Womanindonesia.co.id – Meghan Markle sering berbicara tentang kesehatan mentalnya dan bagaimana dia berjuang dengan itu saat berada di Inggris, di mana dia bekerja sebagai anggota senior keluarga kerajaan Inggris sebelum mengundurkan diri dan pindah ke AS bersama suaminya Pangeran Harry dan putranya Archie.
Dalam episode podcast yang bertajuk Archetypes baru-baru ini, setelah kematian Ratu Elizabeth II, Duchess of Sussex membuka lebih banyak tentang gangguan mental dan bagaimana dia bergulat dengan pikiran melukai diri sendiri.
Ia ditemani oleh beberapa bintang tamu, seperti aktris Constance Wu dan Deepika Padukone. Dalam salah satu perbincangannya, Meghan Markle menjelaskan bahwa sosok yang membuatnya mencari pertolongan ke ahli kesehatan mental adalah suaminya sendiri Pangeran Harry.
“Sepertinya aku sedang berada di titik terendah. Suamiku yang menemukan nomor rujukan untuk aku hubungi,” kata Meghan Markle dikutip dari ET pada Rabu (19/10).
Kemudian, eks pemeran serial Suits itu mencoba menghubungi terapis tersebut. Ketika Meghan meneleponnya, ia merasa bahwa terapis perempuan itu sepertinya sedang berbelanja.
“Aku bisa mendengar suara bip, bip (suara mesin kasir), dan aku mengatakan, ‘hai’, dan memperkenalkan diri sendiri. Aku mengatakan aku butuh bantuan. Dan dia bisa mendengar keadaan mengerikan yang sedang aku alami,” tambahnya.
Momen itulah yang membuka mata Meghan betapa pentingnya untuk mencari bantuan ahli ketika seseorang membutuhkannya. “Aku rasa kita semua harus benar-benar jujur tentang apa yang Anda butuhkan dan tidak sungkan untuk berdamai dan meminta hal tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Constance Wu sempat menangis ketika berbincang-bincang dengan Meghan dalam podcast tersebut. Meghan pun memuji rekan aktrisnya karena mampu mengekspresikan perasaannya.
Emosi yang dikeluarkan oleh Constance Wu sontak mengingatkan Meghan Markle akan kedua anaknya, Archie dan Lilibet. “Emosi yang terinternalisasi, baik kesedihan atau kelegaan atau apa pun, sama seperti yang Anda bicarakan dengan putri Anda,” kata Meghan.
“Ketika Anda melihat anak-anak kita, hal terindah di dunia, meskipun tidak merasa seperti itu saat itu – adalah jika mereka sedang sedih, mereka hanya berteriak dan mengeluarkan semuanya. Mereka melepaskan semuanya,” lanjutnya.
Meghan berharap bisa mengungkapkan perasaannya layaknya kedua anak-anaknya. Namun, ia tidak bisa melakukannya karena dia dibentuk untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang lain.
Apalagi, Meghan mengaku sempat disebut “gila” dan “histeris”. Tidak hanya dirinya, kata Meghan, tapi juga perempuan kebanyakan sering dianggap hal yang sama.
Meghan pun mengajak para pendengar podcast-nya untuk mengangkat tangan jika pernah merasakan hal tersebut. Ia pun melakukan hal yang sama. “Aku ingin menangis sebanyak ini (seperti Constance Wu), tapi saya dikondisikan untuk tetap memiliki ketenangan yang berdanya,” ujarnya.
Meghan dan Constance Wu pun berkelakar bahwa mereka ingin bisa mengeluarkan perasaan layaknya anak-anak mereka. Bahkan, Meghan bercanda bahwa ia berharap bisa merasakan emosinya seperti lagu-lagu Adele.
“Aku ingin merasakannya dengan mendalam layaknya album Adele,” kelakar Meghan. “Ada terlalu banyak emosi yang intens. Kamu hanya perlu mengeluarkan dan membagikannya. Itulah perasaan damai.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News