untuk mencegah stunting,” ujar dr. Lukmanul Hafiz, Kepala Program & Operasi Stunting di Edu Farmers Foundation.
Melalui kampanye One Day, One Egg, ZeroStunting menyalurkan telur bersubsidi atau donasi kepada keluarga yang memiliki anak berisiko stunting. Orang tua juga diajak mencatat konsumsi harian anak melalui aplikasi WhatsApp yang terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan.

“Platform ZeroStunting kami memanfaatkan WhatsApp yang didukung AI untuk mengumpulkan data konsumsi telur harian anak secara real time. Dari situ kami bisa mendeteksi kekurangan gizi dan melakukan intervensi tepat waktu,” lanjut dr. Lukman.
Data yang dikumpulkan digunakan untuk melacak perkembangan anak, memvalidasi laporan gizi, dan mengidentifikasi tren yang perlu ditangani. Sistem AI dari KeyReply membantu menganalisis data dengan cepat dan memberikan rekomendasi gizi yang sesuai.
“Solusi kami memungkinkan Edu Farmers untuk menerapkan pendekatan yang lebih efisien dan skalabel dalam mengatasi malnutrisi. Melalui AI, kami bisa menyampaikan panduan gizi yang lebih personal dan empatik kepada setiap orang tua,” jelas Peiru Teo, CEO KeyReply.
Sejak 2022, program ZeroStunting telah menjangkau hampir 2.000 anak di 66 kecamatan dan desa. Tingkat kepatuhan orang tua yang memberikan telur harian mencapai 70-80 persen. Program ini menargetkan peningkatan partisipasi sebesar 10-15 persen dalam waktu dekat.
Dalam studi awal, diketahui bahwa satu sesi edukasi gizi selama dua jam saja bisa meningkatkan pengetahuan orang tua sebesar 13 persen. Dengan dukungan teknologi, peningkatan ini ditargetkan mencapai 25-35 persen. Program juga menargetkan agar 30 persen lebih banyak keluarga dapat mengadopsi pola makan sehat secara berkelanjutan.
Tanpa intervensi digital, penurunan angka stunting rata-rata sebesar 17 persen. Namun melalui kampanye One Day, One Egg, ZeroStunting menargetkan tambahan penurunan sebesar 3 hingga 7 persen dalam setiap siklus program enam bulan.
Program ini dimulai dari pengumpulan data balita, validasi status gizi, hingga distribusi telur dari petani lokal. Selain itu, dilakukan edukasi kepada orang tua, pelacakan pertumbuhan anak, dan analisis data berbasis AI untuk perbaikan berkelanjutan.
Semua upaya ini dilakukan agar anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang layak dan orang tua dapat terlibat aktif dalam menjaga tumbuh kembang anak. Kolaborasi antara teknologi, edukasi, dan empati menjadi kunci untuk melawan stunting secara efektif dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News