Womanindonesia.co.id – Venna Melinda menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya Ferry Irawan.
Hal tersebut terjadi di Hotel Kediri, Jawa Timur pada Minggu (8/1). Informasi itu disampaikan langsung oleh Venna Melinda ketika memberikan keterangan ke Polda Jatim pada Kamis (12/1).
Venna Melinda melaporkan sang suami dengan didampingi oleh Hotman Paris selaku kuasa hukum, dan kedua anaknya, Verrel Bramasta dan Athalla Naufal.
Ia menyatakan Ferry sesungguhnya sudah melakukan kekerasan sekitar tiga bulan terakhir. Namun, kejadian yang terjadi di Kediri sudah menjadi puncak sehingga mendorongnya melapor ke polisi pada Senin (9/1).
Lantas seperti apa sosok Venna Melinda?

Berikut profil Venna Melinda:
Memiliki nama lengkap Venna Melinda Bruglia, ia lahir di Surabaya pada 29 Juli 1972 yang merupakan seorang model dan aktris Indonesia.
Ia merupakan pemenang kontes kecantikan Puteri Indonesia 1994. Pada tahun yang sama ia mewakili Indonesia di ajang internasional Miss Universe 1994 di Filipina dan ia menjadi seorang pengamat.
Venna mengawali karir di ranah entertainment dengan manjadi salah satu pemeran dalam film Catatan Si Boy II. Venna mengikuti ajang pemilihan abang None Jakarta pada tahun 1993. Pada tahun 1994, dia kemudian mengikuti ajang Pemilihan Putri Indonesia dan akhirnya keluar sebagai pemenang.
Setelah menjadi Putri Indonesia tahun 1994, karier Venna terus menanjak. Dia pun kembali ke dunia akting dan Multivision Plus mengorbitkannya lewat sinetron Bella Vista 1 dan Bella Vista 2. Sinetron lain yang pernah yang pernah ia bintangi antara lain: Bulan Bukan Perawan, Opera Jakarta, Tersanjung 5 dan Maha Pengasih.
Di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, Venna meluncurkan buku yang berjudul Venna Melinda’s Guide To Good Living. Buku ini mengisahkan keputusannya untuk mengambil langkah kehidupan yang seperti dijalaninya saat ini.
Pada tanggal 15 September 2004. Venna membuat perusahaan recordingnya sendiri yang dia beri label VM (Venna Melinda) Record. Berdirinya perusahaan ini bersamaan dengan album solo yang juga dirilis oleh Venna.
Dalam pembuatan album solonya tersebut, Venna mengeluarkan kocek sendiri termasuk menjadi produser. Sebagai bukti keseriusannya, Venna menggandeng Dian Pramana Putra dan Pongki Singiku untuk membantu perwujudan album perdananya.
Di tahun 2009 Venna merambah dunia politik. Dia berhasil menjadi anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrat. Sejak menjadi anggota Dewan, Venna aktif melakukan kunjungan sosial.
Venna sempat mengunjungi daerah pembuangan sampah di Bantar Gebang untuk mendukung mereka yang kurang mampu di bidang pendidikan.
Karir politik Venna makin mantap di awal 2010 saat dia dicalonkan menjadi bakal calon Bupati Blitar diusung oleh partai Demokrat dengan dukungan PKS, Golkar, dan PKB.
Sejak menjadi anggota Dewan, ibu dua anak ini aktif melakukan kunjungan sosial ke berbagai daerah yang membutuhkan perhatian. Seperti daerah pembuangan sampah di Bantar Gebang.
Selain untuk melihat langsung kondisi masyarakat yang kurang beruntung di kawasan itu, Venna juga memberikan dukungan pada anak-anak kurang mampu khususnya bidang pendidikan yang selama ini menjadi fokus utamanya.
Selain memperjuangkan pendidikan yang layak untuk anak-anak dari keluarga miskin, Venna menyoroti kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional. Maraknya kekerasan di sekolah pun tak lepas dari perhatiannya. Venna mengaku, saat memutuskan terjun ke dunia politik, dirinya tak pernah setengah-setengah.
Meski kerap disibukkan dengan jadwal rapat dan kunjungan ke berbagai daerah, istri dari Ivan Fadilla Soedjoko ini tak melupakan kodratnya sebagai ibu dan istri. Venna mengaku, ia kerap diprotes anak-anaknya lantaran terlalu sibuk. Maka, ia tetap berusaha menyediakan waktu bagi kedua putranya yang kini mulai beranjak dewasa.
Kronologi KDRT:
Semua bermula saat ia dan Ferry berangkat menuju daerah konstituennya di Kediri. Hal itu dikarenakan Venna berencana maju sebagai bakal calon legislatif (caleg) anggota DPR RI melalui Perindo untuk dapil itu.
“Saya berangkat [ke Kediri] itu dalam keadaan asam lambung, saya muntah-muntah tidak bisa makan,” kata Venna, usai diperiksa di Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (12/1).
Namun, Ferry selama perjalanan meminta Venna untuk melakukan hubungan suami istri setelah sampai di Kediri. Venna pun mengiyakan karena kondisinya tengah sakit.
Ketika sampai di Kediri pada Sabtu (7/1) malam, Venna yang sejak awal sakit dan kelelahan akhirnya tertidur. Ia juga mengaku rasa kantuk itu juga muncul karena pengaruh obat lambung.
Namun, pukul 03.00, Minggu (8/1) dini hari, Ferry kembali berusaha membujuk Venna untuk berhubungan seks. Venna pun kembali menolak permintaan itu.
“Jam 03.00 WIB itu dia berusaha untuk melakukan hubungan, tapi saya enggak mau, karena saya capek, saya mau kerja, besok pagi saya sudah janji ke Tulungagung dengan teman-teman struktur dan masyarakat,” ucapnya.
Saat dia bangun, sekitar pukul 06.00 WIB, Ferry ternyata mengirimkan tautan berisi artikel dosa istri yang menolak permintaan suami. Tautan itu membuat keduanya cekcok.
“Jam 06.00 WIB pagi saya bangun, saya dikirimin link. Disindir inilah dosa perempuan harusnya tidak begitu di situ saya terganggu,” katanya.
“Saya bilang sekarang saya sudah berhijab, Tapi dia toel semua organ saya, kasar lah. Kami ribut, saya bilang mau kerja, akhirnya dia meluk, dia minta maaf,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News