Down Syndrome merupakan kondisi keterbelakangan fisik dan mental akibat perkembangan kromosom 21 yang tidak normal.
Womanindonesia.co.id – Meskipun penderita Down Syndrome dianggap sebagai keterbelakangan fisik dan mental, namun bukan berarti tidak bisa menjalani hidup normal seperti orang-orang pada umumnya. Down syndrom bukanlah halangan bagi seseorang untuk berprestasi dan meraih kesuksesan. Seperti yang terjadi pada beberapa orang berikut ini yang terlahir dengan down syndrome.
Penderita Down Syndrome yang Berprestasi
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa orang berprestasi meski down syndrome.
1. Zhou Zhou
Zhou-Zhou adalah remaja down syndrome dari China yang IQ nya cuma 30. Walaupun tidak pernah belajar musik ia mampu menjadi konduktor hebat pada Orkes Simfoni Nasional China.
Sewaktu kecil diceritakan Zhou suka sekali mengikuti ayahnya, seorang pemain cello di Wuhan Symphony Orchestra. Saat semua pemain tengah beristirahat, Zhou akan langsung naik ke atas panggung dan mulai menirukan gaya seorang konduktor saat memimpin orkestra.
Suatu hari seorang murid yang tengah membuat film dokumenter memperhatikan aksi Zhou saat menirukan gaya sang konduktor yang baru saja memainkan lagu Overture Bizet dari Opera Carmen.
Kini Zhou Zhou telah menjadi konduktor yang paling dihomati diseluruh dunia. Ia pun dikenal sebagai konduktor National Symphony Orchestra dan Cincinnati Pops Orchestra dan satu-satunya konduktor yang tidak bisa membaca not balok dan bergabung dengan orchestra.
2. Stephanie Handojo
Indonesia juga punya sosok down syndrom yang berprestasi dan menginspirasi, namanya Stephanie Handojo. Di balik keterbatasannya, perempuan asal Surabaya ini memiliki segudang prestasi. Ketika berusia 12 tahun, ia berhasil menjadi juara pertama dalam kejuaraan Porcada (Pekan Olahraga Cacat Daerah). Pada tahun 2011 ia mampu meraih medali emas dalam cabang olahraga renang dalam ajang Special Olympics Worls Summer Games di Athena, untuk nomor 50 meter gaya dada.
Selain prestasinya yang gemilang di bidang olahraga, Stephanie juga menggali bakat lainnya di dunia musik. Ia tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) karena mampu bermain piano dengan 22 lagu selama 2 jam.
3. Ferdhi Ramadhan
Lelaki yang akrab disapa Adi ini membuktikan kalau down syndrome bukan halangan dirinya untuk berprestasi. Sejak usia 9 tahun, Adi sudah bergabung di Special Olympics Indonesia (SOIna) untuk belajar olahraga sambil mengenyam pendidikan. Semangat belajarnya yang tinggi bisa membawanya ke Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk belajar di program diploma Jaminan Mutu Pangan (JMP). Tidak main-main, ia berhasil kuliah di sana setelah lolos seleksi beasiswa Kementerian Sosial. Meski kesulitan belajar, Adi ingin bisa menggapai cita-citanya membuat produk-produk makanan untuk kemudian dijual di warung keluarga.
4. Reviera Novitasari
Reviera Novitasari merupakan anak penderita down syndrome yang berhasil mendapatkan medali perunggu pada perlombaan renang gaya dada dengan jarak 100 meter di kejuaraan renang internasional di Canberra, Australia, 11-13 April 2008.
Kemampuan renangnya memang sudah menonjol sejak kecil. Sadar dengan bakat anak keempatnya itu, orang tuanya memfasilitasi dirinya dengan memberikan latihan renang seminggu dua kali di Club SOINA (Special Olympic Indonesia) Sunter Jakarta.
Derita yang dialami perempuan kelahiran 30 Oktrober 1993 ini memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahkan selama tiga tahun kedua orang tuanya tidak bisa menerima kehadirannya. Hingga akhirnya dia disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dian Grahita Kemayoran Jakarta. Namun siapa sangka, ketika menginjak kelas 2 SMP, Reviera dengan tiba-tiba bisa menulis, membaca dan berhitung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News